🧸

2 0 0
                                    

Aku duduk dan menyetel musik dari ponsel ku sembari memasang kembali earphone milikku yang sudah hampir putus ini.

Aku memutuskan untuk tidak perduli dengan keberadaan Fano di sampingku, dan kembali menatap suasana diluar jendela. Aku benar-benar berusaha mendapatkan momen indah diperjalanan ini, dengan tenang, aman dan damai.

Ngomong-ngomong lagunya bikin baper banget, tentang bagaimana cinta hadir pada pandangan pertama. Lagu ini juga lagi rame-ramenya akhir-akhir ini.

Oalah, gimana ya rasanya jatuh cinta tuh. Soalnya aku gak pernah ngerasain apa yang namanya jatuh cinta deh, kalo sama Wildan itu kayaknya aku cuman kagum aja jadinya aku suka sama dia. Ah entahlah, entah itu aku suka aja atau emang cinta, lagian aku gak tau bedanya.

"aw..aw.. Fano ish main rebut aja." ketus ku pada Fano yang tiba-tiba saja merebut earphone sebelah kiri ku dan segera dipakai olehnya.

Fani memejamkan mata, "Ssutttt.." titahnya sembari mengacungkan jari telunjuk di bibirnya.

Sabar Kila.. gini-gini juga sekarang dia bos kamu.

Denger lirik dari lagu ini aku jadi inget dulu, waktu masih MOS dan aku dijailin sama kakak kelas, karena aku kesiangan waktu itu. Lalu aku dipaksa untuk membacakan surat yang aku buat sendiri karena kemarinnya mereka nyuruh kita semua untuk bikin surat cinta sebagai penutupan dihari terakhir MOS.

"Oke, gue mau yang namanya Fano maju kedepan, ada yang mau nyatain cinta nih. Katanya dia adek kelas kita yang paling ganteng dan keren itu kan? haha, coba gua mau liat." ucap seorang kakak kelas laki-laki yang menyuruhku membacakan surat cinta ini.
 
Kemudian Fano berjalan ke arah ku dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya, dengan wajah datar ia berdiri di depanku.

Aku menelan saliva ku kasar, "glup.."

Saat itu, liat wajahnya aja aku udah dag dig dug duluan. Mana dia tinggi banget, sama nyeremin banget lagi mukanya.

Dan hari itu adalah hari pertama kali aku bertemu dengan manusia tengil seperti Fano.

Aku mulai menarik nafas dalam-dalam untuk membacakan isi surat ini. Surat yang aku tulis dengan asal-asalan pada malam hari setelah lelah bekerja seharian. Dengan menahan rasa kantuk dan mata yang sudah sangat berat, aku mencoba fokus menulis surat ini, entah bagaimana isinya aku sendiripun lupa.

Setelah aku mencoba membaca dulu di dalam hati surat milikku, rasanya lebih baik aku mati saja saat itu juga. Karena ternyata aku menulis surat cinta dengan kata-kata yang lebih dari kata lebay, ditambah aku harus membacanya di depan semua orang dilihat langsung oleh anak-anak lain dan di depan kakak kelas.

Aku menatap Fano dalam-dalam, "Sejak pertama kali aku bertemu denganmu dan seiring berjalannya waktu, rasa ini mulai tumbuh berbeda dari biasanya. Rasa di mana aku ingin selalu di sampingmu, tertawa, bercanda, menangis.. aku ingin selalu bersamamu." ucapku sebelum akhirnya aku memejamkan mata karena tak kuat lagi menahan malu.

"Heh, tidur lu? Cepetan lanjutin." bisik Fano padaku.

"Pada awalnya kita memang tidak saling mengenal, dan kamu bahkan tidak sadar bahwa aku selalu berada di dekatmu, memperhatikan setiap detail tentangmu. Bahkan, irama nafasmu saja terdengar oleh hatiku. Aku selalu berusaha mendapatkan perhatian mu, namun sepertinya aku tetaplah orang asing bagimu dan akan selalu begitu. Tapi tak mengapa, melihat senyumanmu saja sudah cukup bagiku.
Namun rasa ini terus menghantuiku, rasa bahwa aku memang ingin memiliki mu seutuhnya. Yah, kusadari mungkin ini memang cinta, jadi ku beranikan diri katakan bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu." ucapku menyelesaikan semua tulisan ku ini, rasanya malu banget. Sampai-sampai aku tidak berani menatap siapapun dan aku hanya tertunduk malu, saat semua orang menyorakiku dan Fano.

Splash - Splash Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang