18

936 164 12
                                    

_OB_

Hari ini adalah hari keberangkatan Uzee dan temannya ke kota untuk melamar kerja. Shani ditemani Tara sekarang sedang berada di rumah Uzee. Tentunya Shani merasa sedih karna kekasihnya akan pergi jauh, ya walau pun hanya tiga hari. Namun, tetap saja dia merasa sedih. Mereka akan berjauhan dan tak akan bisa bertukar kabar karena mengingat Uzee tidak memiliki ponsel.

"Udah dong Shan, biarin si Uzee berangkat. Nanti di jalan keburu macet, kasihan dia," kata Tara pada kembarannya yang masih menahan lengan Uzee.

"Ck, sebentar," ucap Shani. Sebenarnya Shani tak rela jika Uzee pergi. Ingin rasanya dia ikut, dia sudah mencoba meminta izin dengan sang ayah, tapi Pak Sanji tidak mengizinkan. Akhirnya Shani harus merelakan kekasihnya pergi untuk tiga hari ke depan.

"Aku hanya tiga hari, tidak lama. Kalau pun nanti diterima, pasti aku tidak langsung bekerja dan aku akan pulang. Aku tak akan lama Shan," kata Uzee memberi pengertian pada Shani.

"Tuh dengarkan apa yang Uzee katakan. Kamu seperti akan ditinggal lama saja," sahut Tara.

"Tiga hari itu lama," cicit Shani. Tara yang mendengarnya merotasikan mata malas. Dia heran, sejak kapan kembarannya ini menjadi alay? Biasanya lebih terkesan cuek.

"Sudahlah, aku harus segera berangkat. Tak enak dengan Alden. Nanti aku akan bawakan sesuatu untukmu saat pulang," rayu Uzee.

Setelah bernegosiasi dengan sang kekasih, akhirnya Uzee masuk ke dalam mobil milik Alden. Uzee masih memperhatikan wajah kekasihnya yang tengah cemberut dari jendela. Kemudian mobil berlalu pergi meninggalkan Shani dan Tara.

"Ayo pulang," ajak Tara. Shani mengangguk menurut. Mereka berboncengan pulang ke rumah menggunakan sepeda milik Tara, karena sepeda milik Shani bannya bocor.

_OB_

Sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah Shani, membuat Tara dan Shani yang hendak memasuki halamannya merengut heran. Bingung mobil siapa itu? Namun, setelah mengetahui siapa pemilik mobil itu, kedua saudara kembar itu sontak merasa malas.

"Hai Shan," sapa Frans, pemilik mobil itu.

"Aku Tara," ucap Tara yang dipanggil Frans dengan nama Shani. Frans mengerjabkan mata, malu karna salah memanggail nama. Dia berdehem dan meminta maaf, "Oke, aku ingin berbicara dengan Shani," kata Frans.

"Shani sibuk, tidak ada waktu untuk kamu," kata Tara mewakili. Dia menarik tangan Shani untuk masuk ke dalam rumah, tetapi tangan Shani ditahan oleh Frans. "Hei! Jangan lancang memegang tanganku!" Bentak Shani. Dia tidak suka dipegang oleh orang yang tidak dia kenal.

"Ck, beraninya kau!" Geram Tara yang mendengar itu. Dia mentap tajam ke arah Frans. Jelas dia juga tidak suka kalau suadaranya sampai disentuh oleh sembarang orang. Apa lagi kalau Shani sudah bilang tidak suka. Tara siap untuk menghadapi orang itu.

"Aku hanya ingin berbincang sebentar. Aku sudah lama menunggu kamu di sini," kata Frans.

"Aku tidak memintamu menunggu. Bahkan aku tidak memintamu untuk datang kemari," kata Shani, tak peduli jika itu akan menyakiti hati Frans sekali pun.

"Tidak bisakah kamu menghargaiku sedikit saja?" tanya Frans.

"Tidak! Karna aku tidak mengenalmu dan sama sekali tidak mengharapkanmu. Jangan ganggu aku lagi. Kita tidak kenal!" Kata Shani.

"Tapi aku menyukaimu."

"Aku tidak!" Jawab Shani dengan tegas.

"Karna kekasihmu itu? Lelaki miskin itu."

"Hei! Kau tidak boleh merendahkan orang sembarangan! Jangan sampai kau menadaptkan karma," sahut Tara. Dia juga tidak suka kalau temannya direndahkan. Uzee, orang baik. Tara tau itu.

"Akan aku buat lelaki itu hidup menderita. Bahkan untuk makan sepeser nasi pun, dia hanya bisa meminta padaku," kata Frans terdengar serius. Dia sudah terlampau kesal, karena perempuan yang dia inginkan menolaknya hanya karna lelaki miskin.

"Aku harap kau segera mendapatkan karma!" desis Shani, kemudian masuk ke dalam karna sudah muak menghadapi lelaki gila.

"Dasar orang gila!" kata Tara kemudian menyusul Shani masuk ke dalam. Meninggalkan Frans yang menahan amarah.

Frans mengepalkan tangan, matanya terselimuti akan dendam. Dia benar-benar merasa marah sekarang. Awas saja kalian. Batin Frans.



















Aih pinggang gw sakit. Remaja jompo banget.

Dah maap buat typo.

Orang Biasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang