10. Danger?

17.9K 1.3K 4
                                    

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

          Gaun biru dengan campuran abu-abu segar itu terlihat terpasang di tubuhnya, mengambil sarung tangan panjang sampai batas siku, ia lalu memakai kedua sapu tangan berwarna biru tua yang senada dengan kalung berlian safir berwarna biru tua yang indah dan mengkilap.

Isadora menatap penampilannya yang begitu cantik, tersenyum kecil ia lalu duduk di kursi rias dan menyanggul rambut hitam panjangnya, mengeluarkan sedikit rambut yang ada di depan lalu ia menusukkan tusuk rambut yang terdapat berlian berwarna biru muda serta rantai kecil di ujungnya terdapat bunga mungil yang bergelantungan.

Isadora menatap rambutnya yang telah rapi, menyentuhnya dengan tatapan puas. Ia lalu mengambil wewangian dan menyemprotkannya ke arah pergelangan tangan, leher dan belakang telinga.

Aroma manis dan lembut, Isadora suka mencium aroma yang sedikit maskulin juga, namun itu hanya aroma tubuh suaminya.

"Nyonya, kereta kuda sudah siap." Vee membuka pintu kamar Isadora, wanita itu terlihat gagah dengan baju prajuritnya yang dikhususkan untuk prajurit wanita. Isadora benar-benar merubah isi Manor dan mengubah juga cara berpakaian mereka.

Akan kasihan jika prajurit wanita seperti Var dan Vee itu harus memakai baju yang sama dengan prajurit pria?

"Baiklah, kau ikut kan Vee? Tak mungkin saya pergi seorang diri." Isadora berdiri dari duduknya, ia mengambil kipas tangan yang senada dengan gaunnya tanpa motif apapun.

Vee mengangguk pelan, "Kapanpun anda pergi saya selalu ada di sisi anda, Nyonya Grand Duchess."

Senyum tipis Isadora perlihatkan, hari ini adalah hari yang cukup memberatkan dirinya. Tapi tak apa, meskipun tanpa pengalaman bersosialisasi ia akan menganggap mereka hanya bayangan saja!

Isadora pun mulai melangkah keluar menuju ke depan Manor yang terdapat kereta kuda dengan lambang serigala putih yang ada di pintu kereta berwarna perak mengkilap itu.

"Yang mulia." Tunduk kepala pelayan Horsien dengan para pelayan pria, kening Isadora mengerut melihat pria tua ini yang akhirnya muncul juga setelah tiga minggu menghilang. "Kemana saja, Butler?"

Horsien tersenyum kecil, ia menggeser tubuhnya dan memperlihatkan tiga puluh lima perempuan bertubuh kurus, lusuh dan wajah yang kotor. Sebagian dari mereka juga memiliki luka.

Alis Isadora mengerut dengan tatapan terkejut melihat para perempuan yang memiliki umur yang berbeda-beda itu terlihat menyedihkan. "Siapa mereka? Dan apa yang terjadi dengan mereka? Apa itu darah.....??" Kedua tangan Isadora gemetar, dengan cepat ia menyembunyikan tangan kirinya yang bergetar, darah. Ia tak suka cairan merah itu!

Horsien melihat itu sekilas, ia pun menghampiri istri tuannya dan memberikan sebuah surat sertifikasi kepemilikan. "Mereka budak yang kami selamatkan, sebagian juga kami beli."

Isadora mengambil kertas itu dan menghela napas. "Mereka bisa bekerja di sini, yang mulia." Tambah Horsien menatap Isadora yang membaca surat tersebut dengan teliti.

"Budak? Semua dari mereka adalah budak?" Horsien mengangguk.

Isadora mencebik pelan, memang ia membutuhkan pelayan dan pengurus lainnya, tapi dirinya ini tak terpikirkan dengan budak. Tapi tak masalah.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang