Terbongkar

0 0 0
                                    

Fahir dan kekasihnya kaget saat dirinya tertangkap basah oleh sang atasan.

"Pa...pa..aak,Samuel saya bisa menjelaskan semuanya,Pak." Dengan mulut bergetar Fahir memohon.

"Kau mau menjelaskan apa?!"Ketus Pak Samuel

"Pak, sa..saya...."

"Santai saja." Potong Pak Samuel."Duduk lah." Titahnya.

Dengan ragu dan wajah tanya Fahir dan kekasihnya menurut.

Pak Samuel menghembuskan napasnya.

Sidang dimulai...
"Sejak kapan kau berani mengambil sesuatu yang bukan milikmu?!" Tanya Pak Samuel berusaha menahan amarah.

"Aduh...Pak, mana berani saya mengambilnya." Elak Fahir sambil tertawa getir.

Pak Samuel menatap dengan jelas kebohongan di balik wajah pegawainya itu.

"Sudah, kalian gak usah mungķir!" Ketus Dirham, pengawal Pak Samuel.

Pak Samuel mengacungkan tangannya agar sang pengawal bisa menahan emosi.

"Aduh...bagaimana ini?"Gerutu batin Fahir.

"Kalau ruangan kalian kami geledah, bagaimana?" Tanya Pak Samuel, tenang.

Fahir dan kekasihnya melotot dengan sempurna luapan amarah pun membara di dada.

"Pak, anda jangan keterlaluan ya! Anda sudah menyia-nyiakan waktu kami dan kalian sudah menuduh kami berbuat seperti itu!" Ucap kekasih Fahir dengan nada tinggi.

Fahir menyikut lengan sang kekasih agar tak berulah.

"Apaan sih?!benar kan atasan kamu itu memang ketelaluan!"

Pak Samuel tertawa kecil.

"Nona ini ternyata bicaranya tinggi juga ya, aku begitu mengagumimu, sungguh!" Puji Pak Samuel bermaksud menyindir.

Pak Samuel merasa ada kepulan asap di kepala ßepasang kekasih itu.

"Kalau kalian tidak ada salah, mengapa harus marah?lagipula kami minta izinkan?" Balas Pak Samuel, tenang.

Kedua kekasih itu terdiam, tak tahu apa yang harus mereka katakan.

Lalu pak Samuel memberi kode kepada semua anak buahnya.


"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Arkan suatu hari.

Ilaya menggeleng dan berusaha tersenyum sembari melipat baju Suaminya untuk melupakan rasa rindunya pada Ayah dan Abangnya.

"Tidak ada kok." Jawab Ilaya berusaha tenang.

Arkan merasa sang Istri menyembunyikan sesuatu darinya dia juga menduga ada ketidak tenangan di dalam hati Ilaya.

"Katakanlah,ada apa?" Ulang Arkan sambil mengangkat dagu Istrinya, lembut.

"Aku...uuu."

"Bukankah, kita sudah menjadi suami istri?apapun yang terjadi tidak boleh disembunyikan." Tutur Arkan menggenggam tangan mungil Ilaya agar Istrinya merasa tenang.

"Katakan saja, siapa tahu aku bisa meringankan bebanmu." Tatap Arkan penuh kelembutan.


"Mengapa uang-uang ini sampai berada di sini?" Cerca Pak Samuel.

"Pak, kami bisa menjelaskan semuanya masalah uang itu kami benar-benar tidak tahu!" Elak kekasih Fahir.

"Sudahlah, kalian tak usah mengelak lagi." Balas Gun.

Pak Samuel menggelengkan kepalanya penuh kekecewaan beliau tak hanya kecewa pada pegawainya itu tapi kecewa pada dirinya sendiri yang teledor.

"Fahir, apa aku selama ini tak pernah memberi kalian gaji?" Tanya Pak Samuel penuh rasa kecewa.

Fahir hanya menelan ludah kepahitan begitu juga sang kekasih rasa bersalah menghujam tubuh mereka.

"Lagipula uang yang jumlahnya banyak itu bukan milikku tapi aku memeiliki amanat untuk menjaga mereka, kalau kamu memang perlu tak usah bertindak seperti ini katakan saja sesungguhnya." Omel Pak Samuel dengan wajah kecewa.

Beberapa menit kemudian..
"Kalian, tangkap mereka!" Perintah Pak Samuel, tegas.

"Baik,Pak."

Di istana Froya.
"Ilaya?" Panggil Arkan.

Ilaya menoleh menatap mata elang Arkan yang di dalamnya terdapat kesungguhan.

"Tidak apa, aku hanya..aaa."
Bersambung

Travel of hijrah(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang