Selamat sore!
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
。:゚Happy Reading゚:。
"Hem...kok ngga ada ya."Ucap Diva saat tidak melihat Al di Parkiran.
Diva melangkahkan kakinya menuju Parkiran dan menghampiri sekumpulan siswa SMA Vincit yang tengah berbincang.
"Eumm...apa kalian ngelihat Al?"Tanya Diva seraya menatap mereka secara bergantian.
Mereka yang tadinya asik berbincang di buat berhenti dari kegiatannya, mereka menatap Diva yang kini berdiri tidak jauh dari mereka.
"Dia masih berada di dalam Kelas."Jawab salah satu dari mereka.
"Terima kasih atas jawabannya. Gue pergi dulu."Ucap Diva lalu pergi dari sana.
Diva berlari menuju Kelas 3 IPA 1, sesekali ia melompat-lompat kecil.
Diva melihat ke dalam ruangan Kelas 3 IPA 1 dengan hati-hati, ia menatap Al yang kini memasukkan alat tulisnya ke dalam tasnya.
Al menatap Diva sekilas lalu melanjutkan kegiatannya, ia berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Al tidak menghiraukan Diva yang menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya, ia menyampirkan salah satu tali tasnya di bahu kirinya.
"Dia benar-benar berubah."Ujar Diva dalam hati sambil menatap Al.
Diva terus mengikuti Al dengan langkah yang disamakan dengan langkah lebar Al.
Al menghentikan langkahnya saat sudah sampai di samping motornya.
Al menatap Diva yang kini menatapnya dengan kepala yang didongakkan."Ngga usah ngeganggu gue lagi."Ucapnya lalu membalikkan tubuhnya.
"Kenapa? Bukannya kamu pernah bilang sama aku, untuk selalu berada di sampingmu. Lantas, kenapa kau berkata sedemikian?"Tanya Diva.
"Dimana janji kamu untuk selalu bersama? Apakah kata-kata yang kamu katakan saat itu hanyalah kata bualan?"Tanya Diva lagi.
"Heh, jika memang begitu. Aku akan menjauhimu, sesuai dengan perintahmu, bukan?"Ucap Diva dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Al membalikkan tubuhnya dan menatap Diva."Aku menyuruhmu untuk menjauhiku karena sebuah alasan."Ucapnya.
"Katakan, alasan apa yang membuatmu seperti ini."Ujar Diva.
"Aku bermimpi. Kau membohongiku, dan kau pergi. Dan satu-satunya cara agar aku tidak bersedih saat kepergianmu. Yaitu menjauhimu."Ujar Al.
Diva menganggukkan kepalanya."Kalau begitu terserah dirimu saja. Aku pergi dulu, jangan menyesali perbuatanmu."Ucapnya lalu melangkah kakinya pergi dari sana.
Al menatap kepergian Diva dengan tatapan yang sulit diartikan, ia naik ke atas motornya lalu memakai helm full facenya.
Al menyalakan mesin motornya lalu melakukannya dengan kecepatan tinggi.
Diva menatap kepergian Al dengan wajah yang sedikit dimiringkan ke kanan, ia kemudian kembali menegakkan kepalanya."Kau tidak bermimpi."Ucapnya dalam hati.
☆☆☆☆☆
"Kakak dimana? Apa kakak baik-baik saja. Aku khawatir sama kakak."Ucap seorang perempuan yang kini terbaring di atas brankar, ia menatap langit-langit kamar dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alis Propriis Volat
Teen FictionAlis Propriis Volat Seperti kupu-kupu yang hinggap pada suatu bunga, dan pergi setelah membantu penyerbukan bunga tersebut. Datang tanpa dimintai, dan pergi tanpa pamit hingga menembus sembagi arutala. Sesuatu akan hilang dalam dirimu. Namun hal ya...