Cerita lalu..
"Akh! "
Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba secara tak sadar Maulana berteriak seperti orang yang sedang kesakitan.Seorang pria yang duduk di sebelahnya pun terkaget.
"Ada apa denganmu, Maulana? " Dia bertanya dengan perasaan antara kaget dan cemas.
*******
Cerita selanjutnya..
"Ya, ada denganku ini? mengapa aku merasa tubuhku seperti tertusuk sesuatu? " gumam Maulana dalam hati dengan ekspresi heran.Sedangkan sang rekan kerja menatap penuh tanya padanya sambil menanti sebuah jawaban.
"Akh, tidak. Enggak ada apa-apa kok, " jawab Maulana, mengelak.
Tentu saja rekan di sebelahnya tidak percaya begitu saia.
"Beneran enggak ada apa-apa? " selidiknya penuh curiga dengan menyipitkan sebelah matanya.
"Iya, enggak apa-apa. Aku hanya banyak pikiran akhir-akhir ini, " jawab Maulana tersenyum kaku.
"Mungkin kau butuh istirahat sejenak, " Usul sang teman, menyarankan.
"Mungkin saja tapi, pekerjaan ini. Harus sudah aku selesaikan, " celetuk Maulana sembari mengetik kembali proposalnya.
"Lebih baik enggak usah dipaksain istirahatlah dulu agar pikiranmu tenang baru setelahnya kau bisa kembali menyeselesaikan tugas, " cegah sang teman, serius.
"Tetapi, bagaimana de--"
"Santai saja pekerjaan ini tidak butuh ketepatan waktu lagipula kalau dipaksa kan hasilnya enggak maksimal, " potong si teman.
"Hmm, benar juga katamu. Jika aku butuh istirahat, " ucap Maulana pada akhirnya lalu meregangkan tangan dan kaki.
Teman sebelahnya mengangguk dengan pasti
"Ya, sudah. Istirahat sana. "
******
Di tempat yang berbeda.."Rasakan pembalasanku! " seru seseorang yang berprofesi sebagai dukun tersebut dengan suara lantang.
Setelah itu melempar beberapa jarum ke arah selembar kertas dengan wajah penuh dendam.
"Mati saja kau! dasar, penghalang! " umpatnya, tajam
*****
Sedangkan di istana Froya..
"Akh... hhhh! "Ilaya berteriak kencang karena seluruh tubuhnya mengalami kesakitan.
Tentu saja semua personil istana pada panik terutama Arkan sang suami juga ratu Audrey sang mertua.
"Bagaimana ini, Arkan? sakit Ilaya sudah kambuh lagi, " pekik ratu Audrey, cemas.
Sedangkan Ilaya masih teriak merintih kesakitan sambil menggerakan tubuhnya dengan gelisah.
Keringatnya pun membanjiri seluruh tubuhnya.
"Rupanya santet masih saja menghujam tubuh istriku! " desis Arkan, geram. Dengan wajah panas penuh dendam dan gigi gemerutuk.
"Bunda yakin pasti ada yang tidak suka pada Ilaya dan dia, mengirim santet pada Ilaya! " tebak sang permaisuri dengan wajah geram bercampur kesal.
"Aku juga berpikir begitu, Bunda, " pungkas Arkan masih menyisakan rasa marah bercampur cemas.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? " Ratu Audrey menatap prihatin menantu kesayangannya yang terus merintih kesakitan.
"Ananda akan terus menyembuhkannya, Bunda. Dengan bacaan-bacaan ayat jika tidak sembuh juga terpaksa kita harus menemui seseorang, " putus Arkan, tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel of hijrah(completed)
AventuraPerjuangan pangeran Arkan menjadi muslim sejati tidak hanya sebatas atas nama islam yang kini di sandangnya tapi berlaku seperti pada umumnya orang islam. Dia menekuni pelajaran islam di negeri Zamour, Berlatih melafalkan bacaan alquran dari ayat pe...