happy reading.
Acara makan malam di meja makan berlangsung gaduh dari tadi. Pasalnya yang kecil terus saja merengek meminta sisa ayam goreng yang tersisa satu di piring. Tetapi yang lebih tua malah tidak mau mengalah, ia juga menginginkan ayam goreng itu. Walau sebenarnya hanya untuk menjahili yang lebih kecil.
"Buna, Amma, ayam goleng nya buat Azgal aja," pinta Azgarial kepada Ariel dan Qiyra yang sibuk dengan makanan mereka. Pusing jika di ladeni.
"Enak aja, ini punya appa!"
"Punya Azgal! Udah tua nggak mau ngalah ama Azgal. Buat Azgal aja ya, Appa?" Mata Azgarial berkedip-kedip lucu, mencoba meluluhkan Vincent yang tengah memegangi piring berisikan satu paha ayam goreng.
"Punya appa! Buat sendiri sana." Vincent mengambil paha ayam goreng itu, ia mengarahkan ke mulutnya, ia juga melirik kearah Azgarial yang menatap kesal padanya.
'Emang enak dikerjain.' batinnya.
Belum sempat ayam goreng itu masuk kedalam mulutnya, tiba-tiba saja Azgarial menangis. Membuat Ariel langsung sigap menenangkan si kecil.
"Astaga, kamu gitu aja nangis, cengek banget." Ariel mengusap-usap punggung Azgarial yang sedikit bergetar.
"Appa jahat Buna," ucapnya menunjuk Vincent.
Merasa perbuatannya keterlaluan, ia pun memilih mengalah dan memberikan ayam goreng yang ia pegang untuk Azgarial.
"Jangan nangis, Bocah. Ini." Vincent meletakkan ayam goreng itu di piring Azgarial.
Azgrial tersenyum. "Terimakasih, Appa."
"Hm."
Qiyra yang dari tadi menyimak hanya bisa geleng-geleng kepala. Benar-benar dua makhluk ini membuatnya pusing tujuh kepayang.
Padahal sudah tua, masih saja suka menjahili.
Acara makan malam selesai. Mereka berempat kini berada di ruang tamu sekedar berkumpul.
Qiyra dan Vincet duduk di sofa, dengan laptop yang berada di pangkuan Vincent dan Qiyra yang sibuk membaca koran.
Ariel? Tentu saja bersama Azgarial. Mereka berdua duduk berlesehan di karpet berbulu warna coklat yang berada di sebelah sofa.
Ariel sedang menemani Azgarial menggambar.
"Buna, walna melah." Ariel memberikan krayon berwarna merah.
"Buna, walna kuning." Ariel memberikan krayon berwarna kuning.
"Buna, walna hitam." Sama seperti sebelumnya, ia kembali memberikan warna krayon yang Azgarial minta.
"Buna, yey! Selesai!" ucap Azgarial girang menatap gambarnya sambil tersenyum.
Ariel penasaran, gambar seperti apa yang di gambar oleh Azgarial hingga ia tersenyum seperti itu.
Ia melihat gambar yang di buat Azgarial. Hanya sebuah gambar lima manusia lidi yang ia lihat.
"Wah, gambar Azgar bagus," puji Ariel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAMDRA [ Completed ]
Romance"Samudra, ayo janji. Samudra nggak bakalan ninggalin Ariel, kan?" "Janji." - "Pada akhirnya, dia yang pernah ku anggap bisa membuatku berteduh dari hujan, kini membuatku tenggelam di dasar kolam penuh kesedihan. Selamat datang luka dan selamat tin...