☯*⁠˘20˘⁠*☯

3 0 0
                                    

Selamat siang!

Harlen kembali 👋🏻

KELVAN apa kabar?

Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Ahad 13 Juni 2021

Saat Diva tengah berada di kediaman Al. Ia berdiri di teras seraya menenangkan jantungnya yang ingin melompat.

"Kenapa ngga langsung masuk?"Tanya Al setelah membuka pintu.

Diva berbalik dan menatap Al yang kini tengah menatapnya sembari tersenyum manis ke arahnya.

"Kemarilah."Ucap Al. Diva menghampiri Al dengan langkah pelan.

Al meraih tangan kanan Diva lalu menggenggamnya. Mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Duduk."Ucap Al seraya menarik kursi untuk Diva duduki.

"Terima kasih."Ucap Diva seraya tersenyum, ia pun mendudukkan dirinya di kursi.

Al ikut mendudukkan dirinya di kursi, tepat di samping kanan Diva. Mereka mulai memakan makanannya dengan khidmat dengan Skala dan Anura yang duduk berdampingan seperti Al dan Diva.

Ya, Anura telah mengetahui semuanya. Ia juga sudah meminta maaf atas ke salah pahamannya terhadap Skala dan perempuan tersebut waktu itu. Dengan senang hati Skala memaafkan Anura, asalkan Anura ingin berubah seperti dulu.

"Tidak perlu sungkan. Makan yang banyak."Ucap Anura seraya menatap Diva yang tengah memakan makanannya dengan hati-hati.

Anura meletakkan sebutir telur balado di piring Diva seraya tersenyum.

"Al bilang, kamu paling suka telur, apalagi kalau di balado dan dimata sapi."Ujar Anura.

"Sudah lupa dengan makanan kesukaanku?"Tanya Skala.

"Aa, ngga. Apa kau mau aku ambilin juga?"Tanya Anura.

"Dengan senang hati, Honey."Ucap Skala sembari menatap Anura dan tersenyum kepadanya.

Anura mengambil udang goreng lalu meletakkannya di piring Skala. Skala tersenyum kala Anura begitu tepat dengan apa yang ia inginkan.

Mereka memakan makanannya dengan khidmat.

"Apakah kau tidak ingin menyuapiku?"Tanya Skala setelah menelan makanan yang telah ia kunyah.

"Ngga perlu manja, Dad."Ujar Al.

"Punya tangan tuh digunain."Lanjutnya lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan menggunakan sebuah sendok besi berwarna gold.

"Terserah Daddy dong, Istri Daddy."Ucap Skala.

"Mommy Al."Ucap Al tidak mau kalah.

"Makanya cepat nikahin Diva supaya bisa bermanja-manja sama Istri sendiri, bukan sama Istri Daddy."Ujar Skala dengan songong.

"Emang Daddy ngerestuin?"Tanya Al.

"Ngga."Jawab Skala.

"Mau Daddy ngerestuin Al sama Diva atau ngga. Al bakal tetap nikahin Diva."Ucap Al.

"Haha, jangan terlalu serius. Daddy hanya berjanda."Ucap Skala.

Anura menonyor kepala Skala."Bercanda, Mas."Ucapnya seraya menatap Skala yang kini tengah mengusap kepala bagian belakangnya dengan menggunakan tangan kanannya.

"Sakit tau."Ucap Skala.

"Ngga usah manja. Sekarang makan, atau tidur di luar."Ucap Anura.

Dengan perasaan yang dongkol, Skala memakan makanannya seraya menatap Al dengan tatapan permusuhan dan dibalas oleh Al dengan tatapan yang tidak kalah tajam.

Anura mengusap turun wajah Skala."Matanya."Ucapnya yang dibalas cengengesan oleh sang empu.

☆☆☆☆☆

Senin 14 Juni 2021

08:22:17

"Al."Panggil Skala kepada Al yang baru saja menuruni anak tangga.

Al menoleh ke arah Skala yang duduk di salah satu sofa, ia melangkahkan kakinya menuju Skala lalu mendudukkan dirinya di sofa singel.

"Ada apa, Dad?"Tanya Al.

"Kamu sudah lulus, dan Daddy berencana untuk memasukkan kamu ke Perusahaan milik Daddy."Ujar Skala sambil menatap Al.

"Ngga perlu, Dad."Ucap Al.

"Kenapa? Apa kau ingin menganggur? Kuliah?"Tanya Skala.

"Ngga, Dad. Aku memiliki Perusahaan sendiri."Jawab Al.

"Kenapa baru memberitahu Daddy?"Tanya Skala.

"Apakah dulu Daddy peduli padaku?"Bukannya menjawab, Al malah bertanya balik.

Skala terdiam dengan pertanyaan yang dilayangkan Al kepadanya.

"Maafkan Daddy, Al."Ucap Skala dengan pelan.

Al menatap Skala yang kini tengah menundukkan kepalanya."Tidak perlu meminta maaf, Dad. Karena yang kebutuhkan bukanlah maaf darimu, Dad. Tapi sebuah dukungan untuk menempuh masa depanku nanti."Ucapnya.

Skala mendongakkan kepalanya dan menatap Al."Kalau kamu membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk memintanya pada Daddy."Ucapnya lalu berdiri dari duduknya, ia melangkahkan kakinya pergi dari sana. Namun, sebelum ia pergi dari sana, ia sempat mengacak rambut Al.

Al yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja merasa kesal. Bagaimana tidak kesal, ia sudah menyisir rambutnya dengan rapi. Eh, malah di berantakin oleh Pak tua.

"AL, SARAPAN!"Teriak Anura dari arah ruang makan dengan suara yang menggelegar dan nyaring secara bersamaan.

"JANGAN TERIAK, MOM!"Teriak Al yang tidak kalah gelegar.

"KAMU JUGA TERIAK!"Teriak Anura yang kini tengah menata sekumpulan piring yang berisikan makanan di atas meja makan.

"Selalu salah."Ucap Al sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Al beranjak dari tempat duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Namun, langkah kakinya tiba-tiba terhenti kala mendengar sebuah suara teriakan dari Anura.

"PEREMPUAN SELALU BENAR!"Al menghela nafas dengan kasar. Tidak ada yang bisa mengalahkan seorang perempuan selain kedua orang tuanya.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Harlen update nih!

Ada yang kangen ngga?

Pasti yang baca cerita ini bingung sama alurnya. Sama kok, Harlen juga bingung pas bikin cerita ini

Jangan lupa tinggalkan jejak!

See you all 🤗

Written
Selasa 23 Januari 2024

Publish
Ahad 22 September 2024
14:25

Alis Propriis Volat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang