happy reading!
Inggris, 22.32 malam.
Mobil MPV hitam milik Vincent melaju memasuki sebuah mansion mewah berpagar warna hitam.
Dua penjaga gerbang yang terlihat seperti bodyguard membuka lebar gerbang itu saat Vincent membunyikan klakson mobil miliknya.
Saat mobil melewati gerbang, dua penjaga itu terlihat membungkukkan sedikit badannya memberikan penghormatan. Salah satu dari penjaga juga tersenyum kecil kearah Ariel dan Ariel hanya menanggapi dengan senyuman.
Mobil MPV hitam itu berhenti dan di parkiran di sebelah mansion. Beberapa penjaga yang berasal dari dalam mansion langsung keluar dengan berbondong-bondong menyambut mereka.
"Selamat datang, Tuan." Seorang penjaga muda terlihat memberikan sambutan selamat datang untuk Viencet.
"Bagaimana keadaan disini, Damian?" tanya Vincent sembari melepaskan pakaian formalnya dan di berikan kepada Damian. Sekarang hanya tersisa kaos putih pendek yang ia kenakan.
"Semuanya baik-baik saja, Tuan."
Vincent menatap satu persatu orangnya, mencari-cari sesuatu yang menurutnya mencurigakan, tapi setelah beberapa saat, ia tak menemukan apapun.
Ia menghela napas pelan. "Barang-barang yang ada di mobil masukkan kedalam." Damian mengangguk.
Vincent menoleh kearah Qiyra dan Ariel yang ternyata belum masuk kedalam. "Ayo masuk."
"Ayo, Ariel."
Saat memasuki mansion, Ariel menatap tak percaya setiap sudut ruangan didalam mansion ini. Kenapa tidak, setiap sisi dan sudut ruangan di penuhi oleh kepala rusa. Apakah mereka suka membunuh hewan? Pikir Ariel.
"Ariel, ayo keatas, kamar kamu ada disana." Ariel mengangguk dan mengikuti langkah Qiyra menaiki sebuah tangga dengan lapisan karpet merah sebagai pelengkapnya.
Tak berselang lama, mereka berdua tiba di depan sebuah kamar dengan pintu berwarna putih.
"Ini kamar kamu, sayang. Ini kuncinya, berisitirahatlah, ini sudah malam." Setelah mengantar dan memberikan kunci kamar untuk Ariel, Qiyra kembali kelantai bawah.
Ariel membuka pintu kamar perlahan. Saat di buka, wangi dari pengharum ruangan langsung menyentuh indra penciumannya. Wanginya tidak terlalu menyengat, bahkan menurutnya baunya menyenangkan.
Semua barang-barang juga terlihat sudah disusun serapi mungkin. Mulai dari rak buku, meja belajar, sofa kamar tidur, dan juga tempat tidurnya.
Semuanya benar-benar tersusun dengan sempurna. Kamar bernuansa putih itu mampu membuat Ariel mengukir senyum diwajahnya.
Ia duduk di tepi tempat tidur, sembari menggerakkan kakinya kedepan dan kedepan perlahan. Sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba pintu terdengar diketuk dari luar. Ia beranjak dari duduknya dan langsung membuka pintu kamarnya.
"Maaf, Tuan. Ini koper Anda."
Ariel menatap penjaga di depannya dari bawah keatas, penampilannya tidak jauh berbeda dengan laki-laki seusia Ariel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAMDRA [ Completed ]
Romansa"Samudra, ayo janji. Samudra nggak bakalan ninggalin Ariel, kan?" "Janji." - "Pada akhirnya, dia yang pernah ku anggap bisa membuatku berteduh dari hujan, kini membuatku tenggelam di dasar kolam penuh kesedihan. Selamat datang luka dan selamat tin...