🧸

67 17 0
                                    

Disekolah
Jumat, 07 September 2018

Kringg.. Kringg.. Kringg..

Fyuhhh..
Dengan napas yang masih tersengal-sengal dan keringat yang sudah membasahi sekujur tubuhku. Aku terus berlari menuju kelas, karena bel masuk telah berbunyi.

Untung saja aku tepat waktu sampai dikelas. Lagian kenapa kaos kaki pake gak ada dulu sih tadi, caper bener jadi kaos kaki!

"Eh Kil, tumben lu baru dateng," ucap Sela yang sudah duduk manis di bangkunya.

Ngomong-ngomong Sela itu cantik, manis, putih, tubuhnya juga langsing kayak super model gitu deh. Dan gak kalah dari Keyla, banyak juga cowok yang mau sama dia cuman gak tau kenapa dia masih aja mau sendiri. Apa mungkin dia punya seseorang yang dia suka?

Aku membenarkan kacamata bulatku yang melorot. "hehe iya nih Sel."

Tak lama Bu Firda pun datang. Dijam pertama sekarang adalah pelajaran bahasa Indonesia. Mana gurunya melow banget, makin ngantuk deh jadinya.

Cklek.

Semua siswa termasuk bu Firda langsung melihat kearah pintu, untuk melihat siapa kali ini yang kesiangan.

Dan oh ternyata Defano dan tiga cs nya Aldo, Rangga dan Wildan.

Tanpa meminta maaf atau bahkan sekedar permisi, Fano, Aldo dan Rangga melenggang melewati bu Firda begitu saja dengan komuk tripleknya.

Lalu apalah daya bu Firda? Ia tidak akan berani menghukum atau bahkan menegur mereka berempat. Secara orang tua mereka berempat itu tajirnya bukan maen.

Dijaman sekarang dengan uang, hampir semua masalah beres dengan lebih mudah ya guys ya.

"Maaf kesiangan." ucap Wildan seraya sedikit membungkukkan badannya.

Diantara mereka berempat Wildan itu yang paling mending. Dia baik, ganteng, juga pinter. Entah kenapa dia bisa masuk circle nya Fano cs.

Dia saingan terberatku di kelas ini. Kami selalu berbalap dalam memenangkan peringkat kelas.

Bahkan pernah pas kelas 10 semester 2 dia menggeser ku sebagai juara peringkat pertama dikelas, tapi aku rebut kembali dan sampai sekarang aku masih menduduki peringkat pertama. Bagaimana tidak? Kan aku bisa sekolah disini juga karena Beasiswa jadi aku harus mempertahankan itu.

Tapi walaupun begitu dia tetap baik kok sama aku, ya walaupun rada sedikit rese juga sih. Kadang Wildan selalu ngajak aku belajar bareng di rumahnya atau diluar, walaupun firasat aku sih ya sebenarnya dia ngajak belajar bareng cuman mau tau kelemahan aku di dalam mata pelajaran itu.

Tapi gapapa, lumayan lah dapet makanan gratis hehe.

Oke kembali ke mode awal.

Aku kembali melihat Fano dan teman-temannya yang sekarang berjalan menuju kursinya masing-masing, dengan tetap mempertahankan wajah songongnya.

Hilih.. curang banget sih. Coba aja kalo aku yang kesiangan pasti udah disuruh berdiri didepan dan angkat kaki sebelah sambil jewer telinga.

"Suka lu sama gua?" tanya Fano saat berjalan melewati ku.

Aisssshh....
Kaget aku, ternyata Fano sadar kalo dia lagi aku liatin. Lagian kan aku liatin dia bukan karena suka, cuman lagi ngebayangin aja betapa penuh kecurangan dunia ini.

Aku lebih memilih diam dan kembali melihat kedepan, dari pada menjawab omong kosongnya.

"Baik kita lanjutkan ya.." ucap bu Firda.

Splash - Splash Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang