Chapter 20

226 31 0
                                    

Flashback on

Vanda berdiri di dekat gerbang utama kediaman Leonard. Ia melirik sekilas ke arah layar ponselnya, memastikan waktu di layar ponselnya menunjukkan angka yang benar. Senyum Vanda mengembang lebar saat melihat seorang maid keluar dari dalam kediaman Leonard dengan membawa kantong sampah berukuran besar.

"Permisi," Vanda berdehem, menarik atensi maid yang sedang meletakkan kantong sampah di dinding gerbang.

"Ya?" Maid itu menoleh, menatap Vanda, "Ada yang bisa saya bantu?"

"Kau bekerja di dalam sana?"

"Iya."

"Aku ingin meminta bantuan padamu, Dan aku akan membayarmu dengan nilai yang sepadan." Vanda tersenyum pelan, matanya mencuri pandang ke arah kediaman Leonard, memastikan tidak ada penjaga yang melihat maid itu sedang berbicara dengan orang asing di depan gerbang.

"Apa itu?' maid itu tampak penasaran.

"Begini, aku punya saudara wanita yang akan melangsungkan pernikahan dan aku ingin memberikannya hadiah yang special. Saudaraku pernah bertemu dengan nyonya rumahmu dan tertarik pada kalung yang dikenakannya."

"Kalung?" Maid itu mengerutkan keningnya, "Kenapa tidak bertemu langsung saja dengan nyonya di rumah?'

"Sesungguhnya aku malu dan merasa tidak enak, karena kalung yang dikenakan oleh nyonya rumahmu jelas sangat mahal dan mungkin saja merupakan kalung dengan edisi terbatas."

"Oke, lalu apa yang bisa kubantu?"

"Bisakah kau membawakan kalung yang digunakan oleh nyonyamu? Aku ingin melihatnya, lalu langsung mengembalikannya padamu. Aku berencana membuat kalung yang tampilannya mirip dengan kalung milik nyonyamu."

"Nyonya, kurasa kau sebaiknya bertemu langsung dengan nyonyaku dan minta ijin memotret atau membuat kalung yang sama persis dengan kalung nyonya kami."

"Tidak, aku hanya ingin meminjam sebentar saja, memotretnya dan langsung mengembalikannya padamu. Aku akan membayarmu."

Maid itu menggeleng pelan, menolak. Ia mengangguk sopan, berbalik hendak kembali masuk ke dalam rumah.

"Tiga ratus dollar," Vanda berseru keras.

"Apa?" Maid itu berpaling, menatap Vanda.

"Please, bantu aku, hanya sepuluh menit, Dan aku akan membayarmu tiga ratus dollar. Bagaimana?"

"Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya membawa kalung itu ke sini. Jika kalung itu dikenakan oleh nyonya tentu aku harus meminjamnya, bukan?"

Hening.

"Bagaimana jika kau memotong kalungnya saat kau bertabrakan dengannya?"

"Memotong kalungnya?" Mata maid tersebut membesar, "Wah ini ide tergila yang pernah kudengar." Maid itu menggeleng pelan, menolak.

"Kalung itu terbuat dari tali hitam biasa, aku hanya butuh liontinnya saja."

"Aku tidak yakin, nyonya. Resikonya terlalu besar. Aku bisa saja dipecat karena dianggap mencuri kalung milik nyonya rumah."

"Aku akan membayarmu seratus dollar, sisanya setelah aku berhasil memotret liontin kalung itu." Vanda merogoh saku mantel ya, mengeluarkan mata uang dollar, meraih tangan maid, meletakkan lembaran dollar itu di telapak tangan maid.

"Nyonya...." Maid itu tampak tercengang.

"Kemarikan ponselmu. Aku akan memberikan nomor ponselku." Vanda mengulurkan tangannya, meminta ponsel milik maid.

World of Illusion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang