happy reading!
Indonesia, 11.30 siang.
Ariel melangkah keluar dari mobil dengan jantung yang berdebar-debar kencang. Ini pertama kalinya setelah sekian lama ia menginjakkan kakinya kembali di sini. Masih sama, tidak ada yang berubah. Hanya saja, sekarang rumah yang dulu menjadi tempat untuknya berteduh sudah di penuhi oleh banyak daun-daunan dan rerumputan di sekelilingnya.
Azgarial yang sedang menggandeng tangan Ariel mendongakkan kepalanya menatap Ariel. "Buna, kita dimana?"
"Rumah Buna, ayo." Ariel melangkah masuk kedalam dengan Azgarial yang ia gandeng.
Azgarial menatap bingung setiap sisi dan sudut ruangan, tempat apa ini? Pikirnya.
"Buna, Amma dan Appa dimana? Pas Azgal bangun tadi meleka nggak ada."
"Nanti ya sayang, kamu disini dulu. Buna tinggal sebentar, jangan kemana-mana." Setelahnya Ariel pergi entah kemana, menyisakan Azgarial yang terduduk disofa dengan raut wajah penuh tanda tanya.
Pasalnya seingatnya, ia sedang tertidur nyenyak dikamar tidur. Bangun-bangun ia sudah berada di dalam mobil, jadi ia tak tau kenapa bisa berada di sini. Amma dan Appanya juga tidak ia lihat saat terbangun, Azgarial rindu mereka.
Bosan juga menunggu Bunanya kembali. Azgarial pun memutuskan untuk mengelilingi ruangan. Kaki kecilnya melangkah dan melangkah, tanpa takut akan ada hewan atau penculik yang akan menculiknya dirumah ini. Mungkin saja, bukan? Ia saja tak kenal ini rumah siapa.
Beberapa menit berjalan, ia melihat sebuah pintu yang sedikit terbuka di lantai lantas. Jiwa penasaran seorang balita bergejolak, ia pun melangkah menaiki anak tangga hingga sampailah ia di depan pintu itu.
Krekk ...
Tangan kecilnya mendorong pintu itu perlahan-lahan, tidak ada yang aneh, hanya seperti kamar pada umurnya.
Saat akan berbalik badan untuk menjauh, tiba-tiba suara benda pecah mengagetkannya. Ia kembali menolehkan kepalanya menatap lagi kedalam kamar. Terlihat seekor kucing langsung berlari melompat dari jendela saat Azgrial berjalan memasuki kamar.
Azgarial melirik kearah benda yang dipecahkan oleh kucing itu, ternyata hanya sebuah bingkai foto. Lama mengamati bingkai foto itu, ia penasaran, siapa sosok di balik foto itu?
Ia menyeka pecahan beling yang berada di sekeliling foto dengan hati-hati, takutnya beling nya melukai tangan kecilnya.
Mata nya mengerjap-ngerjap heran menatap foto yang sedang ia pegang. Foto siapa ini?
"Ini siapa? Ganteng juga, tapi masih gantengan Azgal kemana-mana," gumamnya.
Dan tanpa sadar, Azgarial sudah membuat seseorang harus mencarinya dengan perasaan was-was. Siapa lagi kalo bukan Ariel. Ia sekarang sedang pusing mencari keberadaan Azgrial yang sudah tidak ada di sofa saat ia kembali. Padahal hanya pergi sebentar, tapi bocah itu sudah membuat ulah saja.
Namun tiba-tiba terdengar suara benda pecah dari lantai lantas yang langsung membuat Ariel berlari menuju sumber suara. Ia melihat pintu kamarnya terbuka, mungkin bocah itu ada didalam disana.
Dan dugaannya benar, ia melihat Azgarial yang tengah berdiri membelakanginya. Saat akan mengeluarkan suara untuk meneriaki nama bocah itu, Azgarial sudah lebih dulu berbalik badan dan menatap padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAMDRA [ Completed ]
Romance"Samudra, ayo janji. Samudra nggak bakalan ninggalin Ariel, kan?" "Janji." - "Pada akhirnya, dia yang pernah ku anggap bisa membuatku berteduh dari hujan, kini membuatku tenggelam di dasar kolam penuh kesedihan. Selamat datang luka dan selamat tin...