23

890 175 12
                                    

_OB_

Uzee beberapa kali meringis karena lukanya ditekan oleh Shani saat diobati. Kekasihnya itu sudah menitihkan air mata karena melihat Uzee terluka, wajahnya lebam. Dia yang mendapat kabar dari tetangga soal Uzee, langsung ditemani Tara dan Pak Sanji pergi ke rumah Uzee melihat keadaan Uzee.

"Sshh, pelan," pinta Uzee disaat lukanya ditekan terlalu keras.

"Ck! Aku tidak suka lihat kamu luka-luka seperti ini," ungkap Shani. Dia menjadi lebih sensitif sekarang. Melihat Uzee babak belur ingin sekali Shani menangis dengan keras.

"Bagaimana bisa terjadi seperti ini nak?" tanya Pak Sanji pada Uzee. Memang Uzee belum menceritakan sama sekali kejadian tadi. Karena saat sampai, Shani langsung panik dan menangis melihat kondisi Uzee. Dia langsung heboh sendiri mencari obat untuk mengobati luka kekasihnya itu.

"Pelaku yang merusah sawah saya, Si Frans, pak anak dari Juragan. Saya ke sana ingin meminta pertanggung jawaban, dan kita sempat bertengkar. Namun, saya kalah karna banyak anak buah pak Juragan yang mengeroyok saya," jelas Uzee.

"Kenapa dia jahat sekali. Dia sangat tak punya hati. Menyebalkan!" kata Shani yang telah mendengar cerita. Dia kembali menitihkan air mata, merasa sedih. Uzee segera mengusap air mata sang kekasih dan menenangkan. "Aku tak apa, sudahlah jangan menangis," kata Uzee.

"Wajah tampanmu jadi jelek karena Frans," kata Shani. Tara yang mendengar memutar mata malas. Bucin sekali dua manusia di depannya ini.

"Tapi apa ada saksi atas perbuatan Frans?" tanya Pak Sanji.

"Dia tidak melakukan sendiri, tapi memperintahkan orang untuk merusak. Mereka tadi disidang oleh pak RT, tapi tak tau lagi kelanjutannya," jelas Uzee.

"Bapak akan menanyakan pada Pak RT kalau begitu. Bapak akan bantu," kata Pak Sanji.

"Terima kasih Pak Sanji," ucap Uzee.

"Kamu sembuhkan dulu lukamu. Bapak ngeri lihatnya," kata Pak Sanji. Uzee hanya tersenyum menanggapi.

Tak lama kemudian Pak Sanji pamit untuk menemui Pak RT, sementara Tara hanya bertopang dagu melihat kemesraan dua sejoli. Andaikan saja Tara punya pasangan, pasti dia tak semengenaskan sekarang.

"Tidak bisakah kalian berhenti bermesraan? Aku sudah seperti hantu yang tak terlihat dimata kalian," celetuk Tara malas.

"Aih, maaf Tar. Kamu jadi terlupakan," kata Uzee. Tara mengembuskan napas lelah dan menampilkan raut malas. "Ah, lebih baik aku pulang saja! Membantu bunda di rumah menjaga toko," kata Tara.

"Pulanglah sana, kasihan Bunda di rumah," balas Shani. Tara menggerakkan tangannya seperti akan meninju Shani. "Sudahlah aku pulang saja. Nanti kamu kalau mau pulang, minta saja Uzee yang mengantar," kata Tara.

"Aku akan menginap," ucap Shani.

"Hei! Mana boleh, kalian belum menikah."

"Kita tidak akan satu kamar. Aku tak tega membiarkan Uzee sendirian dengan keadaan seperti ini," kata Shani.

"Haish, kamu minta izin lah pada Ayah dan Bunda. Aku pusing," kata Tara. Kemudian dia beranjak pergi untuk pulang. Membiarkan Shani dan Uzee berduaan.

"Kamu yakin akan menginap?" tanya Uzee.

"Iya, aku tak tega meninggalkanmu."

"Aku tak apa sendiri di rumah. Aku bisa menjaga diri. Lagi pula sudah tidak sakit kok, kan sudah kamu obati," jelas Uzee.

"Tetap saja aku khawatir. Aku akan meminta izin pada Ayah nanti saat Ayah kembali," tegas Shani. Uzee hanya pasrah sekarang membiarkan apa yang kekasihnya mau.

_MATCHA_

Pak Sanji sekarang sudah ada di rumah Pak RT yang Uzee maksud. Ia juga sudah mendengarkan penjelasan dari Pak RT. Pak Sanji ikut geram mendengar cerita itu. "Lalu bagaimana dengan kedua pemuda itu?" Tanya Pak Sanji.

"Mereka sudah saya beri petuah. Dan sudah saya pastikan juga tidak akan kabur jika ada yang meminta pertanggung jawaban," jelas Pak RT.

"Laporkan ke polisi Pak. Apalagi anak Pak Juragan itu. Dia sudah keterlaluan," kata Pak Sanji.

"Semua bisa diurus. Kita tinggal menunggu keputusan dari Uzee, apa mau ke jalur hukum atau jalur damai," jelas Pak RT.

"Saya akan membicarakan pada Uzee. Anak Pak Juragan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia harus mendapatkan jera," kata Pak Sanji. Dan Pak RT mengangguk setuju menanggapi.




















Dah gitu aja, gw lagi sibuk, ini curi-curi waktu buat up. jdi jan komen klo cuma dikit😒🗿

Maap buat typo.

Orang Biasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang