_OB_
Keesokan harinya keadaan Uzee mulai membaik meskipun lebam masih tercetak jelas dan masih ada rasa nyeri. Namun, hari ini dia ditemani dengan Pak Sanji, Pak RT, dan Shani pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan atas tindakan Frans itu. Polisi menanyai beberapa hal terhadap Uzee tentang kejadian dan masih banyak lagi, hingga laporan itu bisa diproses kemudian.
Setelah membuat laporan mereka semua pulang mengendari mobil milik Pak RT. Shani memeluk lengan Uzee erat. Sebenarnya dia sedang kesal dengan ayahnya, karena semalam dia tak diperbolehkan bermalam di rumah Uzee. Padahal niat dia baik ingin merawat Uzee. Namun, Pak Sanji tetap tidak mengizinkan karena status mereka berdua yang belum menikah. Nanti, malah jadi bahan topik orang-orang kan runyam.
"Shani, kamu masih kesal sama ayah?" tanya Pak Sanji, ia menyempatkan menengok ke belakang ke tempat duduk Shani dan Uzee.
"Ayah diem, Shani tidak mau denger suara Ayah," kata Shani. Dia masih merajuk dengan ayahnya itu. Pak Sanji terkekeh menanggapi, lucunya anaknya itu saat merajuk.
"Jangan seperti itu dengan ayahmu," peringat Uzee pelan.
"Biarkan saja," jawab Uzee acuh.
"Ada apa memangnya Pak?" tanya Pak RT ingin tau.
"Tidak apa. Hanya kekesalan anak, hal kecil saja," jelas Pak Sanji.
"Ngomong-ngomong kapan anak bapak dan Uzee menikah? Bukankah mereka sudah cocok untuk masuk ke jenjang pernikahan?" celetuk Pak RT, dengan masih fokus menyetir.
"Kalau saya ya terserah anak-anak maunya kapan. Orang tua hanya bisa mendukung. Sekarangkan tinggal menunggu kesiapan anak-anak dalam berumah tangga Pak. Saya tidak meminta mereka untuk tergesa-gesa juga, tapi akan ada baiknya kalau cepat menikah," jelas Pak Sanji.
"Uzee kapan kamu mau menikahi anak Pak Sanji? Keburu diambil orang loh," kata Pak RT.
"Nunggu dapat kerja yang layak dulu Pak. Biar nanti Shani tidak kesusahan saat menikah dengan saya," jawab Uzee.
"Seperti itu. Baguslah, kalau mau cari kerja dulu. Banyak anak zaman sekarang yang menikah tidak memikirkan kerjaan, mereka hanya ingin memenuhu nafsu saja. Tapi tidak memikirkan istrinya nanti mau diberi makan dengan apa," kata Pak RT.
"Ya begitulah pak, anak-anak zaman sekarang," sahut Pak Sanji.
_OB_
Hari berlalu, aduan dari Uzee pun sudah diproses oleh polisi. Kini polisi sudah ada di depan rumah Pak Juragan untuk menangkap Frans.
"Ada apa ya pak?" tanya Pak Juragan yang terkejut melihat kehadiran beberapa polisi di rumahnya.
"Apa benar ini kediaman atas nama Frans?" tanya Polisi.
"Benar, saya bapaknya," jawab Pak Juragan.
"Kami ingin bertemu dengan suadara Frans. Kami ingin membawanya ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan atas laporan yang telah kami terima."
"Apa yang sudah anak saya lakukan? Anak saya tidak melakukan apa-apa," kata Pak Juragan berusaha membela anaknya. Polisi langsung menjelaskan secara singkat pada Pak Juragan.
Sementara Frans di dalam sudah panik karena ada polisi yang mencarinya sekarang. "Bagaimana bisa polisi mencariku sekarang? Ini pasti ulah Uzee, awas saja kau, Uzee," geram Frans. Dia diam-diam kabur dari rumah. Dia tak ingin ditangkap polisi, tak mau masuk penjara.
"Itu pasti aduan palsu pak! Anak saya tidak mungkin melakukan itu," kata Pak Juragan.
"Semua bisa dijelaskan nanti di kantor polisi, kami akan membawa saudara Frans sekarang." Beberapa Polisi itu memaksa masuk, menggeledah setiap ruangan untuk mencari keberadaan Frans. Tetapi kosong, Frans sudah lebih dulu kabur.
"Bagaimana?" tanya Polisi pada rekannya.
"Tidak ada. Tapi kita menemukan ini." Polisi itu menunjukkan plastik kecil berisi bubuk, yang sepertinya itu narkoba yang diam-diam Frans konsumsi.
"Kita harus mencarinya segera," kata Polisi. Frans kini ditetapkan sebagai buronan.
_DD_
Uzee kini sedang berada di rumah Pak Sanji. Dia duduk di bawah pohon dengan menemani Shani memakan buah mangga dengan lahapnya. Uzee tersenyum melihat kekasihnya itu.
"Suka banget ya sama mangga?" tanya Uzee.
"Tidak juga. Tapi aku sedang suka dengan mangga, tak tau kenapa," jawab Shani. Saking lahapnya, Shani sampai tersedak, dia butuh air. "Aku ambil air sebentar," kata Shani, lalu segera masuk ke dalam rumah.
Uzee kini sendirian dengan masih memakan mangga. Hingga tepukan dipundak membuatnya menoleh. Namun, kemudian sebuah hantaman dia terima diwajah. "Apa yang kau lakukan Frans!" Kata Uzee.
Ya, pelaku yang memukul Uzee adalah Frans. Dia nampak marah sekarang. Lelaki itu hanya ingin menghabisi Uzee sekarang. "Kau yang telah melaporkanku ke polisi kan?!" Marah Frans.
"Kalau iya kenapa? Kau pantas bertanggung jawab!"
"Dasar lelaki sialan!" Frans kembali melayangkan pukulan pada Uzee.
Pertengkaran terjadi antara Uzee dan Frans di depan rumah Shani. Uzee terus menghajar Frans yang sekarang mulai lengah. Uzee menonjok wajah Frans dan menendang dengan kencang perut Frans. Dia seakan ikut melampiaskan kemarahannya pada Frans. Kini Frans jatuh ke tanah, tapi kemudian tangannya mengambil tanah dan dia lemparkan pada mata Uzee, hingga membuat Uzee mengerang karena perih.
Hal itu membuat Frans memiliku celah, dia mengeluarkan pisau lipat yang diam-diam dia simpan. Dengan emosi yang menguasai, Frans mencapkan pisau itu tepat pada perut Uzee. Tidak hanya sekali, tapi terhitung tiga kali.
"UZEE!" Teriak Shani terkejut melihat kejadian itu. Pak Sanji yang terkejeut mendengar anaknya berteriak sontak menghampiri anaknya. Ia pun terkejut melihat Uzee yang sudah terkarap dan Frans yang mematung dengan masih memegang pisau bersimbah darah.
"FRANS!" Marah Pak Sanji.
Seakan tersadar, Frans pun langsung kabur dari sana. Dia tak mau menjadi bahan amukan masal dari para warga. Lebih baik dia melarikan diri demi keselamatannya.
Hayoyoyoyoo...
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Biasa [END]
Fanfiction"Aku hanya orang biasa yang memiliki cinta dan usaha untuk selalu membuatmu bahagia." _Uzee Start : 5 Juni 2024 End : 9 Juli 2024