꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚
Keadaan di dalam kamar sangat mencekam, Isadora mendorong kasar tubuh suaminya setelah pria itu menurunkan tubuhnya.
Archeron menatap istrinya yang berlari ke arah pojok kamar, wanita itu menangis dan mengacungkan buku besar itu menggunakan kedua tangannya.
Menatap perut istrinya dengan tajam, lalu menatap iris mata wanita itu yang mengeluarkan cairan bening dan menatapnya takut.
"J-jangan mendekat! Atau... Atau aku akan melukai kamu!!" Ucap Isadora dengan terisak takut, kedua tangannya bergetar mengangkat buku tersebut yang berat.
Mengumpat dalam hati merasakan beratnya buku yang di berikan Uskup tersebut, Isadora menatap suaminya dengan hidung memerah dan sesenggukan. "J-jangan mendekati aku!"
Archeron menatap istrinya datar, membuang belati miliknya menjauh lalu membuka mulutnya. "Toinette."
Pria itu menarik kursi dan menaruhnya di belakang tubuhnya, duduk dengan tenang serta menatap istrinya yang masih ketakutan di ujung sana. "Kemari lah."
Menggeleng kasar, Wanita itu tentu saja menolak.
"KEMARI!"
Teriakan kasar itu membuat Isadora terkejut hingga membuat tubuhnya tersentak dan buku itu terjadi, terisak takut Isadora menggeleng kasar dan meneriaki suaminya balik. "TIDAK MAU! KAMU JAHAT, aku tak mau!"
Isadora memeluk tubuhnya dan menempelkan punggungnya ke dinding yang ada di ujung kamar, wanita itu menggeleng takut. "J-jangan berteriak padaku!" Ucapnya dengan terisak di akhir.
Sungguh, banyak yang Isadora benci dan takut.
Archeron terdiam menatap istrinya yang seperti memiliki ingatan buruk akan suara keras, menghela napas kasar pria itu mengusap wajahnya kasar. "Toinette, maaf...."
Isadora melengkungkan bibirnya takut, jangan membenci Isadora. Isadora hanya wanita lemah yang memiliki masa kecil yang buruk.
Sedari dulu memang, Isadora bermimpi ingin menjadi wanita kuat! Ingin seperti Vee dan Var bisa menjaga diri dan tak takut apapun!
Tapi, Isadora tak seperti mereka. Isadora sedari dulu bahkan sejak kecil terkurung di lingkungan keluarganya. Veleztie.
Mereka menyiksa, mengurung, mencaci maki bahkan tak segan melukai fisik maupun pikiran Isadora.
Karena itu, Isadora hanyalah wanita biasa yang lemah. Sangat lemah, tubuh kecil yang ringkih akibat porsi makan yang sedikit. Dan tentu, sebagian tubuhnya terdapat bekas luka.
Archeron menjadi saksi betapa sakitnya keadaan istrinya. "Maaf, Toinette. Kemari lah aku mohon." Pria itu mengeluarkan suara dengan lembut dengan sorot mata tak lagi dingin seperti awal.
Isadora menggeleng kecil. Isadora takut, suaminya akan memukulnya.
"Aku takkan memukul kamu, aku janji."
Menggeleng sekali lagi, Isadora makin mendorong tubuhnya ke arah dinding. "Tidak mau."
Archeron menghela napas, pria itu sadar telah melukai hati dan pikiran istrinya. Menatap kedua tangannya yang terluka Archeron berkata. "Kamu tak mau mengobati aku? Aku terluka, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝
RomanceIsadora Toinette mengulangi kehidupannya yang menyedihkan. Dengan tekadnya yang kuat, Isadora akan melindungi orang-orang yang ia cintai dan memusnahkan dalang di balik kehancuran hidupnya. Ia tak peduli dengan keluarganya, ia berupaya untuk melin...