꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚
"Jangan menangis dan jangan menyuruhku berhenti, hm?"
Isadora menerjapkan matanya beberapa kali, ia tersenyum geli yang membuat Archeron ikut tersenyum. Namun bukan senyum dengan artian baik.
"Tak akan, memang aku pernah menangis? Gak tuh!" Nada sombong terdengar dari bibir Isadora, wanita itu menegakkan tubuhnya mengambil sebuah jepitan kecil untuk menggulung rambutnya.
Archeron mendengus kecil. "Oh begitu? Jadi, siapa yang waktu itu menangis dan menyuruhku berhenti? Mencakarku dan siapa yang melukai ini?" Tunjuk Archeron pada goresan bekas cakar di perut sampingnya, ia bahkan menyikap selimut itu hingga memperlihatkan paha istrinya.
Isadora terdiam.
"Siapa itu? Istriku yang lain?" Archeron tersenyum miring menatap Isadora yang memerah.
Isadora memalingkan wajahnya dengan mendengus kecil, ia pun merasakan paha miliknya di sentuh oleh sesuatu. Menatap ke kakinya dan melihat tangan suaminya yang melakukan itu.
Saat akan menatap pria itu, Archeron menarik lebih dulu tubuh Isadora dengan tangan kirinya yang melingkar di pinggang wanita itu. Lalu mengangkat tubuh Isadora untuk berada di atas.
Atas tubuhnya yang ia rebahkan, menatap Isadora dari atas yang duduk di perutnya. Istrinya terlihat sangat indah. Pemandangan yang luar biasa.
"Cheron, bagaimana rasanya bercumbu dengan nona bangsawan lain?" Senyum Isadora menyentuh dada bidang yang kekar dan menatap leher suaminya. Menyentuh benjolan kecil itu.
Archeron berdehem pelan dengan mata yang memerah, iris hijau itu terlihat menggelap menahan rangsangan saat istrinya menyentuh area itu.
"Bagaimana, Cheron?" Senyum menggoda Isadora mendekatkan dirinya hingga membuat kedua payudara bulatnya itu menyentuh kulit suaminya.
Wajah keduanya saling mendekat, hidung Isadora menempel di ujung hidung pria itu. Tangan kanannya menyentuh jakun Archeron sedangkan tangan kirinya memiliki kegiatan lain.
Mengelus sensual bahu suaminya hingga mengenai puting pria itu, dengan tatapan pura-pura tak sengaja. "Ouhh, maaf tanganku licin." Terkekeh lembut, Isadora menaikkan jari jemarinya, hal itu membuat puting suaminya terkena lagi.
Archeron menggeram kesal dengan kepala yang pening, sial kenapa ia harus menahan seperti ini?!
"Cheron, kenapa diam saja? Tak mau menjawab—" Isadora mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu, lalu menggigit telinga suaminya. "Pertanyaanku?" Gigit itu mengeluarkan napas hangat yang membuat telinga pria itu memerah.
Archeron memejamkan matanya, dirinya merasa bagian bawahnya tersiksa.
"Berhenti, Toinnette." Geram Archeron tak membuka matanya, Isadora terkekeh lembut lalu mencium leher suaminya.
Mengelus dada dan leher suaminya sambil sesekali mengecup panjang serta menghisapnya turun, menggigit kulit pria itu dan tak memperdulikan bekasnya.
Isadora terkikik puas, tubuhnya ia geser turun tanpa melepaskan kulit keduanya yang masih menempel. "Jangan mencoba untuk membuatku berhenti, bukankah kita harus pemanasan dulu?" Senyum Isadora mengecup dada dan perut suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝
RomantizmIsadora Toinette mengulangi kehidupannya yang menyedihkan. Dengan tekadnya yang kuat, Isadora akan melindungi orang-orang yang ia cintai dan memusnahkan dalang di balik kehancuran hidupnya. Ia tak peduli dengan keluarganya, ia berupaya untuk melin...