13

1K 188 7
                                    

_OB_

Sebuah mobil berhenti di depan warung milik Bu Nia. Sang pemilik mobil keluar, yang tak lain adalah Frans. Dia melepas kacamata hitamnya lalu masuk ke dalam toko. Dia melihat perempuan yang kemarin mengambil atensinya yang kini sedang melayani anak kecil membeli permen. "Makasih kak," ucap anak itu kemudian pergi.

Frans kini mendekat, hanya meja yang membatasi jarak keduanya. "Hai," sapa Frans disertai senyuman manisnya. "Ada yang diinginkan?" tanya Tara yang ternyata tengah berjaga.

"Berikan aku sebungkus rokok itu." Frans menunjuk salah satu rokok berwarna merah. Tara langsung mengambilkan rokok itu, "Dua puluh ribu," ucap Tara memberi tau harga. Frans memberikan uang lima puluh ribu pada Tara dan Tara langsung mencarikan uang untuk kembalian.

"Sebenarnya kedatanganku ke sini ada maksud lain," ungkap Frans tiba-tiba.

"Oh ya? Ingin apa lagi?" tanya Tara yang masih merasa asing dengan Frans. Karena dia tak pernah melihat orang ini di desanya.

"Aku merasa tertarik denganmu, setelah melihatmu kemarin di bawah pohon," ungkap Frans. Tara yang mendengarnya sontak mengernyit heran. Seingatnya kemarin dia tak pergi kemana pun, kecuali sore hari dia pergi bersama Uzee dan Shani. "Ha? Di bawah pohon?" Heran Tara.

"Iya. Saat kamu bersama laki-laki itu." Tara semakin bingung mendengarnya. Namun, seketika dia berpikir kalau yang ditemui lelaki di hadapannya ini bukan dirinya melainkan Shani. "Apa kamu mengenalku?" tanya Tara.

"Tidak. Maka dari iku maksud lainku adalah ingin berkenalan denganmu." Tara diam-diam menahan tawa, saat menyadari lelaki di hadapannya ini salah orang. "Sepertinya kamu salah orang," kata Tara.

Sekarang Frans yang bingung, "Maksud kamu?"

Shani masuk ke dalam toko ingin mencari barang. Tara yang menyadari hal itu sontak menolah dan memanggil kembarannya, "Shan." Shani menoleh dan hanya menaikkan alisnya tanda bertanya. Sementara Frans kini terkejut karena perempuan di hadapannya sekarang ada dua. "Tidak jadi," ucap Tara, yang membuat Shani mendengus kemudian pergi setelah mendapat barang yang diinginkan.

"Dia kembaranku. Sepertinya yang kau temui kemarin adalah dia bukan aku. Aku tidak ke tempat yang seperti kamu bicarakan tadi," ungkap Tara. Sekarang Frans merasa malu karna salah mengajak orang berkenalan. Namun, untuk menutupi rasa malunya dia tetap bertanya, "Siapa nama kembaranmu itu?"

"Sepertinya kamu bisa bertanya sendiri, dia sangat menutup diri. Dan perlu aku peringatkan, dia sudah bertuan. Jadi jangan kau ganggu dia."

"Dia sudah bertuan? Apa dia sudah menikah?" tanya Frans ingin tau.

"Belum, tapi dia sudah serius dengan pasangannya."

"Belum menikah berarti ada celah untukku mendekatinya bukan?" Pikiran gila Frans ini diungkapkan. Tara menatap tak percaya dengan apa yang lelaki di hadapannya ini katakan. "Hei, kau jangan mengganggu kembaranku, atau aku yang akan membuat hidupmu tak tenang," ancam Tara.

"Ancamanmu lucu. Aku tidak takut." Frans mengeluarkan kartu nama lalu digeser di meja pada Tara. "Namaku Frans, tolong berikan ini pada kembaranmu. Aku anak dari Juragan, kau pasti tau Juragan kan? Orang terkaya diantara yang lain, siapa yang tidak mengenalnya?" Tara menatap geli pada Frans yang tengah menyombongkan kekayaan orang tuanya.

