Chapter 18

442 65 29
                                    

Akhirnya, hari ini semua pulang dari rumah sakit dan kembali menjalani hari seperti biasa. (Name) sudah bisa merasa lebih tenang karena Nada sudah ditahan di balik sel penjara dengan tuduhan pelaku penculik. Orang itu akan diam di penjara dalam waktu yang lama.

Dari baru pulang, Solar sadar kalau (Name) kelihatan agak beda. Kelihatan lesu dan lebih banyak tidur, ia kurang tau apa penyebabnya. Apakah sehabis dirinya, (Name) pula yang sakit?

"Lagi kenapa? Apa sekarang kamu yang sakit?"

"Hem, begitulah. Sakit kepala, sakit perut, semua sakit."

"Kenapa gak bilang dari kemarin-kemarin?"

"Aku menstruasi, kak ... baru dari kemarin."

Solar seketika terdiam, mengiyakan itu di dalam pikirannya. "Aku kira sakitku kemarin pindah ke dirimu."

"Yakali."

"Tapi, tumben aku lihat kamu begini?" ucap Solar

"Entahlah, emang gak selalu loyo tiap bulannya, kadang malah masih bisa menaklukkan dunia." (Name) pun menggulung dirinya. "Aku mau tidur."

Solar menatap gadis itu dengan pandangan yang kurang bisa ditranslate. "Kamu gak minum obat?"

"Obat apaan?"

"Tablet tambah darah misalnya,"

"... Oh, itu nanti malam, sebelum tidur."

"Sekarang 'kan mau tidur juga?"

"Gak mau, ini masih pagi."

Solar cuma mengiyakan, lalu membiarkan (Name) tidur. Ia bisa memakluminya, ia tau apa yang akan dirasakan perempuan menstruasi karena ia pernah research tentang itu, walau ia tak pernah merasakan sakitnya menstruasi. Sekarang, Solar pun cuma menemani (Name) beristirahat di situ.

==========

Hari-hari (Name) selanjutnya berlalu dengan baik-baik saja, tak ada gangguan apa-apa lagi di hidupnya. Terhitung enam bulan hidup (Name) berjalan dengan lancar jaya, walau kadang rasanya flat.

Dihitung dari hari pertama melangsungkan kontrak, terhitung tujuh bulan sudah berjalan, dan Solar bersama (Name) masih menjalani kontrak itu. Walau begitu, sepertinya ada salah satu persyaratan kontrak yang mereka langgar.

Apa lagi kalau bukan persyaratan kelima.

"Sol, kok lama banget ya kamu ngasihin cucu? Humm?? Mentang-mentang mama bilang nikah aja dulu, kamu malah lupa buat ngasih cucuu?"

Pertanyaan itu sering Solar dengar akhir-akhir ini. Iya juga ya, dirinya sendiri juga lupa dengan itu. Ingatnya cuma (Name), berduaan, (Name), dan berduaan.

Dari (Name) sendiri, ia malah merasakan culture shock semenjak Solar berkelakuan suami di hadapannya. Suka kaget sendiri kalau Solar berkelakuan manis di hadapannya, seperti ketika Solar mau memeluknya, atau mencium kening. Solar kira (Name) begitu di awal-awal saja, ternyata malah sampai selama ini. Walau kelakuan Solar itu baru berlangsung dari bulan lalu.

"Aku lupa, ma. Jangankan ngasih cucu, (Name) aja masih sering kaget kalau mau aku peluk."

Tamaya menautkan alisnya. "Hah? Kok aneh gitu dia? Kan kalian pasutri."

Solar pun terdiam.

"Ya ... dia kaget aja, soalnya selama ini jarang kami bermesraan kayak begitu, karena kesibukan masing-masing juga. Semacam culture shock dia."

"Lah ... tujuh bulan ini ngapain aja toh kalian. Bisa-bisanya mau mesraan malah kaget."

Solar cuma bisa mengangkat bahunya. "Ya sudah lah, aku mau nyamperin (Name)." Lalu, Solar pergi.

Contract Marriage [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang