Chapter 8

517 75 15
                                    

(Name) kini berdiri di depan pintu sebuah unit apartemen, yang merupakan tempat tinggal ibunya saat ini. Ia tau alamat ibunya saat ini pun karena bertanya dulu, untung jawaban dari ibunya itu biasa-biasa saja, tidak terlihat beremosi negatif atau gimana-gimana.

(Name) mengangkat salah satu tangan, lalu mulai mengetuk pintu dengan agak keras agar kedengaran oleh yang di dalam.

Tok tok tok!

Tak lama, ada seorang pria yang membuka pintu. Padahal ekspektasinya yang membuka pintu adalah ibunya.

Pria itu tentu tak kenal dengan (Name), lalu bertanya, "Kau siapa?"

Maunya (Name) mengakui kalau dirinya anak dari kekasih pria itu, tapi yang keluar dari mulutnya malah, "Saya ada janji dengan Ibu Dania. Dimana dia?"

(Dah bosen pake (Mother), masa jadi Ibu (Mother) sih 🗿. Jadi ya, pakai nama yang nongol di pikiran wae)

"Ohh, dia barusan ke kamar mandi. Ayo menunggu di dalam."

Begitu dipersilakan masuk, (Name) duduk di sofa, menunggu ibunya selama beberapa menit. Begitu datang wanita itu, ia langsung duduk di sofa, berhadapan dengan (Name). Lama tidak (Name) lihat wanita ini dan ternyata ibunya glow up.

"Jadi, ada apa mau ketemu saya?"

"Umm, aku mau ngasih tau, aku akan menikah."

Hening dulu. Dilihat-lihat, Dania tak acuh setelah (Name) berkata dirinya akan menikah. Tak taulah apa isi pikirannya.

"Ohh, oke. Terus? Apa lagi?"

'Lah, gitu doang?' batin (Name). "Ya ... hanya itu. Kalau ibu berkenan, silakan datang."

"Oke lah, tergantung sikon di hari itu. Emangnya kapan?"

"Dihitung dari sekarang, masih dua minggu lagi."

"Oh, oke. Kalau gak ada apa-apa lagi, silakan pergi."

(Name) terdiam, sedari tadinya memang terdiam. Lalu, ia pun bangkit, segera pergi dari apartemen ibunya.

'Sabarin aja, (Name) ...'

Selanjutnya, ia pergi ke tempat tinggal ayahnya. Yang diberitahu ayahnya di chat, ayahnya tinggal di rumah selingkuhannya, sudah diberi alamat juga.

Tiba di tujuan, (Name) pun segera mengetuk pintu. Lantas yang membuka adalah ayahnya, Jhona namanya. Dari dulu muka judesnya tak berubah.

"Mau apa?"

"... A-aku mah ngasih tau, aku bakal nikah."

"Ohh, oke." Seketika Jhona menutup pintu rumah lagi, membuat (Name) meringis sendiri.

"Aihh, emak sama bapak pada kenapa coba. Gak peduli amat. Udah baik juga gua mau ngasih tau ginian." Setelahnya, (Name) pergi dari situ.

=====

Habis jalan-jalan dan sekarang sudah pulang, (Name) memutuskan untuk minum yang banyak dulu baru menemui Nara, besti gosipnya.

Hari ini dua-duanya sedang libur. Nara yang sudah selesai dengan ulangan akhir semester, serta juga (Name) yang skripsinya sudah disidang dan acc, berkat dosem pembimbing yang selalu bilang "dikit lagi acc". Sekarang hidup mereka sudah tenang untuk sesaat.

"Kak, aku belum siap ..."

"... Belum siap apa?"

"Belum siap aja gitu buat life after married-nya kakak."

(Name) tersenyum. "Lah, 'kan kakak yang nikah, kenapa kamu yang gak siap?"

"Kan habis kakak nikah, aku juga ikut kakak ke rumah itu. Gimana ya, takut aja gitu."

Contract Marriage [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang