Sebagian part sudah dihapus
Mohon maaf buat teman teman yang terlambat membaca 🙏🙏🙏
***************
Sebelum teman teman membaca part terakhir dari kisah Callista dan Leonard, aku mau ngucapin terima kasih buat teman teman yang dah support kisah aku selama ongoing.
Dan seperti biasa, Epilog lengkap hanya di posting 1 x 24 jam saja ya teman teman. Ini khusus buat teman teman yang gak bisa baca di Karyakarsa.
Total jumlah kata hampir 3000 kata ya, jadi ini udah benar benar mewakili extra part di Karyakarsa walau gak sedetail yang di Karyakarsa
Oke, Happy reading gaes....
Jangan lupa vote dan spam komen yaaa....*****************
"Cantik sekali!" Wanita yang menjadi MUA, menatap kagum ke arah Callista. Wajahnya yang di make up secara natural justru terlihat sangat cantik. Eyeshadow berwarna natural, bedak ringan, blush on dengan warna lembut dan lipstick berwarna mauve lembut membuat kecantikan alami Callista justru sangat menonjol.
Callista menatap pantulan dirinya di cermin. Takjub melihat perubahan dirinya yang tampak seperti dewi. Off shoulder gown putih yang dikenakannya tampak anggun dengan paduan brokat klasik yang menghias area dada dan menampakkan lekuk pundak Callista. Dengan bahan rok tulle lembut dilapisi brokat dan payet di beberapa area, membuat penampilan Callista benar benar sangat menawan.
"Sudah waktunya," seorang petugas WO, melongok masuk, memberi kode agar Callista bersiap siap.
Callista bangkit berdiri, menarik nafas panjang, menatap Reynold yang tersenyum lebar, menatap dirinya dari ambang pintu ruang hias.
Mata Reynold berkaca kaca, tidak bisa dipungkiri ada rasa kehilangan di sudut hati kecilnya. Gadis kecilnya kini sudah beranjak dewasa dan akan melepas masa lajangnya dan merubah statusnya dari seorang gadis menjadi istri.
"Putri papa sangat cantik," Reynold mengulas senyum, mengulurkan tangannya.
"Thanks pa buat segalanya," Callista menyambut uluran tangan Reynold, menarik nafas panjang, mengusir rasa gugup yang tiba tiba saja hadir.
"Jangan gugup, Ta." Reynold menepuk pelan punggung tangan Callista, seolah tau jika Callista sedang gugup. "Leonard adalah pria yang sangat baik. Papa benar benar tidak menyangka kalian akan tiba di titik ini."
Callista mengangguk, kembali menarik nafas panjang, menenangkan dirinya.
"Sudah waktunya," petugas WO tersenyum lebar, memberi kode agar Callista dan Reynold mengikuti dirinya menuju ke tempat acara pemberkatan pernikahan diadakan.
Callista berdiri di atas karpet merah yang membelah deretan kursi, menuju ke arah altar, di mana Leonard berdiri tegap dengan tuxedo hitam membalut tubuh tinggi besarnya. Rambutnya yang di brushed up membuat penampilan terlihat lebih segar dan sangat tampan.
"Ayo," Reynold menepuk punggung tangan Callista yang berada di lengannya, memberi kode agar mereka segera melangkah menuju ke altar.
Sementara itu Leonard nyaris tanpa sadar menahan nafasnya, saat melihat Callista yang tampil begitu cantik sedang berjalan menyusuri karpet merah. Gaun berpotongan A-line memeluk erat tubuh mungil Callista, membuatnya tampak anggun sekaligus seksi.
"Jaga Tata baik baik," suara Reynold seolah menarik kesadaran Leonard kembali.
"Pasti," Leonard mengangguk tegas, menerima tangan mungil Callista dari tangan Reynold.
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Illusion
FantasíaBagaimana jika saat membuka mata, tiba tiba saja dirimu sudah berada di tempat yang asing, yang tidak pernah terbayangkan di dalam benakmu? Itulah yang terjadi pada Callista. Saat ia membuka matanya, tiba tiba ia berada di sebuah ruangan yang terasa...