happy reading!
pov Ariel.
Pada dasarnya, cinta itu buta. Seseorang yang benar-benar telah mencintai seseorang pasti akan dibutakan. Tidak ada yang tau kapan cinta datang dan pergi. Cinta itu ibarat hujan, saat datang, pasti akan membuat senang. Sebaliknya, setelah pergi, pasti akan memberikan kesedihan.
Aku mencintainya, sangat-sangat mencintainya. Aku tidak menyangka, ternyata dirinya adalah orang terakhir yang benar-benar menjadi tempat persinggahan ku. Awalnya aku mengira, semua akan berjalan baik-baik saja. Namun, sepertinya dugaanku salah besar.
Aku dibutakan olehnya, haus kasih sayang dan cinta yang selama ini aku dapatkan darinya.
Hidupku sudah hancur, tanpa sosok ibu dan ayah disampingku. Tapi kenapa? Kenapa dia membuatku hancur sehancur-hancurnya?
Dia mematahkan kepercayaan yang selama ini kuberikan, dia melenyapkan kepercayaan itu. Janji yang ia buat untukku kini telah ingkar, yang tertinggal hanya bekasnya.
Hingga aku sampai dititik yang benar-benar membuatku sadar akan sesuatu. Aku, Ariel Alviano, tidak pernah di takdirkan untuk bahagia.
Kemana bahagia ku pergi? Dimana aku harus mencarinya? Apakah ia akan datang sendiri atau harus aku yang langsung menghampirinya?
Tuhan ... tolong berikan aku bahagia. Sekali saja, kumohon.
Dan inilah sekarang ....
Tiba saatnya, penantian ku tiba. Aku menemukan bahagia, seorang bocah tengil hadir di dasar kolam seolah ingin menyelamatkan ku sebelum tenggelam terlalu dalam.
Seorang bocah laki-laki yang mengingatkan ku akan dirinya.
Dia menarikku menjauh dari ruang hampa kegelapan yang cahayanya sudah hampir redup. Membawaku ke dunia baru yang selama ini aku inginkan.
Untukmu, malaikat kecilku.
pov End.
*****
Tiga tahun kemudian ...
Seorang balita laki-laki berumur tiga tahun terus saja mencoret-coreti dinding kamarnya dengan krayon. Tangan mungilnya bergerak kesana dan kemari membentuk sebuah gambar dan pola abstrak yang tidak jelas.
Ia tertawa kecil melihat hasil karyanya. Padahal hanya sebuah coretan tak berarti yang ia buat, tapi sudah mampu membuatnya tertawa.
Ia berlari menuju tempat tidur guna mengganti warna krayon yang ia gunakan, ia bosan dengan warna ini, jadi ia ingin menggantinya dengan warna yang lain.
Sudah menemukan yang ia cari, ia kembali berlari menuju dinding tepat dimana sudah banyak coret-coretan yang ia buat sebelumnya.
Sedang asik dengan imajinasi indahnya, pintu tiba-tiba dibuka dari luar. Menampilkan seorang lelaki yang sekarang sudah berumur 21 tahun.
Ariel Alviano.
"Aish, kamu bandel banget. Udah berapa kali buna bilang jangan coret-coret dinding, malaikat kecil," Ariel mengendong tubuh sang anak dan di bawa ke tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAMDRA [ Completed ]
Romantik"Samudra, ayo janji. Samudra nggak bakalan ninggalin Ariel, kan?" "Janji." - "Pada akhirnya, dia yang pernah ku anggap bisa membuatku berteduh dari hujan, kini membuatku tenggelam di dasar kolam penuh kesedihan. Selamat datang luka dan selamat tin...