☯*⁠˘11˘⁠*☯

15 2 1
                                    

Heyou

Harlen kembali 👋🏻

KELVAN apa kabar?

Jangan lupa tandai typo

Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

09:24:00

"Div, Diva hah hah."Panggil Jericho sembari mengatur nafasnya dengan tangan yang diletakkan pada lutut yang sedikit ditekuk.

Diva yang awalnya mendongakkan kepalanya dan menatap sebuah kain merah putih yang berkibar di tiang yang tinggi kini mengalihkan pandangannya ke arah Jericho.

"Si Al nyariin lo."Ucap Jericho seraya menatap Diva.

Diva melangkahkan kakinya menuju ke arah Jericho."Lo tadi ngelihat gue kan?"Tanyanya.

"Lihat."Jawab Jericho.

"Gue tadi ngapain?"Tanya Diva.

"Berdiri, melihat, mendengar, berendam, be–"Jawab Jericho.

"Gue tadi dihukum. Dan itu gara-gara si Al Al itu."Ucap Diva dengan wajah garangnya.

"Lo bilangin sama teman lo itu, jangan ngeganggu gue. Gara-gara dia juga gue ketinggalan pelajaran Bu Seni."Lanjutnya lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana saat mendengar suara bel istirahat telah berbunyi.

"Div, dia nyariin lo. Please...mau ya ya, sebelum si Badru dibunuh sama Al."Ucap Jericho seraya mengikuti langkah kaki Diva dengan kedua telapak tangan yang dirapatkan di depan dada.

Diva menghentikan langkahnya lantas menatap Jericho setelah sedikit menyerongkan tubuhnya."Lo urus sendiri, gue ngga mau ketemu sama dia."Ucapnya lalu kembali melangkah kakinya pergi dari sana menuju kantin. Ya, tujuan Diva adalah kantin. Karena apa? Karena kantin memiliki banyak varian makanan dan juga minuman.

"Duh gimana nih? Jangan sampai si Badru mati, nanti siapa yang gue ajak nangkring di atas pohon."Ucap Jericho seraya melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju rooftop.

"Lo, lo ngga papa kan?"Tanya Jericho saat melihat Badru yang keluar dari pintu rooftop, ia langsung saja memeluk Badru lalu melepaskan pelukannya kemudian membolak-balikkan tubuh sang empu.

"Akhirnya lo masih bernyawa."Ucap Jericho setelah menghembuskan nafas lega.

Badru memutar bola matanya dengan malas."Divanya mana?"Tanyanya seraya menatap Jericho.

"Diva habis dihukum gara-gara si Al, dianya ngga mau ketemu sama Al. Gara-gara Al juga, dianya ketinggalan pelajaran Bu Seni."Jawab Jericho.

Brak

Mereka berdua terjatuh ke lantai dengan Jericho yang berada di bawah dan Badru yang berada di atas Jericho.

Al melangkahkan kakinya pergi dari sana tanpa mempedulikan mereka berdua.

Beberapa murid ataupun siswa-siswi SMA Vincit yang berlalu lalang menuju tempat tujuan melihat hal tersebut langsung saja meledakkan tawanya.

Jericho langsung mendorong tubuh Badru lantas bangun."Lo apa-apaan sih. Malu kan gue."Ucapnya dengan kesal seraya berdiri.

"Yeah, ini bukan salah gue, tapi salah si Al."Ucap Badru dengan kesal.

Kantin

09:30:08

Diva memakan tahu baksonya yang hanya di bumbui dengan kecap. Ia memakan tahu baksonya dengan menggunakan tusuk bakso yang terbuat dari bambu yang ujungnya diruncingkan.

Tiba-tiba seseorang mendudukkan dirinya di kursi panjang yang Diva duduki, orang tersebut memeluk Diva dari samping kiri seraya meletakkan kepalanya di bahu kiri sang empu.

Diva tentu terkejut. Ia melihat sang pelaku yang kini memeluknya dari samping kiri seraya meletakkan kepalanya di bahu kirinya.

Diva meletakkan tahu baksonya di atas meja."Lepasin ngga."Ucapnya seraya melepaskan tangan Al yang melilit di pinggang rampingnya.

"LO DENGER GUE NGGA?!"Tanya Diva dengan suara yang menggelegar. Para penghuni kantin yang sedari tadi menatap mereka di buat terkejut dengan teriakan Diva yang secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba.

Al menundukkan kepalanya seraya memainkan jemari kedua tangannya, matanya mulai berkaca-kaca, dan sebentar lagi air matanya pasti akan luruh.

"Hiks, hiks."

Para penghuni kantin di buat double terkejut. Inikah seorang Al yang bringas, bengis, dan tidak pandang bulu? Seorang Al menangis ditempat yang terbuka? Sungguh, hal tersebut begitu sangat langka bagi mereka. Tapi tidak dengan Jericho dan Badru, begitupun dengan Diva.

"Kalo lo mau nangis mending pergi! Ngerusak suasana tau ngga."Ujar Diva lalu melanjutkan kegiatan makannya setelah kembali mendudukkan dirinya.

"Ezza."Panggil Al dengan lirih.

Srot

Al menarik ingusnya ke dalam saat ingusnya akan keluar dari lubang hidungnya.

"Mau peluk hiks."Ucap Al seraya menatap Diva dengan tatapan memelas.

Diva meletakkan tahu baksonya di atas meja dengan kesal lalu merentangkan kedua tangannya. Al yang melihat hal tersebut langsung saja memeluk Diva.

Diva membalas pelukan tersebut seraya mengusap pelan punggung Al dengan menggunakan tangan kanannya. Gini-gini ia memiliki hati ya.

"Kenapa hm?"Tanya Diva dengan lembut.

Al mengendus-enduskan hidungnya pada bahu Diva."Hangat, pelukannya hangat. Aku suka."Ucapnya lalu memejamkan kedua matanya.

"Lha, tidur."Ucap Diva saat mendengar suara dengkuran halus.

"Gue harus minta penjelasan mereka."Ucap Diva dalam hati.

Mereka yang melihat hal tersebut di buat gregetan. Ada yang menggigit rambutnya sendiri, ada yang menggigit jari telunjuknya. Ada pula yang menggigit sendok besi. Berbeda dengan seseorang yang kini mengepalkan kedua tangannya saat melihat hal tersebut.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Bagaimana dengan part ini?

Seru? Membagongkan? Tidak jelas? Atau...tidak seru?!

Kalau semua pertanyaan tidak ada pada cerita, simpan cerita ini di perpustakaan kalian ya.

Don't forget to vote and comment.

Jangan lupa follow akun Harlen
Instagram:@harlen.346
TikTok:@harlen346
Dan...jangan lupa follow akun Wattpad Harlen!

Ingat! Tak boleh pelit, bulan Dzulhijjah lho, harus saling berbagi

Next chapter? Coment 👉🏻

See you later 🤗

Jangan lupa
👇🏻 and 👉🏻

Written
Ahad 21 Januari 2024

Publish
Ahad 9 Juni 2024
19:02

Alis Propriis Volat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang