9

997 181 0
                                    

_OB_

Suasana hangat kini terasa di meja makan keluarga Pak Sanji. Suara canda dan tawa menemani makan malam ini. "Kalian tau ga, ternyata ada udang dibalik batu dari maksud datangnya Shani ke sawah," celetuk Pak Sanji yang ingin menggoda anaknya itu.

"Ih, Ayah apa sih," kata Shani yang malu. Berharap ayahnya itu tidak membahas dirinya.

"Ada apa memangnya Yah?" tanya Bu Nia.

"Iya Yah, ada apa? Cerita dong," imbuh Tara yang juga ingin tau.

"Shani ternyata mau ke anter makanan buat ayah, karna aslinya ada tujuan lain, yaitu ketemu sama Uzee tuh di sawah. Berduaan di sana. Bahkan Uzee cari rumput pun tetep ditemenin Shani," ungkap Pak Sanji disusul kekehan. Bu Nia dan Tara yang mendengar cerita itu juga menjadi tertawa. Sementara Shani menunduk dengan pipi yang memerah.

"Haduh, haduh anak kita sedang kasmaran Yah," kata Bu Nia.

"Kalau kata anak zaman sekarang bucin Bun," imbuh Pak Sanji.

"Shani jadi budak cintanya Uzee, ga nyangka sekali," sahut Tara.

"Sst, diem deh kamu," peringat Shani pada Tara yang hanya dibalas dengan juluran lidah.

"Hadeeh, sebenernya kamu sama Uzee udah sampai mana Shan?" tanya Pak Sanji. Ia ingin tau kedekatan anaknya dan Uzee. Karena melihat tingkah mereka seperti sudah sangat dekat, jadi ia ingin dengar penjelasan langsung dari anaknya.

"Kamu ga ada apa-apa kok Yah," jawab Shani.

"Bo'ong tuh, pasti kalian udah pacaran kan?" Sahut Tara, "Aduh!" Tara memekik karena merasakan pijakan dikaki karena ulah Shani yang menginjaknya.

"Apa benar kalian berdua pacaran?" tanya Pak sanji.

"Tidak ayah. Aku sama dia ga pacaran. Kami hanya berteman," jelas Shani.

"Alah, udah ngaku aja Shan, kamu ga perlu malu sama kita," sahut Tara lagi. Shani menghembuskan napas lelah. Padahal apa yang dia katakan itu benar adanya. Dirinya dengan Uzee sampai sekarang tidak ada kejelesan hubungan. Mereka hanya teman, meski pun mereka berdua sama-sama saling menyukai.

"Kenapa kalian berdua belum menjalin hubungan? Padahal kan kalian cukup dekat," tanya Pak Sanji.

"Aku ga tau Yah. Uzee juga tidak membahas itu," jawab Shani.

"Kalau seperti itu, ajak Uzee datang kemari besok. Kita makan malam bersama," kata Pak Sanji. Shani menangkat pandangannya mencari keseriusan di sana. "Kenapa tiba-tiba Yah?" tanya Shani bingung.

"Memangnya kenapa? Ayah hanya ingin mengenal lebih bagaimana Uzee. Lagi pula kamu mau tidak sama Uzee? Kalau kamu tidak mau, Uzee akan Ayah minta berhubungan dengan Tara saja," gurau Pak Sanji.

"Jangan!" sentak Shani tak terima.

"Ih, aku sama Uzee hanya cocok berteman Yah," sahut Tara karena dirinya jadi ikut terseret.

"Makanya, Uzee ajak kemari besok. Kamu bisa kasih tau Uzee, Shan. Tapi kalau kamu malu bertemu dengan Uzee, bisa minta tolong Tara. Dia pasti mau memberi taukan Uzee."

"Si Shani malu-malu anaknya. Malu-malu, tapi mau," celetuk Tara.

_OB_

Sedangkan di sisi lain, Uzee memarkirkan sepedanya di sebelah warung yang tak terlalu ramai pengunjung. Dia duduk di salah satu bangku dan langsung memesan, "Buk, beli nasi goreng sama teh anget."

"Tumben ga kopi," celetuk ibuk warung.

"Libur dulu buk, tadi di rumah udah ngopi," jawab Uzee.

"Nak Uzee, bapak ada info kerjaan bantuin angkut panen punya juragan, kamu mau tidak?" Tawar bapak-bapak tetangga yang duduk di sebelah Uzee.

"Wah, mulai kapan itu Pak?" tanya Uzee.

"Besok pagi, sampai kapannya bapak kurang tau. Tapi lumayanlah bayarannya dari Juragan," jelasnya.

"Boleh deh Pak, saya mau," jawab Uzee. Kalau dipikir lumayan juga buat nambah-nambah tabungan. Selagi pekerjaan itu masih bisa dia lakukan, dia akan menerima apa pun pekerjaan itu.

"Bagus, besok pagi langsung saja ke rumah Juragan." Uzee mengangguk paham. Akhirnya pesanannya jadi, dia segera memakannya karena perutnya sedari tadi sudah keroncongan.

Biasanya Uzee lebih suka memasak sendiri meskipun hanya masakan simpel, tapi kali ini dia memilih beli karena bahan masak di rumah sudah habis. Dia belum sempat belanja bahan rumah. Biasanya ada stok telur di rumah, tapi tadi telur pun habis. Malang sekali nasibnya.

"Nak Uzee, dengar-dengar kamu sedang dekat dengan anaknya Pak Sanji kampung sebelah ya?" tanya Ibuk warung. Uzee yang mendengarnya sontak terbatuk. Dia buru-buru meminum teh anget. "Tau darimana buk?" tanya Uzee.

"Kalian udah jadi bahan pembicaraan orang kampung. Apa lagi anaknya Pak Sanji itu terkenal cantik, pasti langsung jadi topik trending pembiacaraan ibuk-ibuk kampung," jelas Ibuk warung. Uzee terkekeh canggung mendengarnya. "Bagaimana bisa kamu dekat dengan anak Pak Sanji?" Lanjutnya.

"Kami berteman Buk."

"Hanya berteman? Kamu tidak berniat serius? Kamu udah beruntung bisa dekat dengan anak Pak Sanji. Udahlah cantik, baik juga. Cocok sama kamu."

"Doakan saja buk yang terbaik," jawab Uzee lalu tersenyum. Membahas soal hubungan, jujur Uzee ingin memperjelas hubungannya dengan Shani, tapi di sisi lain dia masih takut dan ragu. Karena dirinya yang masih kurang mapan dalam segi apa pun itu. Dia takut tidak bisa membahagiakan Shani dan malah mempermalukan nantinya. Maka dari itu dia ingin mengangkat dulu derajatnya, sampai dia merasa pantas nantinya untuk Shani. Agar Shani juga bisa membanggakan dirinya di depan banyak orang. Itu adalah harapannya.
















Semangat Uzee.

Yok dikit lagi 1000 pengikut, gemes banget ih. Detik, detik tapi ga sampe sampe.

Dah maap buat typo.

Orang Biasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang