Hari ini, (Name) pergi ke luar rumah setelah menggunakan berbagai cara untuk mengemis izin pada sang suami. Semenjak hamil, sudah sangat jarang (Name) pergi ke luar. Niatnya refreshing, me time, atau quality time, malah tak dibolehkan oleh suami.
Solar yang akhirnya memberikan izin pun mewanti-wanti (Name) untuk berhati-hati selama berada di luar. Solar tak bisa menemaninya, ia sendiri sedang bekerja.
Walau keluar rumah dalam keadaan hamil, (Name) tak terlihat seperti ibu hamil. Ia mengenakan pakaian yang tertutup dan ukurannya pun lebih besar dari tubuh, apalagi perut (Name) belum besar. (Name) sudah berdoa agar kejadian digodain itu tidak terulang lagi.
(Name) tiba di tujuannya, yakni rumah makan. Datang ke sini bukan untuk makan berat, tapi cuma untuk makanan ringannya, selebihnya (Name) asik sendiri dengan dunianya.
"Makan yang banyak ya, anakku ... entar kalau udah di luar, susahin bapakmu untuk beli jajan." ucap (Name) pada jabang bayinya yang sudah berusia 10 minggu.
Sesat juga ajarannya.
(Name) melihat-lihat handphone sambil makan. Tampak asik sendiri di situ, meski sebenarnya memang sendiri, tak peduli dengan yang lain di sekitaran sedang apa.
Sampai-sampai makanannya habis secara tak sadar. Saat mau mengambil lagi, (Name) tak menemukan apapun, dan membuatnya melihat ke piring.
"Owalah, udah habis ... ya udah lah." (Name) beralih pada pesanannya yang lain. Lanjut makan.
Habis dengan makanannya, (Name) segera berpindah lokasi dari situ. Hendaknya belanja-belanja untuk dibawa pulang. (Name) mulai berkendara dan bergabung di jalan raya.
(Name) pun tiba di toko tempat menjual kebutuhan sehari-hari. Turun dari motornya, (Name) segera masuk ke dalam toko. Ia memasuki salah satu lorong rak dan mulai memilih barang.
Kebetulan, ada yang datang ke lorong yang sama, dengan niat berbelanja pastinya. (Name) tentunya antisipasi, ia segera menyudahi kegiatan milih-milihnya agar bisa pergi dengan cepat. Dari pada malah digodain lagi, seperti beberapa waktu lalu.
Namun, sepertinya orang itu mengikuti (Name)? Bisa kebetulan sekali bapak-bapak itu pergi ke tempat yang sama dengan (Name). Setelah agak lama jalan-jalan dengan niat menghindari orang itu, baru lah (Name) berhenti.
'Dih, aneh banget orang-orang. Masa tiap gua belanja begini, ada aja yang ngintilin?' batin (Name)
Tiba-tiba ada yang memegang pundaknya, membuat (Name) kaget dan menoleh ke arah pelakunya. (Name) kira si bapak-bapak random, taunya Solar.
"Loh ... kok bisa di sini?" tanya (Name)
"Tentunya berbelanja. Bisa kebetulan sekali kita bertemu."
(Name) diam, memperhatikannya dengan saksama, memastikan apakah benar ini Solar atau justru orang yang menyamar menjadi Solar. Lantas, tangan (Name) meraba-raba muka Solar. Pria itu pun diam dan bingung.
"Kenapa?"
"Ini beneran Kak Solar 'kan?"
Solar heran jadinya. "Iya, kenapa gak percaya?"
"Ohh ... aku kira ada yang nyamar jadi kamu. Tadii, ada bapak-bapak yang ngikutin aku. Kirain kamu bapak-bapaknya."
"Ohh, tadi aku memang sempat melihat ada yang mengikutimu. Makanya aku bisa berakhir di sini dan menemuimu. Orang yang mengikutimu sudah jauh, tenang saja."
"Owalah, gitu ternyata."
Diam lagi. Awkward rasanya tiba-tiba bertemu di tempat umum tanpa perjanjian di awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage [✓]
Fanfiction୨⎯ BoBoiBoy Solar w/ Female!Readers ⎯୧ Dalam halu yang liar, orang-orang pasti membayangkan bagaimana dirinya bersanding dengan pria tampan. Mungkin itu pria biasa, atau yang punya kekuasaan besar seperti CEO dan Mafia. Ya, (Name) juga begitu, karen...