35

95 3 0
                                    

"Sudah saya katakan, jangan ganggu keluarga saya lagi! Sudah cukup kamu membuat anak saya semakin jauh! Jangan buat saya semakin tidak mengenalnya!"

Beryl yang baru saja duduk di dalam cafe lamat-lamat mendengar suara pria dewasa yang tengah berteriak marah.

"Tidak ada kesempatan ke dua, apa kau gila?! Jalang! Menjauh dariku!"

Prang...

Suara bantingan gelas yang cukup nyaring dan pekikan seorang wanita menarik perhatian Beryl. Suara itu berasal dari salah satu ruang privat dengan pintu yang setengah terbuka.

Beryl berdecak, meletakan rokok yang baru saja ia nyalakan, lalu bergerak untuk melihat keributan di ruang privat.

Beryl hanya melihat di ambang pintu. Seorang wanita mengenakan dress hitam tanpa lengan sedang tertunduk di lantai. Tidak ada tangis ketika pria di hadapannya menendang tubuhnya, wanita itu hanya mendesis dengan senyum miring tercetak di bibirnya seolah menikmati rasa sakit di tubuhnya.

Gila!

Beryl menggeleng takjub. Biasanya wanita akan menangis meraung jika mendapatkan perlakuan seperti itu. Tapi wanita itu malah tersenyum.

"Dasar jalang! Murahan!" maki sang pria sembari melayangkan tendangan.

Beryl menoleh sekilas ketika merasakan seseorang berdiri di sampingnya, ikut menyaksikan adegan penyiksaan di depan matanya.

"Dia ayahuku, dan wanita itu selingkuhannya, dulu," ucap gadis berhoodie hitam yang baru saja bergabung di sampingnya.

Beryl tidak menanggapi. Dia tidak ingin tahu siapa mereka dan bagaimana kisahnya. Dia hanya penasaran dengan keributan yang terjadi, maka dari itu dirinya berada di sini.

"Kamu tau wanita itu?" tanya gadis itu ketika wanita yang sedang mengerang kesakitan itu melihat ke arah mereka.

Beryl sempat membelalak terkejut ketika melihat dengan jelas wajah itu. Dia orang yang sama dengan orang yang bersama Aryo, papanya Luna. Beryl pernah melihat mereka di suatu bar. Mereka sedang melakukan hal yang tidak sewajarnya dilakukan di tempat umum.

Tidak asing lagi bagi Beryl tentang bagaimana kacaunya keluarga Luna. Papanya hobi selingkuh, mamanya sibuk bekerja dan bermain api dengan laki-laki lain. Itulah kenapa Beryl selalu berusaha berada di samping Luna, gadis itu membutuhkan dukungan dan pelukan. 

Dulu saat mereka masih kecil Luna selalu melampiaskan amarahnya dengan memukul, dan Beryl bersedia menjadi samsaknya, tanpa perlawanan. Bukannya tidak mampu melawan, Beryl hanya ingin Luna merasa puas telah melupakan bebannya. 

Belajar berkelahi dan menjadi bagian dari geng motor, Beryl lakukan agar dirinya lebih kuat dan berani. Jika sesuatu buruk terjadi Beryl bisa melindungi Luna. Dia memiliki kuasa dan kekuatan yang tidak mudah dikalahkan bersama geng motornya. Sayangnya dia tersesat, dan tenggelam pada bisnis gelap yang membuatnya harus bersembunyi dengan kepribadian palsu.

"Sebaiknya kau pergi dari sini. Jika tidak ingin di tuduh sebagai pembunuh." Gadis itu menarik Beryl dan bersembunyi di lorong toilet ketika orang yang disebut sebagai ayah dari gadis itu berbalik dan beranjak meninggalkan cafe.

"Lupakan kejadian ini dan pergi dari sini. Aku akan mengurus wanita itu."

Beryl mencekal lengan gadis itu. "Gue ikut," ucapnya. Ini juga bagian dari tugasnya. Wanita itu telah merebut kebahagiaan Luna, Beryl akan mengembalikan kebahagiaan yang telah hilang itu.

Gadis itu tertawa lalu mengangguk disertai seringai meremehkan. "Oke."

Saat kembali ke ruangan tadi, wanita bergaun hitam itu terbaring di lantai dengan darah di sekitar mulutnya.

Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang