Heyou
Harlen kembali 👋🏻
KELVAN apa kabar?
Jangan lupa tandai typo
Jangan lupa share ke yang lain ya 🤗
。:゚Happy Reading゚:。
Selasa 5 Januari 2016
06:50:37
"Al, jangan berbuat hal seperti kemarin."Ucap Skala seraya menatap Al lalu melanjutkan kegiatan makannya. Al hanya berdehem sebagai tanggapan.
"Al duluan."Ucap Al seraya berdiri dari duduknya lantas melangkahkan kakinya pergi dari sana tanpa menyalimi mereka berdua.
Saat Al ingin menaiki motornya, ia melihat seorang perempuan paruh baya yang kini tengah menyiram bunga-bunga yang ada di Taman bagian depan.
Al menghampiri perempuan paruh baya tersebut lantas memanggilnya."Ma."
Perempuan paruh baya tersebut menoleh ke belakang dan menatap Al yang kini tengah menatapnya."Al mau salim."Ucap Al.
Perempuan paruh baya tersebut ialah Bi Tia. Ia menutup jalan air lalu melap tangan kanannya pada bajunya.
Al meraih tangan kanan Bi Tia lalu mencium punggung tangannya."Al pergi dulu."Ucapnya.
Bi Tia menganggukkan kepalanya."Hati-hati, jangan ngebut-ngebut."Peringatnya.
Al menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju garasi.
Al pergi dari sana menuju SMA Infinitum dengan menggunakan motornya.
SMP Infinitum
07:00:00
Al membuka helm full facenya lantas meletakkannya di atas motornya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu kirinya dengan kasar.
"Maksud lo apa hah?"Tanya seorang laki-laki dengan wajah songongnya.
Al turun dari motornya lalu menatap laki-laki tersebut seraya terkekeh pelan."Hanya peringatan."Ucapnya.
Laki-laki tersebut di buat geram dengan ucapan Al, ia memajukan tubuhnya seraya menatap Al.
"PERINGATAN ATAU NGANTAR DIA KETEMU TUHAN HAH?!"Ucap laki-laki tersebut. panggil saja Abercio.
"Dua-duanya."Ucap Al.
Abercio langsung membogem wajah Al dan langsung ditangkis dengan cepat oleh Al.
"Payah."Ucap Al seraya tersenyum remeh.
Al berlari menuju parkiran yang masih kosong, mereka pun saling adu jatos di area sana.
Abercio tidak sendiri, melainkan bersama teman-temannya. Mereka berlima menyerang Al tanpa ampun.
Al menendang salah satu perut teman Abercio dengan jurus kakinya. Yakali tangan.
Al menyikut tengku Abercio dan langsung memutar badannya hingga kakinya menendang teman Abercio yang akan memukulnya dengan menggunakan balok.
Al mengambil alih balok tersebut lalu memukulkannya kepada mereka berlima tanpa ampun, sehingga mereka berlima terkulai lemas di aspal dengan napas yang terengah-engah.
Al menatap mereka berlima seraya tersenyum simpul lalu melempar balok yang ada di tangan kanannya ke sembarang arah, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan tenang. Seakan-akan tidak terjadi sesuatu.
☆☆☆☆☆
10:38:29
"ALFRED!"Teriak seorang lelaki paruh baya dengan kacamata yang bertengger manis diatas hidungnya.
Lelaki paruh baya tersebut melangkahkan kakinya menuju meja Al dengan asap yang keluar dari hidung dan telinganya. Canda.
Brak
Lelaki paruh baya tersebut menggebrak meja Al dengan kasar.
"Bego, sakit banget."Ringis lelaki paruh baya tersebut dalam hati seraya menatap telapak tangan kanannya yang memerah akibat menggebrak meja.
Al menatap lelaki paruh baya tersebut dengan wajah datarnya."Kenapa?"Tanyanya dingin.
"Kenapa kamu tidur hah?! Ini pembelajaran saya, dan harusnya kamu memenuhi syarat pembelajaran saya!"Ucap lelaki paruh baya tersebut yang menyandang gelar sebagai seorang Guru di SMP Infinitum.
Dengan santai, Al menendang perut buncit Guru tersebut. Meskipun santai, tapi tenaga Al begitu kuat dan tidak perlu diragukan lagi.
Guru tersebut terpental beberapa meter hingga punggungnya terbentur pada meja murid lain. Kalian bisa mencobanya jika ingin mengetahui bagaimana rasanya.
Al berdiri dari duduknya lalu mendekati Guru tersebut dengan seringai yang tercetak jelas di wajahnya.
Al menarik kerah baju Guru tersebut dan menatap Guru tersebut dengan tatapan tajam yang menghunus.
Guru tersebut di buat ketakutan dengan tubuh yang bergetar hebat."Jangan sampai."Ucapnya dalam hati seraya memejamkan matanya setelah menatap mata Al yang berubah menjadi warna merah.
Al terkekeh pelan saat melihat Guru tersebut memejamkan matanya. Ia langsung saja membanting tubuh Guru tersebut.
"Awsh."Ringis Guru tersebut seraya berusaha untuk duduk.
Al mendekati Guru tersebut lalu menarik kerah bajunya lalu kembali membantingnya.
Dibanting dua kali masih kuat ngga? Guru tersebut sudah lemas di lantai dengan punggung yang mulai mengeluarkan cairan kental berwarna merah.
Al tersenyum melihat hal tersebut, ia mendekati Guru tersebut, ia kemudian menjongkokkan dirinya di sebelah kanan kepala Guru tersebut.
"Bagaimana?"Tanya Al seraya tersenyum mengerikan.
Al berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju kursinya. Tapi, ia menginjak dada Guru tersebut terlebih dahulu sebelum ia melangkahkan kakinya menuju kursinya.
Salah satu murid laki-laki Kelas VII B pergi dari sana dengan berlari menuju ruangan Kepala sekolah.
Tidak lama kemudian, murid tersebut kembali dengan seorang lelaki paruh baya yang berjalan di sebelah kirinya.
"Al, pergi ke ruangan saya."Ucap lelaki paruh baya tersebut dengan pelan.
Bukan hanya Kepala sekolah yang datang. Melainkan beberapa Guru yang mengajar di SMP Infinitum.
Al melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju ruangan kepala sekolah tanpa mempedulikan tatapan yang dilayangkan mereka untuknya.
Para Guru laki-laki maupun pekerja laki-laki yang bekerja di SMP Infinitum mulai mengangkat tubuh Guru tersebut.
。:゚To Be Continue゚:。
Bagaimana dengan part ini?
Seru? Membagongkan? Tidak jelas? Atau...tidak seru?!
Kalau penasaran, simpan cerita ini di perpustakaan kalian.
Jangan lupa vote and coment. Jangan lupa follow akun Harlen
Ingat! Tak boleh pelit, bulan Syawal lho, harus saling berbagi
Next chapter? Coment 👉🏻
See you later 🤗
Jangan lupa
👇🏻 and 👉🏻Written
Sabtu 20 Januari 2024Publish
Ahad 28 April 2024
18:37
KAMU SEDANG MEMBACA
Alis Propriis Volat
أدب المراهقينAlis Propriis Volat Seperti kupu-kupu yang hinggap pada suatu bunga, dan pergi setelah membantu penyerbukan bunga tersebut. Datang tanpa dimintai, dan pergi tanpa pamit hingga menembus sembagi arutala. Sesuatu akan hilang dalam dirimu. Namun hal ya...