5

1.2K 209 7
                                    

_OB_

Tok tok tok~

Shani menghentikan kegiatan menggambarnya, saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya. "Iya?" Sahut Shani.

"Shan, aku boleh masuk?" Itu Tara yang bertanya.

"Masuklah," jawab Shani mengizinkan. Setelah mendapat persetujuan, Tara masuk menghampiri kembarannya. "Ada apa?" tanya Shani.

"Untukmu." Shani memperhatikan lipatan kertas yang Tara berikan padanya. "Ini apa?" tanya Shani bingung.

"Dari seseorang untukmu. Ambillah," jelas Tara. Dengan bingung Shani menerima lipatan kertas itu. "Aku keluar dulu," kata Tara setelah memberikan kertas itu. Shani mengangguk, mempersilahkan Tara untuk keluar. Setelah Tara keluar Shani membuka kertas itu yang ternyata berisi tulisan di dalamnya dan Shani mulai membaca isi surat itu.

Untuk Shani

Hai...
Izinkan aku mengatakan sesuatu di sini. Aku Uzee, pasti kamu masih mengingatku kan? Teman lelaki, Tara. Aku ingin mengatakan ini padamu. Aku ingin berbincang denganmu, tapi aku malu. Jadi maaf kalau aku mengajakmu berbicara melalui sebuah surat yang aku titipkan pada Tara.

Shani, aku ingin mengajakmu bersepeda di hari minggu esok. Apa kamu mau? Aku harap kamu mau. Aku menantikan jawabanmu. Aku harap kamu menjawab suratku ini. Aku akan kembali ke rumah mu besok siang, untuk mendapatkan jawaban.

Hanya itu yang ingin aku sampaikan. Sekian, dari aku, Uzee.

TTD
Uzee

Shani tersenyum setelah membaca surat itu. Setelahnya dia berpikir, apa dia harus menerima ajakan Uzee? Dia bingung, karena di sisi lain dia tidak mengenal bagaimana Uzee ini. Namun, sepertinya dia lelaki yang baik, karena terlihat dari berapa lama dia sudah berteman dengan Tara. Shani berpikir ingin menerima ajakan ini, tapi Shani malu. Belum pernah Shani keluar bersama lelaki lain selama ini. Dia selalu mendekam di kamar daripada keluar. Kalaupun keluar, dia bersama sahabatnya dan itupun hanya ke bukit. Tak pernah dia keluar bersama orang lain, selain temannya atau keluarga. Shani kembali melipat kertas itu dan memasukkan di antara lembaran kertas dibukunya.

_BO_

Pagi tiba, Pak Sanji terlihat rapi dengan topi peci yang ia kenakan. Setelah siap, ia bergabung dengan keluarganya untuk sarapan bersama.

"Ayah mau kemana? Rapi banget pagi-pagi gini," tanya Tara.

"Mau ke balai desa, ada pembangunan di sana. Bapak disuruh bantau mantau," jelas Pak Sanji. Sebenarnya Pak Sanji bekerja menjadi salah satu perangkat desa, sudah menjadi kebiasaan jika ia selalu bolak-balik ke balai desa.

"Mau bangun tempat baru Yah?" tanya Bu Nia.

"Iya, mau bangun buat tempat tambahan. Ruangan baru. Itu si Uzee, ikut bantu di sana," jelas Pak Sanji.

"Uzee? Dia ikut bantu bangun juga?" Sahut Tara.

"Iya. Itu anak pekerja keras banget ya. Apa pun pekerjaan selagi dia bisa, langsung saja diambil."

"Ya mau gimana lagi Pak. Dia di sini cuma sendiri. Cari kerja tetap juga sekarang susah, jadi dia pasti rela kerja serabutan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kita doakan saja, semoga dia segera dapat kerja yang tetap dan layak," sahut Bu Nia.

Orang Biasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang