☯*⁠˘29˘⁠*☯

1 1 0
                                    

Selamat malam!

Harlen kembali 👋🏻

KELVAN apa kabar?

Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Dua hari telah berlalu, di mana Al sudah diperbolehkan untuk pulang.

Skala, Anura, dan Al kini berjalan di koridor Rumah sakit dengan gaya fashion show.

"Dad, Mom, Al mau pergi ke suatu tempat."Ucap Al meminta izin kepada mereka.

Skala dan Anura menatap Al."Kamu baru sembuh, ngga boleh kemana-mana dulu."Ucap Anura sambil menatap Al dengan garang.

"Masuk."Titah Anura lalu melirik pintu mobil bagian penumpang yang telah ia buka.

"Mom. Aku mau nyari Diva."Ucap Al dengan wajah memelas.

"Daddy sudah mengerahkan anak buah Daddy untuk mencarinya. Tapi belum ketemu juga."Ucap Skala seraya menatap Al.

"Daddy akan mengerahkan para anggota Mafia untuk mencarinya."Lanjutnya.

"Masuk, besok baru boleh mencarinya."Ujar Skala lalu masuk ke dalam mobil dan mendudukkan dirinya di kursi kemudi.

Al pun menurut, meskipun ada sedikit perasaan jengkel terhadap Skala.

Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan rata-rata.

☆☆☆☆☆

"Apa Daddy udah tau pemilik mobil yang nabrak Al waktu itu?"Tanya Al sambil menatap Skala yang tengah meminum kopi buatan Anura.

Skala meletakkan gelas kopinya diatas meja lantas menatap Al."Udah."Ucapnya dengan begitu singkat.

"Siapa?"Tanya Al.

"Raksa Arseno Swazi."Jawab Skala lalu mengusap lembut surai rambut milik Anura dengan menggunakan tangan kanannya.

Anura yang mendapatkan perlakuan tersebut langsung menatap Skala lalu beralih menatap televisi yang menayangkan sebuah drama China yang berjudul...judul ngga di endorse. Soalnya ini bukan lapak promosi. Kalau mau promosi di comment atau di mana-mana.

"Aku baru mendengar nama itu, apakah dia orang–"Ucap Al yang langsung dipotong oleh Skala.

"Ya, dan sebelum dia menabrakmu. Dia melecehkan seorang perempuan yang kau kenal."Potong Skala.

Al sedikit menautkan alisnya."Diva, dia melecehkan gadismu saat dirinya di bawah pengaruh alkohol. Dia juga membunuh Diva pada saat itu juga."Ucap Skala.

"Dan di saat dia mengendarai mobil, dia sama sekali tidak bisa menyeimbangkan laju mobilnya hingga menabrakmu."Lanjutnya yang sukses membuat Al dikuasai emosi.

Rahang yang mengeras dengan kedua tangan yang mengepal erat dan kuat, ditambah dengan kedua mata yang menatap ke depan dengan sorot tajam.

Skala menatap Anura yang kini menyandarkan kepalanya pada bahu kanannya, ia menatap lamat wajah Anura yang begitu menggemaskan.

Skala memegang kepala Anura lalu berdiri dari duduknya, ia menggendong Anura ala bridal style.

"Daddy ke kamar. Tahan emosimu, dan jangan begadang."Ucap Skala sebelum melangkah kakinya pergi dari sana.

Skala menatap kepergian Skala yang menggendong Anura ala bridal style dengan begitu santai.

Al berdiri dari duduknya lalu melangkahkan pergi dari sana dengan langkah lebarnya menuju kamarnya.

☆☆☆☆☆

Brak

Al menutup pintu kamarnya dengan kasar hingga menimbulkan suara keras yang gema.

Al melempar barang-barang yang ada di dalam kamarnya tanpa henti.

"Aku gagal hiks, aku gagal menjagamu."Ucap Al dengan lirih dengan tubuh yang luruh ke lantai yang dingin.

