Rasanya seperti memulai hidup baru, padahal masih di tempat yang sama dengan orang-orang yang tak berubah.
Hubungan kontrak yang berjalan secara diam-diam diantara Solar dan (Name) sudah putus. Bagi mereka berdua ini seperti menjalani hidup baru, tapi bagi orang lain biasa-biasa saja, karena yang tau tentang kontrak ini cuma Solar, (Name), dan Nara sedikit.
Tak apa lah. Hidup mereka sekarang terasa lebih bahagia, rasanya lebih murni tanpa memikirkan kertas surat itu.
"Uluh-uluh, dari pagi ini kelihatan senyum-senyum terus, apa gak pegel pipinya." goda Tamaya
Sepasang suami-istri yang kelakuannya seperti pengantin baru. Solar dan (Name) cuma tersenyum menanggapi ucapan Tamaya. Tamaya tentunya senang, karena ini artinya, sebentar lagi ia akan dapat keturunan.
"(Name), udah gak kaget lagi ya?"
(Name) menggeleng. "Ngapain kaget, sama suami sendiri."
"Solar sendiri yang bilang kemarin, kamu masih sering kaget. Kayak orang baru pindah negara."
(Name) tertawa kikuk. "Bisa aja deh."
Tamaya pun duduk di sofa single. "Mama mau ngasih tau sesuatu ke kalian, dengerin bener-bener."
"Silakan, ma."
"Jadi, ada teman mama, dia baru buka penginapan dan disuruh datang ke acara pembukaan tersebut besok hari. Tapi mama gak bisa, kalian yang mewakilkan, ya?"
"Aku sih bisa-bisa aja, ma, kebetulan besok gak ngapa-ngapain. Kalau kakak, bisa?"
Solar pun iya-iya.
"Oh baguslah kalau gitu. Nanti mama bilangin, yang akan datang adalah kalian, bukan mama dan papa." Tamaya pun mengambil handphone-nya.
(Name) pun sekarang cuma bengong imut. "Emangnya kenapa mama sama papa gak bisa?"
"Bapak mertua kamu tuh sok sibuk, kerja mulu dia. Mama gak mau pergi sendiri."
"Kan bisa aja mama sama Kak Solar?" ucap (Name), lengkap dengan muka innocent.
Tamaya pun geleng-geleng kepala. "Udah ah, kalian berdua aja, sekalian penginapan date, kan seru tuh."
Kedua anak Tamaya itu memberi tatapan yang seperti mencurigai Tamaya. Lalu saling tatap dan berkomunikasi lewat mata.
"Udah ya, itu aja yang mau mama kasih tau." Tamaya pun segera pergi.
"... Mama kenapa, kak?"
"Males keluar palingan. Aku pikir papa gak sesibuk itu. Biarin lah"
Selebihnya, (Name) tak mempermasalahkan itu. Sekalian jalan-jalan juga. Sudah lama ia dan Solar tidak jalan-jalan.
"Mau kemana?" celetuk Solar, melihat (Name) berdiri.
"Mau lihat burungnya Kak Thorn."
"Hah?"
"?? Iya, kenapa? Mau ikut?" tanya (Name)
"... Aku juga punya (Name), ngapain lihat yang lain."
"Masa? Sejak kapan kakak punya burung? Kok aku gak tau? Kakak sembunyiin dimanaa??" tanya (Name) bertubi-tubi sambil kembali mendekati Solar.
"Nih, di bawah."
"Manaa? Masa burung kagak disangkar malah di bawah sofa," (Name) malah mau-maunya sibuk mencari itu.
Diam-diam Solar ingin tertawa. 'Ini namanya polos apa dongo, sih?'
(Capek deh sama perburungan 😭)
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage [✓]
Fanfiction୨⎯ BoBoiBoy Solar w/ Female!Readers ⎯୧ Dalam halu yang liar, orang-orang pasti membayangkan bagaimana dirinya bersanding dengan pria tampan. Mungkin itu pria biasa, atau yang punya kekuasaan besar seperti CEO dan Mafia. Ya, (Name) juga begitu, karen...