"Kami datang kemari untuk bertemu dengan pangeran Arkan, kabarnya. Dia berada di sini, " jawab Abdulah dengan nada suara yang sopan. "Apa beliau ada? "
"Maaf, Tuan-tuan. Orang yang Anda berdua maksud baru saja pulang ke istananya. "
"Ya, sayang sekali, " keluh Devano,lirih.
Sedang Abdulah mengembuskan napas, berat.
"Padahal saya mau menyampaikan sesuatu pada pangeran, " tukasnya.
"Apa itu, Tuan? " tanya pria muda nan tampan berumur sembilan belas tahun itu.
"Sesuatu yang penting dari seseorang untuk pangeran Arkan, " jawab Devano melirik ke arah sahabatnya.
"Sesuatu yang penting? " ulang pria muda tersebut dengan wajah bingung.
"Iya, suatu yang hanya bisa. Diketahui oleh orang yang disampaikan pesan saja, " sahut Abdulah, santai.
"Serahasia itu kah? "
Pria itu menautkan alisnya dengan ekspresi wajah tanya.
"Ya, benar. Bahkan aku sendiri tidak tahu apa isinya? " ucap Abdulah, serius.
"Aneh, " pikir sang pria muda.
Setelah itu..
"Ngomong-ngomong katanya Yang Mulia Raja Ivran ada di sini ya? " bisik Devano."Ya, Tuan. Beliau memang dibawa ke sini oleh Pangeran Arkan tapi, saat ini. Beliau sedang berada di pondok pesantren yang beberapa kilo meter dari sini, " jawab pria muda tersebut menjelaskan.
"Begitu? " Devano manggut-manggut.
'Iya, Tuan. Apa Anda berdua berkenan untuk mampir sebentar? sepertinya, Anda. Habis dari perjalanan yang sangat jauh, "tawar pria muda tersebut dengan ramah.
" Tidak usah, Terima kasih. Kami harus melanjutkan perjalanan kami kembali dalam menyampaikan pesan, "tolak Abdulah yang diangguk setuju oleh Devano.
Di suatu tempat..
" Argh.. hhh! "
Pekik seorang wanita tanpa benang satupun ketika tubuh indahnya diserang oleh seorang pria di atasnya.Dengan mulut menganga dan tubuh yang terlentang pasrah harus menahan rasa sakit bergejolak sewaktu lelaki tersebut menyerangnya dengan membabi buta.
Sedang lelaki itu begitu menikmati seraya tangannya yang nakal meraba bagian sensitif tubuh wanita tersebut.
Beberapa menit kemudian..
Lelaki itu terkulai lemas di tubuh sang wanita setelah melakukan serangan bertubi-tubi.Kediaman Tuan Zabur...
Seperti biasa pasangan Bapak dan Ibu Arzen dengan telaten merawat tuan nya yang sudah tua renta kadang dibantu oleh Maulana saat dia sedang libur kerja dan tak ada kegiatan apapun.Tuan Zabur sendiri pun tidak pernah sekalipun menyusahkan kecuali jika beliau sedang buang air terutama buang air besar dan Maulana lah yang membersihkannya tanpa rasa jijik sedikitpun.
Dia juga membersihkan bekas be a be di celana dan sprei yang dipakai ayahnya hingga bersih.
Sedang suami istri Arzen tugasnya memandikan, menggantikan baju yang bersih, dan menyuapi sang tuan makan.
Ya, Tuan Zabur. Sudah benar-benar renta sekarang beliau hanya bisa tidur sama sekali tak bisa bergerak.
Melakukan sesuatu pun beliau harus dibantu oleh sebab itu Maulana mempekerjakan orang untuk merawat ayahnya karena dia sibuk bekerja.
Di tengah kesibukannya tak lupa dia menjalankan sholat lima waktunya dan sholat sunah termasuk sholat tahajud pun dia lakukan untuk memohon ampunan atas dosa-dosanya selama ini terkadang dia juga menangis dalam do'anya akan dosa yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel of hijrah(completed)
AdventurePerjuangan pangeran Arkan menjadi muslim sejati tidak hanya sebatas atas nama islam yang kini di sandangnya tapi berlaku seperti pada umumnya orang islam. Dia menekuni pelajaran islam di negeri Zamour, Berlatih melafalkan bacaan alquran dari ayat pe...