🧸

68 15 2
                                    

"Lo gak ke kantin?"

Aku mengalihkan pandanganku ke sepatu milikku, "umm.. enggak."

"Why?" tanyanya lagi. Ish kepo banget siihhh, gak punya duit tau gak! Gak punya duit akutuh Wildan. "Gak laper aja." kilahku. Padahal mah ini perut meraung-raung terus minta di isi.

"Ohh." jawabnya singkat.

Aku mengangguk pelan. "Kalo kamu?"

Dia melirik kearah ku, "Mmm.. gak laper juga." jawabnya seraya tersenyum padaku.

jantungku tiba-tiba berdegup sangat kencang saat tidak sengaja mataku bertatapan dengan matanya.

Lagi-lagi aku menelan saliva ku kasar, entah bagaimana mana ekspresi ku saat ini.

Lagipula apa maksud dari senyuman manis di bibirnya itu, mengapa saat melihatnya tersenyum kepadaku membuat jantungku bergemuruh lebih hebat.

Tidak! Ini bahaya aku harus segera mengontrol kembali detak jantungku! Aku harus segera mengalihkan pandanganku! Tapi tidak bisa, ini terlalu manis.

"Hey, kenapa lu natap gue kayak gitu, gue jadi takut." ujarnya seraya tertawa lalu ia meneguk kembali minumannya itu.

Dengan gelagapan aku langsung mengalihkan pandanganku lalu segera berdiri untuk segera pergi dari situasi yang berbahaya ini. "A-aku duluan ya," ucapku dan langsung berlari kocar-kacir.

"fyuhhhh... Leganya bisa keluar dari sana. Lagian perasaan apa tadi? Kok bisa-bisanya jantung aku tiba-tiba aja jadi deg-degan begitu dahsyat cuman karena liat Wildan senyum kayak gitu? Hadeuhh lemah bener punya hati. Tapi kalo dipikir-pikir senyumannya emang manis banget siiiii..." gumamku sambil cengar-cengir sendirian di lorong sekolah menuju kelasku.

Setibanya dikelas aku lihat-lihat belum ada satu orangpun yang masuk, dan Sela juga ternyata belum ke kelas. Yaudah deh aku baca-baca dulu buku pelajaran tadi aja, sambil nunggu bel masuk.

Kringg.. Kringg.. Kringg..

Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu begitu nyaring terdengar ditelinga ku. Begitupula teman-teman ku satu persatu memasuki kelas kembali.

Sela menduduki bangkunya yang ada disebelah kiri ku. "Lo udah disini ternyata. Padahal gue tadi nungguin lo tau dikantin."

"Aduhh, maaf ya Sel. Aku baru banget beres soalnya, ini aja aku baru nyampe dikelas."

"Ohh gitu ya, iya gapapa kok santai aja." jawabnya seraya tersenyum.

Tak lama Pak Fahri guru olahraga kami masuk ke dalam kelas. Yap, pelajaran ke tiga hari ini adalah pelajaran PJOK.

"Baik anak-anak, mari kita awali pelajaran hari ini dengan membaca doa bersama-sama," titahnya, "Baca doa selesai, silahkan berganti pakaian dulu lalu segera kelapangan basket, bapak tunggu disana. Apa ada pertanyaan?"

"Tidak Pak." ucap kami serentak. Lalu pak Fahri keluar meninggalkan kelas.

Jujur ya aku males banget sama pelajaran yang satu ini, mana 2 jam lagi. Dan yang paling bikin males jam pelajarannya itu siang hari, waktu cuaca lagi panas-panasnya! Coba anda-anda bayangkan wahai sodara sodari sekalian.

Setelah 1 jam berolahraga sekaligus tes bermain Basket karena materi hari ini adalah bola Basket, akhirnya masih ada waktu tersisa untuk kita bebas mau ngapain aja.

Aku duduk sendirian di salah satu kursi penonton yang sudah tersedia disisi lapangan, sambil melihat anak cowok kelasku bermain basket. Tentunya bukan cuman aku tetapi cewek-cewek yang lain juga, hanya untuk melihat Fano, Aldo, Rangga dan Wildan bermain basket. Kecuali aku ya, aku liat mereka ya karena bingung aja mau ngapain lagi.

Splash - Splash Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang