Chapter 5

587 82 19
                                    

Karena ada adegan 18+ (bukan anu-anu itu ya ihh), diperkenankan untuk skip saja~ (mungkin sampe setengah chapter, bisa mulai baca).

──⁠───⁠

Besoknya hari kuliah yang biasa lagi. Pagi-pagi disaat matahari belum tinggi (Name) sudah berangkat, karena ia sendiri yang mau. Apalagi nanti ada pertemuan lagi dengan dosen pembimbing, jadi ia manfaatkan waktu pagi untuk menyempurnakan skripsinya sebelum jam masuk.

Kelas masih sepi, cuma ada (Name) yang sedang sibuk di sana. (Name) tak masalah, ia malah suka dengan kelas yang sepi begini.

Namun, yang tak ia sukai, kelas sepi itu malah diganggu.

Prak!

(Name) dikagetkan dengan ada yang menggebrak meja. Tentunya itu menarik perhatian (Name) untuk melihat ke depan. Ada yang barusan masuk kelas dan langsung menggebrak meja paling depan.

(Name) tau dengan orang-orang itu, mukanya kerap kali (Name) lihat karena mereka juga merupakan mahasiswi di sana. Apalagi mereka yang sering membicarakan (Name) yang akhir-akhir ini diantar ke kampus oleh Solar, tapi untuk hari ini (Name) berangkat sendiri.

Selain itu, (Name) tau mereka yang berjumlah empat itu, sebab salah satunya terkenal dengan julukan ayam kampus, kelihatan juga dari penampilannya sehingga sering dijuluki ayam kampus dari banyaknya julukan lain yang dipunyanya.

Mereka pun dengan kompak mendekati (Name), berdiri mengelilingi (Name) yang sedang duduk di tempatnya.

"Jadi ini ya bocahnya?"

"Iya, ini, terkenal di kampus jalur deketin mafia."

Salah satunya--panggil saja si ayam kampus--tersenyum remeh. "Dikata keren lo kayak begitu? Kayak l0nte tau, gak."

"Ihh, udah lah, buruan. Mumpung masih pagi dan sepi begini, kita seret langsung." Lalu membernya yang lain dengan kasar menarik (Name) dari tempat duduk, sampai jatuh ke lantai, lalu dengan kasarnya juga menyeret (Name) menuju tempat lain.

Tak peduli (Name) memberontak atau berteriak sampai bagaimanapun, mereka terus menyeret (Name), sampai bagian tubuh (Name) terbentur tembok atau apapun yang ada di jalan yang mereka lewati, tetap saja. Sampai mereka tiba di toilet yang ada di lantai itu juga, baru mereka melepas (Name).

"Pfft, belum apa-apa udah lebam sama mimisan aja."

"Lemah, modal badan doang berani banget ganjenin cowok."

"Sok tinggi aja seleranya."

(Name) pun di situ diam saja. Kalau mau melawan, dirinya kalah jumlah, yang ada dirinya nanti dikeroyok habis-habisan oleh mereka berempat.

Bugh!

Plak!

Sudah ditendang, ditampar juga, lalu kerah baju (Name) ditarik dengan kencang sampai ia sedikit terangkat.

"Dengerin, orang kayak lo wajib dikasih pelajaran! Biar kapok dan gak liar!"

Brugh!

(Name) dibanting. Kepalanya menunduk dengan napas yang sedang diatur. Perlahan ia mengangkat kepala, menatap mereka. "Memang apa ruginya kalau gua dekat dengan orang itu? Kalian iri? Mau juga 'kan?"

Mereka berempat tentunya jadi makin panas.

"Berani ya, lo!"

Bugh!

Kembali (Name) ditendang, lalu dikeroyok oleh mereka berempat. Dipukuli, diinjak, dikata-katai, semuanya keluar. (Name) juga menggunakan tangannya untuk menghindari serangan fisik dari mereka, tapi sia-sia saja, tangannya yang jadi kena.

Contract Marriage [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang