Selamat siang!
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
。:゚Happy Reading゚:。
10:16:38
Saat ini Al tengah melangkahkan kakinya masuk ke dalam perusahaan miliknya, dengan kemeja putih, jas hitam, dasi hitam. Dan celana hitam sebagai pelengkap dan penambah ketampanan seorang Alfred.
Bruk
Tiba-tiba seseorang sengaja menabrakkan dirinya kepada Al. Ia terjatuh di lantai dengan gaya yang tidak aesthetic.
Al menatap perempuan tersebut lalu melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan tatapan dari para karyawan-karyawatinya.
Al memasuki sebuah lift, perlahan demi perlahan pintu lift tertutup. Tidak lama kemudian pintu lift tersebut terbuka dan keluarlah Al dari dalam lift.
Al melangkahkan kakinya menuju ruangannya dengan langkah santai dan cool secara bersamaan.
Baru saja Al ingin membuka pintu ruangannya. Tiba-tiba seorang lelaki memegang knop pintu ruangannya sembari menatap dirinya.
Al menatap orang tersebut dengan tatapan malas."Kenapa?"Tanyanya dengan ogah-ogahan.
"Kemana aja? Kenapa kemarin kau tidak datang? Dirimu libur, tapi kami tidak. Atasan yang tidak patut di contoh!"Ucap lelaki tersebut. Yakni Sekretaris pribadi Al. Masih ingatkah kalian dengannya?
"Aku hanya mengambil cuti beberapa hari."Ucap Al seraya terkekeh.
"Hanya kau bilang? Kami para karyawan-karyawatinmu merasa tidak adil jika seperti ini."Ujar lelaki tersebut.
Al memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya."Aku akan memberimu bonus dan cuti selama enam hari, sekalian dengan mereka."Ucapnya sembari tersenyum.
Al menepuk bahu kiri lelaki tersebut dengan menggunakan tangan kanannya."Bekerjalah hari ini. Karena hari seterusnya kau tidak akan bekerja lagi."Ucapnya.
"Kau memecatku?"Tanya lelaki tersebut dengan raut wajah panik.
"Tidak, hanya memberimu cuti bersama mereka. Kau bisa memanfaatkan hari cutimu bersama dengan kekasihmu, minimal ajaklah dia berkencan."Ujar Al lalu masuk ke dalam ruangannya.
☆☆☆☆☆
14:27:30
"Aga."Ucap seorang perempuan yang baru saja membuka pintu ruangan. Perempuan tersebut adalah Diva.
Al mendorong perempuan tersebut hingga terjatuh ke lantai dengan gaya yang tidak aesthetic.
Diva melangkahkan kakinya menuju Al yang kini berdiri dari duduknya sembari menatap Diva dengan raut wajah terkejut.
"Ezza, ini ngga seperti yang kamu lihat. Tolong percaya sama Aga."Ucap Al saat Diva menghampirinya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bohong! Dia telah menghamiliku, dan dia tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatannya."Ucap perempuan tersebut yang baru saja berdiri dari jatuhnya.
Al menatap perempuan tersebut dengan tatapan tajam yang menghunus."Kau! Jangan mengatakan suatu hal yang tidak-tidak tentangku! Kau hanya orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam ruanganku. Dan dengan beraninya kau mendudukkan dirimu di pangkuanku!"Ucapnya dengan lingkaran mata yang mulai memerah.
Prok prok prok
"Begitu sangat jelas."Ucap Diva seraya bersedekap dada setelah bertepuk tangan.
"Ezza, jangan dengerin kata-kata dia. Dia nipu kamu, jangan dengerin dia."Ucap Al seraya meraih tangan kiri Diva.
Diva menjauhkan tangan kirinya saat melihat Al ingin menyentuhnya."Jangan coba nyentuh aku."Ucapnya seraya menatap Al dengan nyalang.
☆☆☆☆☆
"Ezza."Panggil Al seraya mengejar Diva dengan langkah lebarnya.
"Ezza, dengerin penjelasan Aga dulu."Ucap Al setelah berhasil menghadang jalan Diva.
Kedua mata Al tampak berkaca-kaca dengan kedua lingkaran mata dan hidung yang memerah.
"Penjelasan apa lagi? Mau mengelak kalo itu ngga sengaja? Dasar, Bajingan!"Ucap Diva lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana. Ia menyenggol bahu kanan Al dengan kasar.
"Ezza! Ezza! Dengerin Aga. Aga ngga mungkin lakuin hal itu."Ucap Al dengan suara yang serak.
Diva menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya, ia menatap Al sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Al melangkahkan kakinya menuju Diva."Aga ngga mungkin lakuin itu. Percaya sama Aga, Aga ngga suka deket-deket sama perempuan. Cuma Ezza, cuma Ezza perempuan yang mau Aga deketin setelah Mommy."Ucapnya seraya mencoba meraih pergelangan tangan kanan Diva.
Sebelum Al menyentuh tangan Diva. Dengan cepat Diva menampar pipi kanan Al dengan keras, sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring.
Para karyawan maupun karyawati yang melihat seorang Tuan Alfred mengeluarkan air mata hanya karena hal yang mereka tidak ketahui di buat heran dan terkejut.
"Gue ngga sudi ngelihat lo! Jangan. Pernah. Temuin. Gue. Lagi. Camkan itu!"Tekan Diva dengan intonasi tinggi.
。:゚To Be Continue゚:。
Harlen update nih!
Ada yang kangen ngga sama mereka?!
Jangan lupa tinggalkan jejak!
See you, all 🤗
Written
Selasa 23 Januari 2024Publish
Ahad 20 Oktober 2024
16:34
KAMU SEDANG MEMBACA
Alis Propriis Volat
Teen FictionAlis Propriis Volat Seperti kupu-kupu yang hinggap pada suatu bunga, dan pergi setelah membantu penyerbukan bunga tersebut. Datang tanpa dimintai, dan pergi tanpa pamit hingga menembus sembagi arutala. Sesuatu akan hilang dalam dirimu. Namun hal ya...