Sabtu, 21 Oktober 2018
Pukul 07:15 WIB"Anjir, mana imut banget lagi." gumam Fano sembari menyetir mobil menuju restaurant miliknya.
Sejak semalam tak henti-hentinya ia cengengesan sendiri karena teringat kejadian kemarin bersama Kila.
"Ternyata gua bisa seromantis itu, haha." gumamnya mengingat kejadian di bawah hujan kemarin saat menuju parkiran. "Kira-kira dia baper gak ya?"
Sebetulnya ia merasa senang bisa sedekat itu dengan perempuan yang disukainya sejak dulu, ya sejak dulu! Bisa dibilang sejak pertama mereka bertemu.
Namun Fano hanya menutupinya dengan sikap jahil dan sikap juteknya untuk melindungi Kila, karena gengsinya yang segede gaban ia tidak tau bagaimana caranya agar bisa mendekati yang namanya perempuan.
Dan juga ia tidak berani mengungkapkan perasaannya, karena yang ia pikir Kila dan Wildan sepertinya saling menyukai, mengingat kedekatan mereka sejak masih duduk di kelas 1 SMA.
Fano juga takut nantinya Kila malah akan semakin menjauhi dirinya.
***
"Nih seragam Lo." ucap salah satu waitress sembari melemparkan seragam pada Kila.
Kila menangkapnya, "Makasih kak." ucapnya, lalu ia segera melenggang pergi menuju ruang ganti di restaurant milik Fano itu.
Saat nenek Fano bertanya tentang apa yang dibutuhkan oleh Kila kemarin, ia menjawab bahwa dirinya tengah membutuhkan pekerjaan dan ia sangat ingin bekerja di restaurant milik Fano itu.
Neneknya pun mengiyakan permintaan Kila. Nenek Fano juga memberikan gaji pertamanya di awal supaya Kila bisa segera membayar biaya untuk bisa ikut ke Bandung.
Sesampainya di tempat tujuan, Fano memasuki pintu dengan gagahnya, di pikirannya.
"Selamat pagi, bos." ucap seseorang dari balik pintu.
Fano yang tadinya tidak ingin peduli dengan orang yang menyambutnya barusan, tiba-tiba saja tersentak setelah melihat siapa sosok dibalik pintu itu.
Fano membulatkan mata, "L-lu ngapain di sini anjir?" tanya nya pada Kila yang tengah nyengir kuda pada bos barunya.
"Perkenalkan aku Kila, karyawan baru di restaurant bos." jawab Kila tetap dengan senyuman lebarnya.
Mengedipkan mata beberapa kali, ia tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Kenapa Kila bisa kerja di restaurannya? Siapa yang menerimanya? Dan kapan? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.
"Oma yang nerima dia kerja disini." ujar nenek Fano yang tiba-tiba saja datang dari arah belakang Fano.
Fano melirik pada neneknya, sebelum akhirnya ia memijat pelan dahinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Nenek Fano tersenyum pada Kila sembari mengangkat jempolnya, Kila pun membalas dengan senyuman juga.
***
Tok.. Tok.. Tok..
"Ya masuk." ucap Fano pada seseorang yang baru saja mengetuk pintu ruangan pribadinya.
Sebelum membuka pintu Kila menarik nafas panjang, berusaha tidak grogi di depan Fano.
Meletakkan kopi di atas meja, terlihat di sana Fano tengah fokus pada laptopnya. "Silahkan diminum kopinya bos, selagi masih panas." ucap Kila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Splash - Splash Love [ON GOING]
Teen FictionMiskin, sendiri, kesepian, kelaparan dan di bully semua itu sudah seperti selimut tipis milikku yang selalu menemani tidurku disetiap malam. Begitupun semua penderitaan tadi, selalu meneror hidupku setiap harinya. Bahagia? Semacam makhluk apakah itu...