Kringg!!... kringg!!.. Kringg!!!
Bel masuk telah berbunyi, Kila segera menyudahi lamunannya dan bergegas untuk kembali ke kelas.
Setibanya di dalam kelas, ia celingak-celinguk sendiri mencari bangkunya yang hilang. "Loh, bangku aku kemana?"
Sella memegang lengan Kila. "Maafin gue ya Kil, tadi pas gue masuk ke kelas, bangku lo emang udah gak ada. Gue tau siapa yang ngambil bangku lo, ya pasti Keyla cs. Lo tau sendiri kan, Kil? Selain mereka siapa lagi. Tadi gue juga udah nanya sama mereka, cuman ya gitu, mereka gak mau ngaku. Maafin gue ya."
"Iya gapapa, Sel. Lagian ini bukan salah kamu kok, harusnya tadi kamu gak usah datengin mereka, percuma soalnya. Yaudah aku ke gudang dulu ya, buat ngambil bangku sama meja baru."
Sella berdiri. "Hayu gue anter."
"Gak, jangan.. jangan.. bentar lagi juga gurunya dateng. Nanti kamu ikutan telat, aku sendiri aja. Bisa kok."
"Tapi kan bangku kayak gini tuh berat, Kil."
"Iya aku tau, kan ada Pak Amir. Udah kamu duduk lagi, aku ke gudang dulu ya." Ucap Kila dan langsung melenggang pergi menuju gudang sekolah.
Karena biasanya digudang banyak kursi tak terpakai.
Kok Keyla tega banget ya? Sebenernya aku punya salah apa sih sama dia? Sampai dia benci banget sama aku. Dari kelas 10 dia gak pernah baik sama aku, bahkan dari pertama kali ketemu aja dia udah ngebully aku.
Waktu itu pas masih MOS, dan lagi istirahat. Aku meminum air mineral yang aku beli dengan harga Rp.3000 tiba-tiba Keyla datang dan langsung memukul botol air minum ku sehingga air itu tumpah dan membasahi bajuku.
Malu.
Gusar.
Jengkel.
Hina.
Tapi apalah dayaku, aku tidak bisa membalas perlakuannya. Semua orang yang ada disitu hanya menertawakan ku, kecuali satu orang. Dan orang itu, Fano. Dia hanya fokus pada layar handphone nya.
Aku kira Fano itu beda, aku kira dia itu cowok baik, aku kira dia itu Fano sahabat aku waktu kecil karena wajahnya sangat mirip. Tapi aku salah, dia berbanding terbalik dari yang aku kira dan aku benci dia sampai saat ini.
Tanpa terasa, Kila sudah sampai di depan gudang. "Lho pak Amirnya mana? Gimana aku ngambil kursi kalo pintunya aja digembok."
"Pak amiir?"
"Iya neng, ada apa?" Kila langsung menoleh ke arah suara, dan pak Amir tiba-tiba saja muncul dari arah belakangnya.
"Ini pak hehe, Kila mau ngambil kursi."
"Owh, emang kursi yang dikelas kenapa neng?" Tanya Pak Amir sembari membuka kunci gembok.
Kila bingung harus menjawab apa, tidak mungkin kan kalau dia bilang yang sebenarnya.
Ia menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. "Ngg-anu pak, rusak hehe.."
"Owh, yaudah nanti biar pak Amir ambil kursi yang rusaknya."
Waduhh.. gawat!
Kalo pak Amir beneran nyari ke kelas, nanti aku ketauan bohong dong?"Emang neng dari kelas mana?" Sambung nya.
"Dari--"
Preett~
Buset! Si bapak, maen kentut aja. Ya gapapa sih kentut, cuman yang jadi masalahnya dia kentutnya depan aku. Hueeee..
KAMU SEDANG MEMBACA
Splash - Splash Love [ON GOING]
Teen FictionMiskin, sendiri, kesepian, kelaparan dan di bully semua itu sudah seperti selimut tipis milikku yang selalu menemani tidurku disetiap malam. Begitupun semua penderitaan tadi, selalu meneror hidupku setiap harinya. Bahagia? Semacam makhluk apakah itu...