Setelah kejadian menghebohkan di mana terjadi suara dentuman keras dan membuat Xavier terlempar serta tiba tiba saja Xavier berubah wujud menjadi seekor naga kecil, pengaruh afrodisiak pun perlahan tapi pasti, menghilang dari tubuh Callista.
Suara dentuman itu tentu saja mengundang perhatian dari para pengawal mansion besar milik Xavier. Tapi beruntunglah karena Vanda yang pertama kali mengetahui kejadian tersebut. Vanda dengan cepat menutupi kejadian tersebut, dan tidak membiarkan Xavier dalam wujud naga kecil keluar dari dalam ruangan. Hanya segelintir orang yang mengetahui kejadian tersebut termasuk Luca. Saat itu, Callista baru menyadari, bahwa tidak semua orang yang berada di rumah mewah Xavier adalah kaum immortal. Sebagian kecil dari mereka ternyata adalah manusia biasa yang bekerja secara normal tanpa mengetahui rahasia yang mereka sembunyikan. Itulah salah satu alasan kenapa panggilan His Majesty, King dan sejenisnya tidak banyak dipakai dan sebagai gantinya, panggilan tuan dan nyonya lebih banyak digunakan.
"Stop, Callista!" Naga kecil jelmaan Xavier menggeram gusar.
Namun alih alih merasa takut, Callista justru tertawa terbahak bahak saat mendengar suara terjepit Xavier yang semakin lama semakin mirip dengan suara Donald duck, tokoh kartun legendaris.
"Ternyata kalau kau sedang marah, kau memanggilku dengan nama Callista," Callista kembali terkikik kecil, mencolek colek perut naga kecil yang buncit.
"Berhenti menyentuh perutku, Callista!" Tangan naga kecil yang berselaput tipis itu menepuk kasar tangan Callista.
Naga kecil itu mendengus kesal, percikan api kecil keluar dari hidung dan mulutnya.
"Ehh gak boleh keluarin api, nanti kamarnya terbakar," Callista menyentil kepala naga kecil tersebut. "Jangan jadi naga yang nakal ya, Xavier."
"Berhenti mengangguku, Callista!" Naga kecil itu membentak kasar. Namun sialnya, Callista semakin terkikik geli karena suara terjepit yang keluar dari mulut naga kecil itu justru terdengar semakin lucu di telinganya.
"Aku akan berhenti mengganggumu, kalau kau melepaskanku," Callista tersenyum miring. Kesempatan dalam kesempitan.
"Jangan harap!" Naga kecil itu kembali berdecih dengan suara lucunya.
"Ya sudah, terimalah nasibmu kalau begitu," Callista terkikik kecil, kedua jemarinya menguyel uyel kepala naga kecil itu dengan gemas.
"Vanda!!!!" Naga itu berteriak keras, tampak marah.
Terdengar langkah kaki tergopoh gopoh dari luar, Vanda berdiri di ambang pintu.
"Kau sudah menemukan penyebabnya?" Naga kecil itu melompat turun dari ranjang setelah berhasil melepaskan diri dari perlakuan usil Callista.
"Sudah, tuan." Vanda mengangguk pelan.
"Dan kau bisa menemukan cara mengembalikan tubuhku seperti semula bukan?" Naga kecil itu menggerutu kesal, "Sial! Ini pertama kalinya terjadi pada diriku!"
"Untuk mengembalikannya aku tidak yakin, tuan." Vanda bergumam pelan.
"Lalu apa penyebabnya, Vanda?"
"Itu..itu..." Vanda melirik ke arah Callista yang sedang duduk sambil menatap ke arah naga kecil jelmaan Xavier, menggerakkan jempol dan ujung jari telunjuknya seolah olah sedang memanggil hewan peliharaan sambil mengeluarkan suara decakan dengan senyum miring yang kali ini memang terasa sangat menjengkelkan bagi Xavier.
"Sial! Callista benar benar kekanakan," naga kecil itu mendesah frustasi, namun kembali mengumpat, saat melihat ekspresi Vanda yang juga tampak bersusah payah menahan senyumannya.
"Berhenti menertawakan diriku, Vanda. Katakan saja apa yang perlu dikatakan!" Xavier menghentakkan kakinya, "Sekarang mari kita bahas apa penyebab diriku bisa berubah menjadi naga kecil sialan ini. Mengingat darah dan kekuatan yang ada dalam diriku, harusnya aku berubah menjadi naga besar yang mengerikan, bukan malah terperangkap di tubuh bayi naga."
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Illusion
FantasyBagaimana jika saat membuka mata, tiba tiba saja dirimu sudah berada di tempat yang asing, yang tidak pernah terbayangkan di dalam benakmu? Itulah yang terjadi pada Callista. Saat ia membuka matanya, tiba tiba ia berada di sebuah ruangan yang terasa...