☯*⁠˘17˘⁠*☯

4 1 0
                                    

Heyou

Harlen kembali 👋🏻

KELVAN apa kabar?

Jangan lupa tandai typo

Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Senin 1 Maret 2021

07:29:13

"Hari ini kalian ulangan. Apakah sudah siap?"Tanya seorang perempuan paruh baya yang menyandang gelar sebagai seorang Guru.

"Siap, Bu!"Jawab mereka dengan serempak.

"Gue ngga sempat belajar. Apalagi ngga tau kalo bakal ulangan."Ucap Diva dalam hati dengan pikiran yang berkecamuk.

"Ulangan ini lisan. Jadi, Ibu harap kalian tidak lupa dengan apa yang telah kalian pelajari."Ucap Guru tersebut seraya berdiri dari duduknya.

"Diva."Panggil Guru tersebut seraya berjalan menghampiri tempat duduk Diva.

"I-iya Bu?"Tanya Diva dengan gugup.

"Coba sebutkan cara-cara agar seseorang tidak kehilangan vitamin."Ucap Guru tersebut seraya menatap Diva.

"Jangan panik, Tuhan selalu bersamamu."Ucap Diva dalam hati.

Diva memejamkan matanya sekilas lalu kembali membukanya. Ia kemudian berdiri dari duduknya."Kehilangan vitamin dapat di cegah dengan beberapa cara. Yaitu menggunakan suhu yang tidak terlalu tinggi. Waktu memasak tidak tidak lama. Menggunakan air sesedikit mungkin."Ucapnya.

Diva menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya lantas kembali berucap."Memotong bahan makanan dengan menggunakan pisau yang tajam dan tidak terlalu kecil. Panci pemasak ditutup. Tidak menggunakan alkali dalam pemasakan. Sisa air perebus digunakan untuk masakan lain."

Diva kembali menarik nafas dan menghembuskan nafasnya, ia kemudian kembali berucap."Jika mungkin dikomsumsi dalam bentuk segar atau mentah, asalkan segar. Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, dan K) tidak mudah hilang dalam perebusan menggunakan air, tetapi dapat hilang karena proses oksidasi sehingga perlu ditambahkan antioksidan."

Diva kembali mendudukkan dirinya di kursi dengan tenang. Huh, jantungnya serasa ingin copot. Apakah kalian pernah berada di posisi tersebut?

☆☆☆☆☆

Saat ini Al tengah berada di Kantin. Sebenarnya belum waktunya istirahat, tapi ia begitu sangat bosan berada di dalam kelas yang begitu sangat ricuh dan bising. Ya, kelas Al sedang free class.

Al terduduk di sebuah kursi yang ada di bagian pojok kiri yang sejajar dengan pintu Kantin, ia menopang dagunya dengan menggunakan tangan kirinya sembari mengetuk-ngetuk meja dengan menggunakan jemari tangan kanannya.

"Kamu ngapain di sini?!"Tanya seorang perempuan dengan wajah garang seraya berkacak pinggang. Perempuan tersebut adalah Diva.

Tadi Diva izin untuk ke toilet. Namun, saat di perjalanan kembali ke Kelas, ia tidak sengaja melihat seseorang yang tidak asing yang sedang terduduk di kursi Kantin sembari menopang dagunya dengan menggunakan tangan kirinya, sekaligus mengetuk-ngetuk meja dengan menggunakan jemari tangan kanannya.

Al menegakkan tubuhnya dan menatap Diva dengan raut wajah polos."Aga lagi duduk."Ucapnya seraya menatap Diva dengan mata yang dikerjapkan.

"Jawab yang bener."Ucap Diva dengan nada suara yang sedikit ditinggikan.

Al yang mendengar nada suara Diva di buat ketakutan. Hanya Diva yang bisa membuatnya ketakutan, hanya Diva yang bisa membuatnya tunduk. Ya, hanya Diva yang bisa membuatnya tidak bisa berword-word.

"Kelas Aga lagi free class. Jadi Aga keluar, soalnya mereka ribut."Ucap Al dengan kepala yang ditundukkan ke bawah sembari memainkan jemari kedua tangannya.

"Sekarang masuk ke Kelas."Titah Diva.

Al mendongakkan kepalanya dan menatap Diva."Mereka ribut, Aga ngga suka."Ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Air mata yang menumpuk di pelupuk mata Al sudah tidak bisa dibendung lagi. Air matanya luruh seketika dengan begitu deras.

Diva yang melihat Al mengeluarkan  bulir bening dari kedua matanya di buat jengah. Selalu saja menangis kalau seperti ini.

"Jangan marah."Ucap Al dengan pelan seraya berdiri dari duduknya lalu menghampiri Diva. Ia memegang tangan kiri Diva dengan gerakan pelan.

"Maaf."Ucap Al.

"Maaf."Ucap Al yang diakhiri dengan isakan kecil nan pelan.

"Udah, sekarang ikut aku ke Kelas."Ucap Diva dan diangguki oleh Al dengan pelan.

Mereka melangkahkan kakinya menuju Kelas 3 IPS 2 dengan Al yang setia memegang tangan kiri Diva dengan menggunakan kedua tangannya.

Tok tok tok

Diva mengetuk pintu Kelas 3 IPS 2 lalu membuka pintu tersebut secara perlahan.

"Bu, apakah boleh dia masuk?"Tanya Diva seraya menatap Guru yang masih mengajar para murid.

Guru tersebut menghentikan kegiatan mengajarnya lalu menatap Diva dan juga Al yang bersembunyi di belakang Diva.

Guru tersebut menganggukkan kepalanya."Duduklah."Ucapnya lalu melanjutkan kegiatan mengajarnya.

Diva melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya lalu mendudukkan dirinya di kursi, begitupun dengan Al yang mendudukkan dirinya di sebelah kirinya.

Diva duduk di bagian pojok kanan belakang, masing-masing murid duduk secara berdampingan.

Kenapa tidak ada seseorang yang duduk disamping Diva? Awalnya memang ada, tapi mereka pindah ke tempat duduk yang tidak terpakai dengan alasan tidak ingin berdekatan dengan Diva.

Karena apa mereka tidak ingin berdekatan dengan Diva? Diva memiliki sebuah kekurangan yang tidak bisa disebutkan. Meskipun Harlen tidak menyebutkannya, kalian juga pasti telah mengetahuinya.

Mereka juga tidak ingin berteman dengan Diva dengan alasan, Diva itu miskin, dan dia tidak pantas berteman dengan mereka yang memiliki kekayaan.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Bagaimana dengan part ini?

Seru? Membagongkan? Tidak jelas? Atau...tidak seru?!

Kalau semua pertanyaan tidak ada pada cerita, simpan cerita ini di perpustakaan kalian ya!

Don't forget to vote and comment.

Jangan lupa follow akun Harlen
Instagram:@harlen.346
TikTok:@harlen346
Dan...jangan lupa follow akun Wattpad Harlen!

Ingat! Tak boleh pelit, kita semua saudara lho, harus saling berbagi 😊

Besok udah hari Senin aja nih. Ada yang kangen sama Al, Diva, dan yang lainnya ngga?

Next chapter? Coment 👉🏻

See you later 🤗

Jangan lupa
👇🏻 and 👉🏻

Written
Senin 22 Januari 2024

Publish
Ahad 25 Agustus 2024
22:10

Alis Propriis Volat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang