20. Pregnant

17.2K 1.3K 26
                                    

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

          Tubuh Isadora menggigil parah, bahkan kedua mata Isadora memutih dengan wajah yang pucat pasi, kulit yang semula terasa sedikit hangat perlahan mendingin.

Luka di sekujur tubuh Isadora tak terasa karena dinginnya malam ini, tak lama Isadora mendengar auman Serigala. Cukup membuat ketakutan Isadora makin membara.

"Huhhh..." Meniup satu tangannya dan menggosok ke arah lehernya, satu tangan kirinya Isadora peluk agar luka yang ada di balik siku hingga pergelangan tangan itu tak begitu parah.

Isadora menatap ke atas berharap keajaiban muncul, bulu matanya telah kaku karena salju mulai turun tiba-tiba.

"Hm?" Hingga Isadora dapat mendengar suara tapak kaki kuda yang begitu kencang. Matanya pun melebar saat suara yang sangat ia kenali muncul.

"TOINETTE!! ISADORA TOINETTE!!" Archeron berteriak kencang, dan teriakan itu hanya di telinga Isadora.

Isadora yang ada di bawah jurang pun mendongak terkejut, ia membuka mulutnya yang terasa kaku, bahkan wajahnya pun karena air matanya lah yang mengering di pipi dan sebagian matanya.

"Cheron...." Lirih Isadora merasa suaranya terdengar serak. "CHEron..... Cheron. Cheron. CH-khuhkk....." Leher Isadora terasa sakit yang begitu nyelekit, rasa panas yang membuat suaranya terendam.

Isadora menangis dan memukul dadanya, menatap ke atas lalu menarik napasnya dengan cepat. Isadora pun membuka mulutnya dan kali ini ia akan berteriak sekencang mungkin.

"CHERONN!!! CHERRONN!!" Tubuh Isadora melemas dan wanita itu terbatuk dengan satu tangannya mencengkram tanaman yang merambat itu.

Tak lama, Kuda Archeron terpekik menjerit yang membuat Isadora menaikkan kepalanya.

Dan wanita itu dapat melihat Suaminya, Archeron berada di atas dengan tatapan sendu dan khawatir. Isadora tersenyum lembut. "Cheron." Lirih Isadora mengulurkan tangan ke atas dengan air mata yang turun.

Archeron yang melihat keadaan istrinya marah, dengan cepat mengambil tali dan berteriak memanggil Sean serta yang lainnya.

Pria itu lantas mengikat tali tersebut ke bagian pinggang dan menatap Isadora. "Bertahanlah, aku akan turun!" Teriak Archeron merasa bahwa Istrinya mulai melemah.

Lalu, Sean dan yang lain pun datang. Archeron lantas melempar tali sisanya ke arah Sean. "Pegang tali itu, dan tarik setelah aku membawa istriku!" Ucap Archeron mulai perlahan menuju ke batas jurang.

Kedua kaki pria itu mulai turun dan menatap Sean dan yang lainnya menahan tali tersebut, tali itu juga di ikat ke arah pohon agar tak terlalu berat nantinya.

"Toinette." Archeron melihat istrinya yang tak lagi menatapnya, dengan cepat ia pun turun dan perlahan mencari tempat pijakan sambil terus menatap khawatir ke arah Isadora.

Kondisi Isadora begitu parah, wanita itu merasa haus yang berat dan kedinginan. Pandangannya mulai memburam bahkan teriakan suaminya tak dapat ia dengar.

Tangan kanan Isadora yang mencengkram tanaman rambat itu mulai mengendur, air matanya menetes dan tersenyum kecil. "Cheron." Dengan kata terakhirnya sebelum akhirnya Isadora benar-benar memejamkan matanya.

Tubuh Isadora melimbung ke belakang, tapi sebelum tubuh wanita itu jatuh ke bawah. Archeron lebih dulu menahan pinggangnya dan memeluk wanita itu.

"Toinette? Toinette! Istriku, bangun!" Archeron begitu panik saat tangannya menyentuh kulit istrinya yang begitu sangat luar biasa dingin, dengan cepat ia memeluknya untuk menghangatkan tubuh itu.

𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang