Malamnya..
Pukul 22:15 WIBHening.. hanya keheningan yang memenuhi gendang telinga ku.
Entah kenapa malam ini terasa berbeda, rasanya.. lebih sepi dari biasanya. Angin pun terasa lebih dingin menyoleki kulitku.Ingin sekali rasanya mendengar suara tawa dari keluarga sendiri, dari adik-adik ku. Gimana ya kabar mereka sekarang? Gimana kabar adik-adik ku? Dimana mereka? Aku rindu sekali.. Batin Kila
Tak terasa air mata mengalir begitu deras dari matanya, membanjiri guling yang tengah Kila peluk.
Apa mereka sama sekali tidak mengingatku? Apa mereka sama sekali tidak mencari ku? Apa mereka tidak mengkhawatirkan ku? Batinnya lagi.
"hiks.. hiks.. Kila rindu mah.. Kila janji gak bakalan nakal lagi.. hiks.. tapi plis mah jemput Kila disini, Kila pengen pulang mah.." gumam Kila dalam tangisnya yang begitu pilu.
***
Jumat, 20 Oktober 2018
Fano yang tengah bersenandung sembari berjalan santai tiba-tiba saja dibuat kaget oleh Kila, saat ia tidak sengaja berpapasan dengannya di depan gerbang sekolah. Bagaimana Fano tidak kaget melihat Kila yang tiba-tiba saja ada didepannya, dengan rambut yang acak-acakan bak Kunti di siang bolong.
Membulatkan mata, Fano hampir saja tersungkur ke belakang. "Anjing! Lu ngapain sih? Udah kayak Kunti tau gak lu!" pekik Fano.
Dengan tatapan sayu dari mata pandanya yang sembab akibat dari menangis semalaman, ditambah bibir nya yang kering serta pecah-pecah Kila menatap Fano dengan tatapan kosong.
Fano bergidik ngeri. Tak lama kemudian Kila berjalan kembali meninggalkan Fano yang masih syok karena dirinya.
"Anjir, stress lagi kayaknya." gumam Fano sembari menggelengkan kepalanya pelan.
***
"Kil, Lo kenapa?" tanya Sela yang baru saja datang ke kelas.
Kila menggelengkan kepala.
"Kil eling Kil, nyebut.. serem tau. Kalo ada apa-apa cerita aja sama gue, kan gue udah sering bilang sama Lo." ucap Sela.
Sela merapikan rambut Kila, mencoba menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. "Ba.." godanya namun Kila masih saja cemberut. "Lu kenapa sihh?"
Menggelengkan kepala lagi, Kila melepas tas ransel yang masih menempel di punggungnya. "Gapapa.." jawabnya begitu pelan, sampai-sampai hampir tidak terdengar oleh Sela.
Sela terdiam sejenak, ia memikirkan bagaimana caranya agar Kila kembali tersenyum dan mau menceritakan masalahnya.
Sela mengeluarkan buku-buku dari tasnya, sebelum akhirnya ia tersenyum karena mendapatkan ide cemerlang. "Udah.. gak usah galau gitu ah, gue bawa bekal lohh.. huh mana enak banget lagi lauknya juga, kesukaan Lo ini tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Splash - Splash Love [ON GOING]
Ficção AdolescenteMiskin, sendiri, kesepian, kelaparan dan di bully semua itu sudah seperti selimut tipis milikku yang selalu menemani tidurku disetiap malam. Begitupun semua penderitaan tadi, selalu meneror hidupku setiap harinya. Bahagia? Semacam makhluk apakah itu...