"Terserahmu, karna aku tidak peduli," balas Tara. Frans hanya menatap sinis kemudian berlalu pergi dengan mobil mewahnya. "Sombong sekali, siapa juga yang mau sama lelaki sombong seperti itu," kata Tara yang mulai julid. Kartu nama dari Frans tidak Tara berikan pada Shani melainkan dia buang ke tempat sampah. Sangat tidak berguna pikirnya.

_OB_

Uzee, hari ini masih bekerja di tempat Juragan. Mengangkat hasil panen ke atas mobil seperti biasanya. Masih ada sisah tiga hari lagi dia bekerja di sini lalu dia akan mendapatkan gaji. Sekarang Uzee dan pekerja lainnya diperbolehkan istirahat karena sudah masuk waktu makan siang. Mereka semua makan bersama sambil bercanda gurau. Setelah makan mereka beristirahat sebentar mengisi energi agar nanti bisa bekerja lagi.

Frans datang menghampiri Uzee yang tengah sendirian. Dia berdiri di depan Uzee, sementara Uzee masih duduk. Namun, melihat anak dari Juragan kini ada di depannya membuat dia sontak berdiri. Uzee memberikan senyum canggung. "Saya ingin bertanya padamu," kata Frans.

"Tanya apa?"

"Siapa nama perempuan yang bersamamu kemarin?" tanya Frans. Uzee berpikir perempuan yang Frans maskud, seingatnya hanya Shani yang bersamanya. "Memangnya ada apa ya Mas?" tanya Uzee.

"Aku menyukainya. Aku ingin mengetahuinya dan ingin mendekatinya," ungkap Frans. Uzee yang mendengar itu tentu merasa tidak terima, tapi dia menutupi rasa tidak nyamannya itu. "Maaf mas, sepertinya yang mas maksud itu adalah kekasih saya," kata Uzee dengan sopan.

Frans yang mendengar itu menatap tak percaya. Ingatannya langsung kembali pada Tara yang bilang bahwa Shani sudah bertuan. "Kau.. kekasihnya?"

"Iya Mas," jawab Uzee. Frans tertawa remeh kemudian. "Ck, kau tidak cocok bersanding dengannya. Lihatlah dirimu, miskin! Perempuan secantik dia tidak cocok dengan lelaki rendah sepertimu. Guna-guna apa yang sudah kau beri padanya?" Uzee menahan rasa sakit dihati karena lagi-lagi mendapat perkataan yang tidak enak kepadanya.

"Meskipun saya miskin, saya akan membahagiakannya Mas. Saya akan berusaha dengan kaki saya sendiri, dengan usaha saya sendiri."

"Cih, sampai kapanpun kalau sudah miskin ya akan tetap miskin. Kasihan sekali dia kalau tetap hidup denganmu. Pasti hidupnya akan terus sengsara. Padahal lebih baik kalau dia denganku saja, hidupnya pasti terjamin," kata Frans dengan sombongnya. Uzee mengepalkan tangan menahan diri untuk tidak emosi menghadapi lelaki di hadapannya. "Aku meninginkan perempuan itu. Aku mau kau akhiri hubunganmu dengannya," ungkap Frans.

"Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskannya," jawab Uzee dengan cepat. Dia bukan orang yang bodoh, yang akan melepaskan Shani dengan mudah.

"Kalau begitu kau pergi sekarang dari sini. Aku mengeluarkanmu dari pekerjaan ini tanpa bayaran yang kau terima!" Kata Frans mulai seenaknya sendiri.

"Tidak bisa seperti itu! Aku di sini bekerja dan di bawah juragan, bukan di bawahmu. Kau tidak berharak memberhentikanku seperti ini," kata Uzee tidak terima. Kerja kerasnya tak mungkin berakhir sia-sia seperti ini karena lelaki sombong itu.

"Aku anaknya! Aku berhak apa pun itu! Atau aku akan memberikanmu tawaran, aku akan memberikan gaji padamu dengan nominal yang lebih asalkan kamu mau mengakhiri hubunganmu dengan perempuan itu."

"Lebih baik aku keluar dari pekerjaan ini tanpa pesangon dari pada mengakhiri hubunganku dengan kekasihku!" Jawab Uzee dengan tegas. Lalu dia segera pergi dari sana dengan perasaan yang membakar dirinya.














Rese emang si Frans.

Dah maap buat typo.

Orang Biasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang