"(Name), kita putus kontrak."
"... Kenapa, kak?"
"Sudah ada wanita pengganti yang bisa aku jadikan istri tetap. Jadi kita tidak perlu berkontrak lagi." Lantas, Solar merobek surat kontrak yang telah mereka tandatangani dulu.
"Tapi, kak ... aku punya perasaan untukmu! Kita gak boleh putus kontrak!"
Solar menatapnya dengan rendah. "Hanya dirimu 'kan? Soalnya aku tidak merasa apapun." Solar membungkuk ke hadapan (Name). "Siapa suruh pakai perasaan, lagipula ini hanya kontrak! Sudahlah, terima kasih untuk kerja samanya selama ini. Selamat tinggal." Lalu, Solar mundur, pergi dari hadapan (Name).
(Name) terdiam di tempatnya, tak percaya dengan apa yang Solar katakan. Perlakuan baiknya selama ini, (Name) malah menanggapinya dengan hati padahal sejatinya itu bagian dari kontrak.
(Name) dengan prustasi ia berteriak serta tangan memegang kedua sisi kepala.
"AAARRRGGGHHHHH!"
(Name) kaget dengan mata yang mulai terbuka. Kepalanya pusing dan dirinya linglung. (Name) melihat sekitar yang ternyata di dalam mobil milik Solar. Di sampingnya, jok kemudi, tak ada siapapun. (Name) pun melihat ke luar jendela, lebih tepatnya ke arah minimarket, kelihatan ada Solar di dalam situ sedang mengantri di kasir.
(Name) yang sejujurnya masih linglung pun tak tau harus apa, tangannya mulai memijat kepala. 'Pusing bener ...'
Tak lama kemudian, Solar kembali ke dalam mobil dengan beberapa makanan ringan serta minuman. Ia juga membawa minuman hangat dari bean spot di sebelah minimarket.
"Gimana rasanya?" tanya Solar
"Pusing."
"Ya sudah, ini teh jahe, biar mendingan."
(Name) pun menerima teh itu, lalu perlahan mulai meminumnya.
Yang Solar ketahui, (Name) tadi tiba-tiba ngedrop, sehabis mereka berdua melihat dekorasi sedang dikerjakan di gedung sewaan. Terlihat dari mukanya yang lebih murung dan lebih diam, (Name) juga tadi sempat tidur, saat sedang tidur itu juga Solar berinisiatif untuk menepi di depan minimarket dan sedikit berbelanja. Kebetulan sekali (Name) sekarang sudah bangun.
"Akhir-akhir ini kamu begadang, ya," ucap Solar yang sedang menatap handphone.
"Kok tau?"
Solar mematikan handphone seraya menoleh. "Kelihatan."
(Name) tak menjawabnya lagi, karena selebihnya tak peduli. Ia fokus pada teh yang sekali ia minum membuatnya mau minum terus.
"Buat dirimu nyaman dulu, baru kita lanjutkan perjalanan."
"Habis lihat dekor tadi, mau kemana lagi?" tanya (Name)
"Mendingan kamu pulang, dengan kondisimu yang begini. Istirahatlah di rumah. Biar aku saja yang pergi."
"Baiklah."
Setelah makan dan minum, perjalanan berlanjut hingga tiba di rumah (Name). Mereka berpisah di situ, (Name) pun masuk ke rumah dan langsung mendarat di kamar, tidur sepuasnya sampai merasa lebih segar.
Sorenya (Name) bangun, ia sudah merasa lebih baik dan memutuskan untuk bergerak. Dimulai dengan mandi sore, lalu pergi ke dapur untuk memasak makan malam.
Nara yang mendengar suara krontang-kroteng dari dalam kamar pun tertarik untuk keluar kamar. "Lagi masak apa tuh?"
(Name) yang mendengar pertanyaan itu diam-diam tersenyum lebar. "Lagi bereksperimen, masak sesuatu yang baru. Kamu yang pertama kali cobain yaa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage [✓]
Fanfiction୨⎯ BoBoiBoy Solar w/ Female!Readers ⎯୧ Dalam halu yang liar, orang-orang pasti membayangkan bagaimana dirinya bersanding dengan pria tampan. Mungkin itu pria biasa, atau yang punya kekuasaan besar seperti CEO dan Mafia. Ya, (Name) juga begitu, karen...