happy reading!
Mereka sampai di tujuan, di sebuah cafe berbintang yang berada di kotanya. Banyak mobil dan motor yang terparkir diparkiran, menandakan sudah banyak orang didalam.
Ariel keluar dari mobil dengan perasaan yang campur aduk, ia baru ingat di mobil tadi. Jika ini acara alumni kelasnya, maka otomatis dia akan datang juga, kan?
Tidak, tidak. Kenapa ia sampai lupa? Rasanya ingin pulang saja sekarang.
"Je, gue mau pulang aja." Ariel menghentikan langkah Jevan dengan menarik tangannya. Sementara Reza berjalan duluan masuk kedalam.
"Huftt ... Ariel, tenang, oke? Gue tau apa yang lo pikirin sekarang. Nggak papa, gue ada." Jevan mencoba meyakinkan Ariel dengan menepuk-nepuk pundaknya.
Setelah diyakinkan oleh Jevan, akhirnya Ariel mengangguk.
Mereka kembali melangkah menuju ke dalam. Terdengar bunyi lonceng saat pintu dibuka. Semua orang langsung menengok ke sumber suara.
"Je, El! Tinggal kalian berdua yang di tunggu, sini!" Vlou, perempuan itu menarik tangan mereka berdua untuk segera duduk di kursi.
Tempat yang di duduki oleh mereka adalah kursi yang berhadap-hadapan. Jadi posisinya mejanya memanjang, kursi di bagian kiri sepuluh, sebaliknya kursi yang di bagian kanan juga sepuluh.
Di depan Ariel terdapat seseorang yang sedang tertidur dengan tangan sebagai bantalan, tapi Ariel tak dapat melihat wajahnya, pasalnya ia menyembunyikan wajahnya di kedua lipatan tangannya.
Ariel menatap satu persatu orang-orang yang berada di meja yang sama dengannya, ia tak melihatnya, dimana?
Ah, kenapa juga Ariel mencarinya.
Acara dimulai, mulai dari memakan makanan bersama, minum bersama, terakhir bermain dan bercanda.
Ariel mengernyitkan dahi menatap orang di depannya ini. Sudah hampir setengah jam tak bangun-bangun. Makan dan minum saja tidak.
Vlou yang berada di samping orang itu menoleh, menepuk jidat, lalu menggoyang-goyangkan tubuh orang itu
"We, bangun. Molor mulu lo!"
Terdengar erangan saat tidur orang itu di ganggu, perlahan-lahan ia mendongakkan kepalanya dengan mata yang setengah terbuka.
Mata Ariel membola saat itu juga, menatap wajah seseorang yang berada di depannya.
Pantas saja Ariel tak menemukannya dari tadi, ternyata orang nya saja berada tepat di depan matanya.
*****
"Amma, kenapa buna belum bangun?"
"Sebentar lagi, sayang."
Ariel perlahan membuka mata, pertama kali yang ia lihat adalah Azgarial yang berada di sisi kanannya, saat menoleh kesisi kiri ternyata ada Qiyra di sampingnya.
Tau Ariel sudah terbangun, Qiyra segera turun dari tempat tidur. "Azgar, jaga buna mu, oke? Amma kebawah dulu ngambilin sarapan buat buna."
"Iya."
Qiyra keluar menuju dapur, menyisakan Azgarial dan Ariel di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAMDRA [ Completed ]
Romance"Samudra, ayo janji. Samudra nggak bakalan ninggalin Ariel, kan?" "Janji." - "Pada akhirnya, dia yang pernah ku anggap bisa membuatku berteduh dari hujan, kini membuatku tenggelam di dasar kolam penuh kesedihan. Selamat datang luka dan selamat tin...