꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚
Kedua kaki Archeron berlari menuju ke arah kamarnya, sesaat dirinya sampai keningnya mengerut melihat banyak pelayan serta Horsien berada di depan kamarnya.
"Ada apa ini? Dimana istriku?" Kerut Archeron tak melihat tubuh istrinya yang seharusnya terbaring di atas kasur.
Horsien mengangkat kepalanya lalu melihat tuannya dengan takut. "Nyonya menghilang tuan, beliau tak ada di kasurnya sejak tiga menit lalu."
Terkejut, Archeron menggeram marah dan berteriak. "Cari istriku! Dan siapa yang terakhir masuk ke dalam kamarku setelah aku pergi?! Siapa?!!"
Horsien menghela napas. "Pelayan baru itu tuan, dia mengatakan bahwa nyonya tak ada setelah tuan pergi. Lalu memanggil kami semua."
Archeron mengepalkan tangannya melihat pelayan yang Horsien tunjuk, pelayan perempuan berbadan sedikit berisi dan pendek itu menunduk. "Katakan, dimana istriku?! Dan apa yang kau lakukan di kamarku? Hm?!"
Pelayan itu berucap dengan takut dan gemetar. "Sa-saya ingin memberikan air untuk Nyonya, yang mulia. Sa-saya tak tahu nyonya berada dimana. Be-beliau tak ada saat saya masuk. Sa-saya mohon ampun!!" Pelayan itu menekuk kedua lututnya menaruh kepalanya di atas lantai kayu dan memukul kepalanya perlahan.
Mengepalkan tangannya. "KENAPA DIAM SAJA?! CARI ISTRIKU!" Marah Archeron melihat pelayan perempuan bahkan tiga prajuritnya terdiam.
Mereka lantas pergi dengan tatapan takut, semua lorong dan kamar bahkan bagian luar manor telah di periksa, tak ada tanda-tanda akan wanita tersebut.
Hansel yang baru saja tiba dengan napas yang terengah-engah itu terkejut melihat putranya memarahi Horsien, tentu dia kenal. Horsien telah ada sebelum anaknya lahir.
"H-hei.... Eben, kenapa dengan dirimu? Dan dimana istrimu?" Bingung Hansel menarik pundak Archeron, tentu itu membuat Archeron yang semula membelakangi ayahnya pun saling berhadapan.
Archeron menatap dingin ayahnya, tapi. Sebelum pria itu mengatakan sesuatu. Pandangannya terjatuh ke arah pintu kamar istrinya. Kamar ibunya tinggali dulu, keningnya mengerut lalu menyingkirkan tubuh ayahnya ke samping.
Archeron lantas menuju ke depan kamar tersebut dan menyentuh pegangan pintu dan memutarnya ke arah kanan, keningnya mengerut saat pintu tersebut terkunci.
Tok. Tok. Tok
Archeron mengetuk sedikit cepat tiga kali, lalu pria itu mulai berkata. "Toinette? Apa kamu di dalam sana? Toinette?" Archeron menggedor langsung pintu itu dengan kencang, melirik ke arah Horsien. "Cari kunci lain!"
Horsien pun mengangguk dan pergi dari sana untuk mencari kunci cadangan di ruang kerjanya, meninggalkan ayah dan anak itu bersama Sean yang baru saja tiba.
"Tuan, biar saya buka paksa saja!"
Archeron menggeleng pelan, tapi keningnya kembali mengerut saat ada suara yang terjatuh cukup keras. Jantungnya langsung berderak kencang.
Memundurkan tubuhnya, Archeron memposisikan lengan kirinya untuk menghantam pintu tersebut.
Brak
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐫, 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝
RomanceIsadora Toinette mengulangi kehidupannya yang menyedihkan. Dengan tekadnya yang kuat, Isadora akan melindungi orang-orang yang ia cintai dan memusnahkan dalang di balik kehancuran hidupnya. Ia tak peduli dengan keluarganya, ia berupaya untuk melin...