Travel of hijrah(completed)

Ilaya Mengandung.

Ratu Audrey terkejut sambil menutup mulutnya, tak percaya dalam hati terpancar rasa bahagia karena Ilaya, sang menantu mengandung cucunya.
"Benarkah itu tabib?" Tanya ratu Audrey masih ragu.
"Iya, Yang mulia menantu anda, Putri Ilaya sedang mengandung calon cucumu." Tekan tabib itu dengan senyuman kebahagiaan.
Ingin rasanya ratu Audrey menangis bahagia, tapi dia tahan.
"Selamat ya...Yang mulia, jaga menantu anda agar terhindar dari capek." Pesan tabib itu memberi hormat dan berlalu.
"Itu pasti, Tabib anda tidak usah cemas." Balas ratu Audrey.
Sepeninggal tabib dari istana...
"Kanda...aaaaaa!Arka..aaaaaan!"

Di rumah Abdulah..
"Mari, saya antarkan kau kesana." Tawar Abdulah.
"Dengan senang hati, Tuan." Jawab Malik, antusias.
Lalu Abdulah menatap Devano.
"Devano, apa kau mau ikut kami?" Tanya Abdulah.
"Ten...tentu saja, aku mau ikut." Sahut Devano, gugup.
"Sekaligus meminta maaf atas semua kesalahanku padanya." Batin Devano, berbisik.
"Ayo...kita berangkat!"

Di istana Froya..
"Ilaya, Sayang, kau sudah sadar?" Tanya Arkan yang cemas kini berganti bahagia.
"Arkan?" Panggilnya seraya mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Apa, Sayang?" Tanya Arkan, lembut sambil menggenggam tangan mungil Ilaya.
"Mengapa aku pingsan?"tanya Ilaya, polos yang membuat Arkan terkekeh.
"Ada kabar baik buatmu, sekarang diperutmu ada calon anak kita." Jawab Arkan dengan nada bahagia.
"Apa?jadi, aku mengandung?" Tanya Ilaya, menangis haru.
"Iya, sayang."
"Alhamdulilah, terima kasih ya..Allah kau telah memberiku rezeki dengan kehadiran seorang buah hati." Ucap Ilaya penuh kebahagiaan sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"Alhamdulilah." Ulang Arkan, memeluk sang istri sambil mencium rambut Ilaya yang harum.
"Terima kasih sudah menjadikan ku sempurna sebagai ayah." Bisik Arkan, lembut.
Ilaya tersenyum sambil mengeratkan pelukan nya yang dibalas oleh Arkan.

Di taman..
"Mau apa kau kesini?" Tanya Rheina, ketus.

Bersambung