Selamat malam!
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
。:゚Happy Reading゚:。
Tiga jam telah berlalu. Skala dan Anura masih setia menunggu proses operasi Al. Ya, Al di temukan oleh beberapa warga saat itu. Dan untung saja para warga dapat mengeluarkan Al dari mobil sebelum mobil tersebut meledak.
"Mereka kok lama?"Tanya Anura dengan suara serak dan pelan secara bersamaan.
Skala mengusap lembut punggung Anura dengan menggunakan tangan kirinya."Sst, tidurlah. Sudah larut, tidak baik untuk kesehatanmu."Ucapnya dengan lembut.
"Aku mau nungguin Al, aku mau ngelihat keadaan Al."Ucap Anura lalu menatap wajah Skala dengan kepala yang didongakkan dan menoleh ke samping kanan.
"Tapi nangisnya berhenti ya. Matanya udah bengkak lho, hidungnya juga merah."Ucap Skala seraya mengusap pelan hidung Anura dengan menggunakan tangan kanannya.
Anura menggelengkan kepalanya guna untuk menjauhkan hidungnya dari jangkauan Skala.
Skala terkekeh melihat tingkah Anura yang begitu persis seperti seorang kanak-kanak yang merajuk karena tidak diberi permen.
Skala menikahi Anura karena sebuah perjodohan, mereka menikah di umur yang masih dibilang muda. Mereka menikah saat Anura berumur delapan belas tahun. Sedangkan Skala, ia berumur dua puluh lima. Jadi, bisa dibedakan, bukaaaan!
Ceklek
Sebuah pintu terbuka dengan seorang Dokter keluar dari ruangan tersebut.
Anura melepaskan pelukan Skala sambil berdiri dari duduknya. Skala ikut berdiri dari duduknya.
"Bagaimana? Apakah dia baik-baik saja? Tidak ada luka serius kan? Jawab Dok. Bagaimana keadaan anak saya."Tanya Anura sembari menggoyangkan lengan tangan kanan Dokter tersebut.
Skala langsung melepaskan tangan Anura dari lengan Dokter tersebut dengan lembut.
"Kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada Tuan dan Nyonya. Kami tidak bisa menyelamatkan Tuan Alfred dalam keadaan baik."Ucap Dokter tersebut.
Skala menghampiri Dokter tersebut lalu menarik kerah bajunya dengan kasar."Kau tahu apa konsekuensinya kan?"Tanyanya.
"Maaf Tuan. Ini sudah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia memang berencana, tapi rencana Tuhan akan lebih baik dari yang diinginkan hambanya."Ucap Dokter tersebut setenang mungkin. Meskipun rasanya ia ingin mengeluarkan urinenya.
Skala menghempaskan tubuh Dokter tersebut hingga Dokter tersebut hampir terjatuh.
☆☆☆☆☆
"Ezza."
Seorang perempuan membalikkan tubuhnya kala mendengar sebuah suara masuk ke dalam indra pendengarannya.
Perempuan tersebut menatap sesosok lelaki yang berdiri tidak jauh dari arahnya, ia tersenyum kepada lelaki tersebut.
Perempuan tersebut melangkah kakinya pergi dari sana. Lelaki tersebut mengejar perempuan tersebut lalu mencekal pergelangan tangan kirinya.
"Gue bukan Muezza. Tapi Nayra."Ucap perempuan tersebut seraya melepaskan cekalan Al pada pergelangan tangan kirinya.
Perempuan tersebut melangkah kakinya pergi dari sana dengan Al yang setia menatap kepergiannya dengan mata yang berair.
"Nayra. Bukan Muezza."Gumam Al dengan pelan.
"AGA!"Teriak seorang perempuan seraya berlari menghampiri Al dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.
"Kau Ezza?"Tanya Al dengan pelan. Perempuan tersebut menganggukkan kepalanya dengan antusias.
Al langsung memeluk tubuh Diva dengan erat dan menumpukkan dagunya pada bahu kanan Diva.
"Apakah kau merindukanku?"Tanya Diva sembari mengusap pelan punggung Al dengan menggunakan tangan kanannya.
"Sangat. Kau pernah berjanji padaku untuk selalu bersama dan tetap menemaniku. Tapi kau pergi. Kau meninggalkanku, kau membohongiku."Ucap Al.
"Aku memang berjanji padamu untuk selalu bersama dan tetap menemanimu. Tapi Tuhan berkata lain. Takdirmu bukan bersamaku. Berbahagialah di waktu yang akan datang."Ujar Diva.
Diva melepas pelukan tersebut lalu menatap manik mata Al yang berlinang air mata."Aku harus pergi sekarang. Ingat pesan yang selalu aku katakan padamu. Dan berbahagialah di waktu yang akan datang."Ucapnya lalu membalikkan tubuhnya kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana sembari tersenyum manis kepada Al.
Al menatap kepergian Diva. Ingin rasanya ia mengejar dan berkata tidak. Tapi sayang, seluruh tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan, begitupun dengan lidahnya yang terasa kelu, dan juga mulutnya yang terasa terkunci.
。:゚To Be Continue゚:。
Minimal tinggalkan jejak
Selamat menunaikan ibadah bagi yang beragama muslim 🙏🏻
Itu aja, see you, all 🤗
Written
Rabu 24 Januari 2024Publish
Ahad 20 Oktober 2024
18:00
KAMU SEDANG MEMBACA
Alis Propriis Volat
Teen FictionAlis Propriis Volat Seperti kupu-kupu yang hinggap pada suatu bunga, dan pergi setelah membantu penyerbukan bunga tersebut. Datang tanpa dimintai, dan pergi tanpa pamit hingga menembus sembagi arutala. Sesuatu akan hilang dalam dirimu. Namun hal ya...