☯*⁠˘10˘⁠*☯

14 3 0
                                    

Heyou

Harlen kembali 👋🏻

KELVAN apa kabar?

Jangan lupa tandai typo

Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Lepasin gue!"Ucap Diva sembari berusaha melepaskan tangan Al pada pergelangan tangan kirinya.

Al tidak mengindahkan perkataan Diva dan terus melangkahkan kakinya seraya menarik pergelangan tangan kiri Diva dengan lembut.

Brak

Al menutup pintu rooftop dengan lumayan kasar, sehingga menimbulkan suara bising.

Al melepas pergelangan tangan kiri Diva dan beralih memeluknya dengan erat. Ia menangis di bahu kiri Diva.

Djva terkejut dengan pelukan tersebut, ia tidak tahu harus bagaimana, ia hanya bisa diam sembari mendengar suara ingus Al.

"Lo kenapa?"Tanya Diva dengan raut wajah keheranan.

"Hiks, hiks."Bukannya menjawab. Al malah semakin mempererat pelukannya dengan isak tangis yang semakin terdengar.

"Lo, lepasin ngga!"Sentak Diva dengan kasar, hingga pelukan tersebut terlepas.

"Lo jangan kurang ajar ya! Ini tuh udah termasuk pelecehan."Ucap Diva seraya menatap Al yang kini menghapus jejak air matanya dengan menggunakan kedua tangannya.

"Hiks, peluk."Ucap Al dengan lirih.

"Intinya lo jangan deket-deket sama yang namanya Al itu."

"Kenapa?"

"Dia itu pembunuh, dia juga ngga mandang bulu."

"Dia pernah ngebunuh Kepala sekolahnya waktu SMP."

"Dia dipenjara?"

"Nggalah, ada uang ada kuasa."

"Dia juga pernah ngemukulin Guru dia sampe babak belur tuh Guru."

"Gurunya cewek, cowok?"

"Dua-duanya."

"Terus, keadaan Guru itu gimana?"

"Ada yang kritis, koma, dan ada juga yang meninggal."

"T-tiga orang?"

"He'em."

"Kenapa berbanding terbalik?"Tanya Diva entah kesiapa dalam hati.

"Tapi bisa aja dia ngebunuh gue di sini, secara kan tempat ini sepi."Ujar Diva dalam hati.

"Kalau pun dia ngebunuh gue, dia ngga bakal dipenjara juga. Gue harus kabur."Lanjutnya dalam hati.

Al yang melihat keterdiaman Diva langsung saja memeluknya kembali, dan menumpahkan air matanya di bahu kiri Diva.

Tangan kanan Diva berusaha mencari gagang pintu. Setelah mendapatkan letak gagang pintu, ia langsung mendorong tubuh Al dengan sekuat tenaganya lalu membuka pintu, ia pun pergi dari sana dengan berlari sekencang mungkin.

"Semoga aja dia ngga ngejar gue."Ucap Diva seraya terus berlari, sesekali ia menoleh ke belakang.

Bruk

Diva terjatuh hingga bokongnya menyentuh lantai yang dingin. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat orang yang ia tabrak.

Diva menyengir seraya tersenyum kikuk."Hehe."

Alis Propriis Volat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang