Selamat sore!
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
。:゚Happy Reading゚:。
Tok tok tok
"Ezza!"Panggil Al dengan keras.
Al terus menggedor pintu rumah yang ditinggali oleh Diva.
"Nyari Diva ya?"Tanya seorang perempuan paruh baya yang kini tengah berdiri tidak jauh dari Al.
Al membalikkan tubuhnya dan menatap perempuan paruh baya tersebut."Iya, Bu. Apakah Ibu tahu Diva di mana?"Tanyanya sambil menghampiri perempuan paruh baya tersebut.
"Divanya belum pulang dari Sekolah. Biasanya dia mampir di Cafe."Jawab perempuan paruh baya tersebut.
"Nama Cafenya apa, Bu?"Tanya Al dengan raut wajah serius.
"Cafe Sparkle Deva."Jawab perempuan paruh baya tersebut.
"Deva?"Beo Al.
"Terima kasih, Bu. Kalo gitu saya pamit dulu."Ucap Al lalu menyalimi perempuan paruh baya tersebut lantas melangkahkan kakinya menuju motornya.
Al menaiki motornya lalu memakai helm full facenya, ia kemudian menyalakan mesin motornya lantas menancap gas motornya dengan kecepatan rata-rata.
"Semoga kamu ada di sana."Ucap Al dalam hati.
Brumm brummmm
Al menghentikan laju dan mematikan mesin motornya di Parkiran Cafe Sparkle Deva, ia memandang Cafe tersebut lalu turun dari motornya kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam Cafe tersebut.
Al melangkahkan kakinya menuju meja Resepsionis."Apakah ada seorang pekerja yang bernama Diva?"Tanyanya pada salah satu Resepsionis laki-laki.
Resepsionis tersebut menatap Al dengan kedua alis yang sedikit ditautkan."Maaf, tapi di sini tidak ada pekerja yang bernama Diva."Ucapnya dengan sopan.
"Ada yang berkata bahwa Diva selalu datang ke sini setelah pulang dari Sekolahnya."Ujar Al dengan wajah datarnya.
"Apakah yang anda cari Maldevi Nayra Volvariella Volvacea Muezza?"Tanya Resepsionis tersebut.
"Maldiva, bukan Maldevi."Koreksi Al.
"Anda mencari Adik pemilik Cafe ini?"Tanya Resepsionis tersebut.
"Ya, dan sekarang katakan di mana Diva."ucap Al.
"Nona Diva ada di rumah sakit."Jawab Resepsionis tersebut.
"Jangan mengada-ngada. Diva adakan? Lo jangan ngebohongin gue!"Ucap dengan emosi yang mulai menguasai dirinya.
"Saya tidak mengada-ngada. Jika anda tidak percaya, anda bisa pergi ke ruangan pemilik Cafe ini."Ujar Resepsionis tersebut.
"Letaknya?"Tanya Al.
"Lantai tiga, nomor dua puluh dua."Jawab Resepsionis tersebut.
Al melangkahkan kakinya menuju salah satu lift yang ada di sana, ia masuk ke dalam. Dan tidak lama kemudian pintu lift tersebut tertutup secara perlahan.
"Tadi siapa?"Tanya seorang Resepsionis perempuan setelah menyenggol lengan tangan kiri Resepsionis tadi.
"Tidak tahu."Jawab Resepsionis tersebut lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Pintu lift terbuka secara perlahan, Al pun keluar dari sana dan berjalan mencari sebuah ruangan yang akan ia masuki.
"Dua puluh dua."Gumam Al lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.
Al menutup pintu ruangan tersebut lalu menatap setiap isinya. Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah foto besar yang terpampang jelas di dinding.
"Kembar, apa maksudnya?"Tanya Al entah kesiapa seraya memandangi wajah seseorang yang ada di foto tersebut.
Untuk Aga, pangerannya Ezza.
Aga, kalau nanti Ezza udah ngga ada. Aga jangan sedih ya.
Aga juga jangan marah kalo nanti Aga udah tahu kalo yang sama Aga itu bukan Ezza. Melainkan Kakak kembar Ezza.
Aga harus menerima semuanya. Mungkin kebahagiaan Aga sama Ezza. Tapi takdir Aga bukan bersama Ezza.
Ezza minta maaf kalo punya salah sama Aga. Aga jangan marah ya. Aga bisa bahagia tanpa Ezza.
Aga jangan nyiksa diri Aga sendiri. Jangan bunuh orang lain. Dan ya, Aga juga harus maafin kedua orang tua Aga.
Ezza sayang Aga. Sampai jumpa dihari yang akan datang.
"Gue bukan Muezza. Tapi Nayra."
"Mimpi itu. Ngga, ini ngga mungkin."Ucap Al dengan mata yang mulai berair.
Al melangkah mundur, air matanya tidak kuasa ia tahan hingga mengalir membasahi pipinya.
"Ezza jahat! Ezza tega sama Aga."Ucap Al dalam hati.
"Apakah yang anda cari Maldevi Nayra Volvariella Volvacea Muezza?"
"Dia bukan Diva."Lanjutnya dalam hati.
"Sparkle Deva. Kilauan Devi dan Diva."Gumam Al.
Al melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan derai air mata yang terus menerus mengalir.
☆☆☆☆☆
Al melangkahkan kakinya menuju meja Resepsionis dengan langkah lebar dan cepat secara bersamaan.
Al menarik kerah baju Resepsionis tadi dengan kasar, sehingga leher Resepsionis tersebut tercekik.
"Apa yang anda lalukan?"Tanya Resepsionis tersebut sembari mencoba melepaskan kedua tangan Al pada kerah bajunya.
"Di rumah sakit mana Diva berada?"Tanya Al sambil menatap Resepsionis tersebut dengan tatapan tajamnya.
Resepsionis tersebut menelan ludahnya dengan susah payah."Comfort hospital."Ucapnya dengan nafas yang tersengal-sengal.
Al melepaskan kerah baju Resepsionis tersebut dengan kasar lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan pasang mata yang memandangnya dengan tatapan yang bermacam-macam.
☆☆☆☆☆
Al melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Angin begitu kencang dan disertai dengan air yang terus menerus turun dari langit.
Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dan tidak terkendali, sehingga menabrak motor Al.
Al terpental tidak jauh dari sana dengan motor yang terkapar di aspal dengan keadaan mengenaskan.
Al menatap mobil yang menabraknya dengan sisa-sisa kesadarannya, ia melihat mobil tersebut menabrak sebuah pohon rimbun dengan bagian depan yang mulai mengeluarkan kobaran api.
Lama kelamaan, api yang tadinya masih kecil. Kini menjadi besar hingga mobil tersebut terbakar sekaligus meledak di tempat bersama dengan pemiliknya.
。:゚To Be Continue゚:。
Kalau ada kata yang salah saat flashback, I'm sorry. Karena Harlen harap ngga ada juga yang baca cerita ini. Jadi, biarkan saja
See you
Written
Jum'at 26 Januari 2024Publish
Ahad 3 November 2024
17:56
KAMU SEDANG MEMBACA
Alis Propriis Volat
Ficção AdolescenteAlis Propriis Volat Seperti kupu-kupu yang hinggap pada suatu bunga, dan pergi setelah membantu penyerbukan bunga tersebut. Datang tanpa dimintai, dan pergi tanpa pamit hingga menembus sembagi arutala. Sesuatu akan hilang dalam dirimu. Namun hal ya...