Fano menoleh padaku, "Lu sendiri lagi deket sama siapa?" tanyanya.
Aku terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu darinya, tumben banget Fano nanyain hal ginian sama aku. Sebelum-sebelumnya dia belum pernah nanyain hal yang lebih pribadi kayak gini, jangan kan hal-hal gini, nanya aja jarang sih.
"Ah udahlah gak usah dijawab, gak penting juga. Gua aus nih, minum dong." ucapnya sembari kembali fokus pada layar ponselnya itu.
Apaan sih gak jelas banget, tapi aku pikir Fano kayaknya mulai kepo sama kehidupan aku, haha. Sttt ah jangan dulu kegeeran Kila.
Aku segera mengambil bekal air minum yang sengaja aku bawa dari rumah, karena ngirit hihi.
"Nih."
Fano langsung mengambil dan meneguk air minum milik ku.
45 minutes later ~
Plak..
"Ah mamah.." pekikku sembari mengelus-elus jidatku yang tiba-tiba saja di tabok cukup keras oleh Fano saat aku lagi enak-enaknya tidur.
Aku menoleh dengan tatapan sinis padanya, "Apa siiiii ih."
Gak suka banget kayaknya liat aku nyantai dikit.
"Usapin kepala gua. Gua mau tidur." titahnya sembari menyandarkan kepalanya diatas pundak ku.
DEG
Kenapa tiba-tiba jantung aku dangdutan gini? Please jangan kenceng-kenceng dag dig dug nya, bisa gawat kalo kedenger sama Fano.
Duh, kok jadi grogi gini ya.
Tanganku mulai mengelus-ngelus pelan pucuk kepala Fano. Ya walaupun sambil deg degan.
Beberapa saat kemudian Fano sepertinya udah tidur, aku rasa aku juga ngantuk banget.
"huwahh.. aku juga tidur dulu lagi deh."
1 hour later ~
"Daki woy bangun!" pekik Fano tepat didekat telingaku sembari menepuk-nepuk pipi ku.
"hah... unggh, udah nyampe yah?" tanyaku dengan mata yang masih terpejam.
Aku mencoba membuka mata walau masih terasa kantuk untuk melihat keadaan disekitar, "ungh.. aku masih ngantuk, No. Masih jauh ini kan, nanti bangunin lagi ya." pintaku padanya.
"Lu mau nyampe kapan tidur di sini? Orang-orang udah pada keluar dari tadi juga."
Ya ampun.. aku membulatkan mata dan segera bangun menjauhkan badanku dari Fano. Ternyata sedari tadi aku tidur dibahu Fano, kok bisa sih? Padahal kan tadi Fano yang tidur dibahu aku, terus aku nyender ke jendela kok. Ah entahlah namanya juga orang tidur kan ya, mungkin gak sadar. Yang penting aku gak bikin pulau di bajunya dia.
Dan sekarang bisa-bisanya aku ketiduran gini, nyampe bis ini bener-bener kosong dan cuman ada aku sama Fano.
"Yang lain pada kemana ih? Kok kamu gak bangunin aku siih.. ayok kita keluar Fano." ucapku padanya karena kakinya yang panjang itu masih saja menghalangi ku untuk keluar dari kursi bus.
"Santai aja kali, orang lu yang kebo kok." timpalnya santai.
Aku segera berlari keluar, mencari dimana keberadaan teman-teman kelasku sembari menggendong tas yang terasa berat ini, entah kenapa padahal isinya cuman baju sama sedikit snacks saja.
Tak lama akhirnya aku menemukan mereka.
Aku segera menghampiri Sela dan tentu saja sembari diekori oleh Fano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Splash - Splash Love [ON GOING]
Teen FictionMiskin, sendiri, kesepian, kelaparan dan di bully semua itu sudah seperti selimut tipis milikku yang selalu menemani tidurku disetiap malam. Begitupun semua penderitaan tadi, selalu meneror hidupku setiap harinya. Bahagia? Semacam makhluk apakah itu...