"Pak bos? Kenapa di sini? T-tapi tadi kamu masih di.." tanya Kila ambigu.
Fano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari memikirkan alasan apa yang harus ia pakai pada Kila, "Euh.. gua disuruh Oma ke sini." jawabnya sembari memalingkan wajahnya.
Kila semakin kebigungan, kenapa neneknya menyuruh Fano agar kerumah dirinya, untuk apa?
"Buat apa?" tanya nya lagi semakin penasaran.
"Lu gak usah mikir macem-macem deh, gua ke sini juga kepaksa kali." ketus Fano.
"Iya buat apa? Nenek kamu nyuruh apa ke sini?" tanya Kila yang semakin-semakin penasaran.
Fano terdiam sejenak, pikirannya terus melayang-layang, alasan apa yang harus ia pakai, karena sebenarnya neneknya sama sekali tidak pernah menyuruh dirinya untuk ke rumah Kila.
40 menit yang lalu~
Setelah Kila tidak terlihat lagi, Fano segera kembali masuk ke dalam restauran nya, namun di pintu masuk ia berpapasan dengan Maya dan Ata yang berniat makan bersama di tempatnya itu.
"Lho bro, lu juga di sini?" tanya Ata padanya.
Maya berbisik pelan pada Ata, "sttt, ini restauran punya dia." ucapnya.
Aya tertawa sedikit, "haha, ternyata Lo yang punya nya, keren-keren. Sorry gue gak tau." ucap Aya pada Fano.
Fano hanya terdiam mendengarkan Ata tanpa ekspresi sedikitpun, lalu ia memegang pundak Ata sembari tersenyum padanya dan berkata, "Selamat menikmati makanannya dan semoga lu gak nyesel pacaran sama dia." ujarnya lalu pergi begitu saja.
Maya membulatkan matanya, "heh, maksud lu apaan? Kurang ajar." pekiknya dan diacuhkan oleh Fano.
Mendengar ucapan Fano, Ata hanya berdiam tak bergeming, dengan cepat Maya segera memberikan berbagai macam penjelasan mengenai maksud ucapan Fano tadi.
Hingga akhirnya Ata pun berniat melupakan saja apa yang di katakan Fano, dan menganggap itu hanya sebuah candaan.
Setelah 10 menit berlalu, Fano diam-diam memperhatikan Ata dan Maya yang sedang makan seraya asik mengobrol dari dalam jendela ruangannya.
Ia berhayal bahwa yang sedang berada diposisi itu adalah dirinya bersama Kila.
Sampai akhirnya sekelibat ide muncul di pikirannya.
Apa dirinya bertanya saja pada Ata, mengenai bagaimana caranya supaya ia bisa mendekati Kila dan mendapatkan hatinya. Mengingat Ata yang baru beberapa hari pindah ke sekolahnya saja sudah bisa menggandeng Maya ke tempatnya sekarang.
Namun ia ragu, karena ini seperti bukanlah dirinya, ia sama sekali tidak pernah membicarakan perihal perempuan pada siapapun, bahkan pada Omanya, orang yang paling dekat dengan dirinya sendiri.
Sekarang Fano dibuat bingung sendiri oleh pikirannya.
Apa ia harus tetap terus-menerus menuruti ego nya atau mulai melepaskan diri dari belenggu keegoisannya yang sangat besar dan menjadi Fano yang baru, demi mengejar cintanya sebelum terlambat.
Fano mengepalkan tangan, "Baiklah, Ini semua demi bisa dapetin lu, Kil." gumam Fano sebelum akhirnya ia membuka pintu dan menghampiri Ata.
"Heh asiap, gua mau ngomong sama lu." ucap Fano tiba-tiba saja.
Maya berdecak sebal, "ck, mau ngapain lagi sih Lu? Gangguin kita mulu." ketusnya.
Ata mengelus tangan Maya lembut, "Gapapa, bentar ya." ucapnya pada Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Splash - Splash Love [ON GOING]
Teen FictionMiskin, sendiri, kesepian, kelaparan dan di bully semua itu sudah seperti selimut tipis milikku yang selalu menemani tidurku disetiap malam. Begitupun semua penderitaan tadi, selalu meneror hidupku setiap harinya. Bahagia? Semacam makhluk apakah itu...