Al mengacak rambutnya prustasi, ia gagal menjaganya, ia gagal melindunginya. Ia gagal.

"Gue brengsek, dasar tolol!"Umpat Al pada dirinya sendiri.

"Gue bakal buktiin kalo itu bukan Ezza."Ucap Al lalu mengusap kasar jejak air matanya dengan menggunakan kedua punggung tangannya.

"Ezza hiks, hiks."

☆☆☆☆☆

Pagi telah tiba, kini Al tengah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat yang akan ia tuju. Kalian pasti tahulah.

Al melangkahkan kakinya menuruni tangga sambil berpegangan di pembatas tangga.

Al menatap Skala yang kini berusaha menarik perhatian Anura yang tengah menata piring, gelas, dan peralatan makan lainnya di atas meja makan.

"Shana~"Rengek Skala sembari menggoyangkan lengan tangan kiri Anura.

"Hm?"Tanya Anura dengan deheman.

"Ish, pakein dasi."Ucap Skala dengan kesal.

"Iya. Tunggu selesai, ok."Ucap Anura dengan lembut tanpa menatap Skala hingga membuat sang empu menggerutu kesal.

"Ngga malu sama umur?"Tanya Al seraya tersenyum mengejek.

Al mendudukkan dirinya di kursi meja makan seraya terus tersenyum mengejek kearah Skala.

Skala mendelik sinis ke arah Al."Shana~ Al ngejek Vier."Adunya seraya menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Anura dengan manja dengan kedua tangan yang melingkar pada tangan Anura.

Al memutar bola matanya dengan malas."Cih. Dah tua pula."Ucapnya dengan malas.

"Shana~"Rengek Skala saat tidak dipedulikan oleh Anura.

Anura menghela nafas pasrah lalu menatap Skala yang kini tengah menatapnya dengan wajah yang di imut-imutkan.

"Pasangin~"Anura menerima dasi yang diberikan oleh Skala lalu memasangnya pada kerah kemeja Skala.

Skala tersenyum saat melihat Anura yang begitu serius memasangkannya dasi dengan gerakan yang lembut.

Anura memperbaiki tata kerah baju Skala."Sekarang sarapan."Ucapnya.

Skala mendudukkan dirinya di kursi meja makan dengan tenang sambil menatap Al dengan sinis. Al memalingkan wajahnya saat melihat tatapan sinis Skala.

Skala ikut memalingkan wajahnya dengan kedua tangan yang dilipat di atas meja.

"Al mau pergi ke tempat itu?"Tanya Anura sambil menyendok nasi goreng ke dalam piring Al kemudian meletakkan piring tersebut di hadapan Al.

Al tersenyum kala Anura mengambilkannya makanan, ia menatap Skala yang masih memalingkan wajahnya.

"Lihatlah, Dad. Mommy lebih sayang padaku."Ucap Al. Skala langsung menatap Al yang kini tengah memakan nasi gorengnya.

Al mengunyah makanannya sambil menatap Skala dengan tengil.

"Udah, ngga boleh bertengkar di depan makanan."Ujar Anura menengahi.

Anura mendudukkan dirinya di kursi meja makan, tepat di sebelah kanan Skala. Ia menyendok nasi goreng yang ada di piring lalu mendaratkannya di depan mulut Skala.

Skala menerima suapan Anura lalu mengunyahnya seraya menatap Al dengan tatapan yang tidak kalah tengil.

Anura hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka. Sepertinya ia harus menyetok kesabaran yang banyak untuk menghadapi kelakuan mereka di waktu yang akan datang.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Harlen lagi badmood. Jadi kalau masih ada typo ataupun salah dalam dialog maupun dialog tandai saja. Itu pun kalau ada yang baca

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Written
Jum'at 26 Januari 2024

Publish
Ahad 3 November 2024
18:52

Alis Propriis Volat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang