"Lagi cari apa, (Name)?"
(Name) dengan muka gelisah, segera menghampiri Solar. "Hiu aku hilang."
"... Kamu pelihara hiu?"
"Bukaan, bukan ikan hiu. Aku 'kan punya sandal hiu, sekarang lagi hilang. Kemarin udah bener-bener aku taruh di samping lemari kamar ini, masa dia menghilangkan diri sih."
Solar menghela napas. "Jangan khawatir, (Name). Aku bisa membelikannya lagi."
"Gak mau ... itu aku belinya mahal, pakai uang sendiri. Yang bikin mahal sih karena belinya dua pasang ... masa ilang sih sekarang." (Name) sudah kelihatan cemberut, tidak terima hiu kesayangannya hilang. "Jangan-jangan kamu iseng ya, ngambil itu terus umpetin?"
"Suudzon banget kamu."
"Kan yang punya kamar ini kita berdua. Aku tiap selesai pakai sandalnya, ditaruh di samping lemarii."
"Mending kita cari dulu, bisa aja nyempil di ruangan yang lain."
Pencarian pun dilanjutkan. Mereka sama-sama mencari di ruangan yang berbeda. Seluruh rumah mereka obrak-abrik untuk mencari sepasang sendal hiu milik (Name).
Sampai pada akhirnya mereka pasrah karena sama sekali tidak menemukan sandal itu.
"Udah, (Name). Mending kita beli."
"Gak mauu. Lagian sandalku itu belum ada rusaknya sama sekali."
"Tapi udah dicari kagak ketemu juga. Mau cari dimana lagi."
(Name) pun garuk-garuk kepala. "Rumah juga sepi ... siapa yang bisa ditanyain kalau gini." (Name) pun mondar-mandir. "Oh ya, 'kan belum nyari di halaman." (Name) pun pergi menuju halaman rumah.
Solar menghela napas, lalu ia ikut saja dengan (Name). Di halaman rumah yang luas, ditimpali semak di pinggiran halaman, cukup menyulitkan (Name) mencari sandal itu. Semua celah juga (Name) intip sampai matanya juling.
Solar tak benar-benar membantu di sini, ia cuma tolah-toleh dengan malas, lalu tak sengaja melihat sesuatu yang mencolok diantara semak. Solar pun segera mengambilnya.
"(Name), ini bukan?"
(Name) menoleh, lalu langsung menghampiri Solar. "Nah, ini! Tapi kok cuma satu? Mana lagi sebelah?"
Solar menggeleng. "Cuma ini yang aku lihat."
"Ohh, fiks sih sandalnya ngumpet di halaman. Kakak nemunya dimana?"
"Semak di situ."
(Name) seketika mendekati semak yang dimaksud dan mulai mengintip ke semak itu. Sudah seperti mencari kutu di helaian rambut lebat, syulitt.
Sampai satu halaman rumah, depan maupun belakang, (Name) telusuri, tak ketemu juga.
"Dih, lagi satu mana coba. Masa sebelah doang."
Sementara itu, ada Nara yang datang dari luar rumah. Ia sudah langsung melihat (Name) dan Solar sedang berdiri di teras depan.
"Lagi ngapain, kak?" tanya Nara
"Eh, pulang juga! Hiu kakak hilang, kira-kira kamu lihat gak lagi satu dimana?"
Nara terdiam, ia mencoba mengingat. Tak lama kemudian ekspresinya berubah jadi kaget, walau itu sangat samar.
"Emm ... anu ... tapi jangan marah, ya?"
(Name) cuma mengangguk, dengan alis yang tertaut.
"Beberapa hari lalu, aku lihat sandal hiu punya kakak di tong sampah ... satu doang sih. Aku kira memang kakak yang buang, jadi aku biarin aja, malahan aku timbun pakai sampah baru ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage [✓]
Fanfiction୨⎯ BoBoiBoy Solar w/ Female!Readers ⎯୧ Dalam halu yang liar, orang-orang pasti membayangkan bagaimana dirinya bersanding dengan pria tampan. Mungkin itu pria biasa, atau yang punya kekuasaan besar seperti CEO dan Mafia. Ya, (Name) juga begitu, karen...