Chapter 13

252 33 0
                                    

Hamil?

Xavier mengusap kasar wajahnya, menatap Vanda. Saat ini, mereka berdua sedang berada di ruang kerja pribadi milik Xavier, yang berada tepat di seberang kamar, di mana Callista berada.

"Kau yakin?" Xavier menghela nafas kasar.

"Tentu saja," Vanda mengerutkan keningnya, "Tuan meragukanku? Ada dua jiwa di dalam tubuh queen, apalagi jika bukan karena sedang hamil? Jika tuan tidak percaya, belilah test pack dan buktikan sendiri." Vanda mendengus kasar, sedikit tidak suka karena Xavier tampak meragukan kemampuannya.

"Bukan itu, tapi...."

"Sudah kuperingatkan berulang kali, tuan harus cepat cepat memisahkan queen dari suaminya. Bagaimana pun juga mereka berdua adalah pasangan yang sah dan tuan hadir setelah mereka menikah dan menghabiskan masa bulan madu mereka."

"Berapa usia kehamilannya?"

"Entahlah, tapi yang pasti itu bukan milik tuan,"

"Aku memang belum menyentuhnya, Vanda!" Xavier mendengus kasar. "Tentu saja itu bukan milikku!"

"Aku tau, my King. Aku hanya bilang, jika bayi itu milik tuan, maka aura Demon atau Vampire akan keluar dari tubuh queen. Tapi saat ini tidak ada aura Demon atau vampire yang keluar dari tubuh queen, selain aura samar Elf."

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" Xavier menghempaskan dirinya di kursi kerjanya, wajahnya tampak frustasi.

"Entahlah, biar kupikirkan dulu," Vanda bergumam pelan sambil berjalan mondar mandir di dalam ruangan.

"Kita tidak mungkin menunggu sampai bayi itu lahir, terlalu lama!" Xavier berdecak pelan, tampak kesal.

"Aku tau itu, dan kita butuh kekuatan queen untuk menyempurnakan kekuatan tuan." Vanda bergumam pelan.

"Apa itu berarti kita harus melewatkan bulan darah lagi?"

"Aku tidak tau," Vanda menggeleng pelan, tampak putus asa.

"Sial! Berapa lama lagi aku harus menunggu? Aku sudah menunggu ratusan tahun untuk mateku, dan ternyata dia adalah istri orang!"

"Terkadang ada hal hal di luar prediksi saat kita menemukan mate," Vanda menghela nafas panjang. "Aku akan membaca buku buku tua di perpustakaan. Mungkin aku bisa menemukan jalan keluar terbaik, secepatnya." Vanda mengangguk sopan, pamit dan berjalan keluar dari ruang kerja Xavier.

"Sial!" Xavier menggeram kesal, manik matanya kembali berubah menjadi merah.

***********

Leonard berjalan mondar mandir dengan wajah gusar. Usaha pencarian Callista tidak membuahkan hasil sama sekali. Entah mengapa, CCTV yang berfungsi hanyalah CCTV yang berada di dalam cafe dan area sekitar cafe. Selain itu, semua rekaman CCTV dalam radius satu kilometer, baik yang diperiksa dengan meminta ijin pemilik CCTV maupun yang sengaja di hacked oleh orang orang suruhan Leonard, ternyata tidak berhasil merekam kejadian malam itu. Rekaman CCTV tersebut hanya berupa gambar hitam berpasir putih, seolah olah dengan sengaja dirusak.

"Tuan," Deva, salah seorang asisten kepercayaan Leonard, berdiri di ambang pintu, di depan kamar hotel.

"Ada apa? Apakah ada kabar terbaru tentang istriku?"

"Maaf, tuan. Belum ada sama sekali," Deva menggeleng pelan, "Tapi nyonya Amora sudah tiba di lobby hotel dan sedang menuju ke sini."

"Aku berharap ada kabar baik dari Amora. Minta tolong Jen memesan minuman dari resto," Leonard merapikan pakaiannya, berdiri, menunggu kedatangan Amora.

World of Illusion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang